Skenario Buruk Ekonomi RI: Pertumbuhan 0 Persen, Utang Bertambah

Menkeu Sri Mulyani. (Foto: Wartaekonomi)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Dampak penyebaran virus corona alias Covid-19 di Indonesia yang belum genap sebulan sudah sangat terasa ke berbagai lini kehidupan, utamanya perekonomian. Berbagai sektor usaha tutup dan gelombang PHK sudah banyak terjadi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani tak menampik bila pandemi corona tidak segera tertangani maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bukan tidak mungkin bisa hancur ke 0 persen, dari yang tadinya ditarget masih bisa tumbuh di kisaran 4 persen.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sri Mulyani mengaku sudah menyiapkan berbagai skema untuk penanganan corona, termasuk jika menghadapi kondisi terburuk, apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia turun drastis hingga 0 persen.

Menurut Sri Mulyani, skenario terburuk tersebut bisa terjadi jika wabah corona berlangsung dalam waktu yang lama, yakni lebih dari enam bulan. Faktor lainnya yaitu lockdown, kebijakan yang hingga kini masih dihindari pemerintah.

Adapun beberapa sebab lain mulai dari harga minyak terus merosot, perdagangan internasional menurun, hingga sektor penerbangan yang mengalami tekanan hingga 75 persen.

“Jika durasi Covid-19 bisa lebih dari 3 sampai 6 bulan, kemudian lockdown, serta perdagangan internasional bisa drop di bawah 30 persen, penerbangan drop sampai dengan 75 persen hingga 100 persen, maka skenario bisa menjadi lebih dalam, pertumbuhan ekonomi bisa di kisaran 2,5 persen bahkan 0 persen,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (20/3/2020).

Sedangkan jika penanganan bisa berjalan baik, Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi dapat bertahan di atas angka 4 persen. Kendati begitu, ia belum bisa berasumsi lebih jauh terkait pertumbuhan ekonomi tahun ini lantaran dinamisnya ekonomi global dan domestik.

Di dalam APBN 2020, target pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3 persen. Sementara Bank Indonesia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi hanya 4,2-4,6 persen, dari sebelumnya 5,0-5,4 persen.

Sementara itu Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menyatakan ekonomi dan keuangan global saat ini mengalami krisis karena pandemi virus corona yang telah mewabah hampir ke seluruh negara.

Pernyataan tersebut dilontarkan Ketua Komite Moneter dan Keuangan Internasional Lesetja Kganyago dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva setelah panggilan konferensi hari ini dari Komite Moneter dan Keuangan Internasional.

“Kita berada dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana pandemi kesehatan global telah berubah menjadi krisis ekonomi dan keuangan. Dengan penghentian mendadak dalam kegiatan ekonomi, output global akan berkontraksi pada tahun 2020,” terang IMF dalam pernyataannya, seperti ditulis Sabtu (28/3/2020). (rah/berbagai sumber)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *