Tempat Wisata di Kabupaten Bandung Tekor 80 Persen

Obyek wisata di Kab. Bandung. (Ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



BANDUNG, hajinews.id – Penyebaran virus corona atau Covid-19 sangat memukul industri pariwisata di Tanah Air, tak terkecuali di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Akibat corona yang makin meluas, perusahaan dan pengusaha pariwisata di Kabupaten Bandung merugi 50 persen hingga 80 persen.

“Penurunan paling rendah itu 30 persen, paling tinggi 70-80 persen,” ungkap Yoharman Syamsu, Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, Jumat (20/3/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sejauh ini Pemerintah Kabupaten Bandung belum membuat kebijakan untuk meminta tempat wisata ditutup sementara guna mengantisipasi penyebaran corona.

Yoharman menyebutkan awal mula pariwisata di Kabupaten Bandung merugi dimulai sejak Jumat (13/2/2020). Pemerintah daerah pun hingga kini belum menginstruksikan penutupan tempat wisata. Meski begitu sudah beberapa wisata tutup untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran Covid-19.

“Kita tidak menutup sepenuhnya, tetap ada pelayanan. Tetapi, mereka harus memberikan pelayanan seperti hand sanitizer atau pun sabun disiapkan di masing-masing destinasi dan restoran,” jelas Yorharman.

Berdasarkan data yang dimiliki Yoharman, ada beberapa tempat wisata dan penyedia restoran serta penginapan yang sudah tutup. “Rumah Makan Nenek di Ciwidey tutup, Pesona Nirwana tutup. Yang belum mengambil keputusan untuk menutup tetap memberikan pelayanan,” ujar dia.

Hal tersebut dibenarkan oleh Marcelinus, Markom Glamping Lakeside. Marcel menyebutkan kerugian akibat wabah Covid-19 ke jumlah pendapatan Glamping Likeside mencapai 80 persen. “Pendapatan berkurang hampir 80 persen,” ujar Marcel, Jumat (20/3/2020).

Menurut dia penurunan pendapatan pun beriringan dengan penurunan jumlah wisatawan asing ke lokasi wisata. Penurunan jumlah wisatawan, menurut Marcel, terjadi sejak awal Februari lalu.

Wisatawan asing yang kerap mengunjungi Glamping Lakeside banyak berasal dari Asia khususnya Singapura, China dan Malaysia. “Sudah lama tidak ada, sejak awal Februari hampir enggak ada. Banyaknya kan Asia; Singapura, China, Malaysia. Kita dari awal Februari sudah berkurang hampir tidak ada,” terangnya.

Marcel menambahkan pihaknya sejak hari Jumat (20/3/2020) sudah mulai menutup pelayanan wisata. Dia pun akan mengikuti keputusan dari pemerintah. “Kita mengikuti saja apa dari pemerintah,” ucapnya. (rah/detik)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *