Hikmah Pagi: Api Yang Allah Padamkan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id,- Allah berfirman dalam Alquran Surat Albaqarah ayat 17:

“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.”
QS Al Baqoroh : 17

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, makna dari perumpamaan tersebut adalah bahwa Allah menyerupakan tindakan mereka (orang munafik, red) membeli kesesatan dengan petunjuk dan perubahan mereka dari melihat menjadi buta, dengan orang yang menyalakan api. Ketika api itu menerangi sekitarnya, dan ia dapat melihat apa yang berada di sebelah kanan dan kirinya, tiba-tiba api itu padam sehingga ia benar-benar berada dalam kegelapan, tidak dapat melihat dan tidak pula memperoleh petunjuk.

Kondisi seperti itu ditambah lagi dengan keadaan dirinya yang tuli sehingga tidak dapat mendengar, bisu sehingga tidak dapat bicara, dan buta sehingga tidak dapat melihat. Oleh karena itu, ia tidak akan dapat kembali ke tempat semula. Demikian pula keadaan orang-orang munafik yang menukar kesesatan dengan petunjuk, dan mencintai kebathilan dari pada kelurusan. Dalam perumpamaan ini terdapat bukti bahwa orang-orang munafik itu pertama kali beriman kemudian kafir.

Ustadz Umar Faqihuddin S.Pdi menulis, pernahkah mengalami kejadian, merasa gelap dalam kehidupan?. Tak tau apa yang harus dilakukan. Seperti gelapnya malam tanpa sedikit pun cahaya menunjukan.

Mencoba dengan memantik setitik api dinyalakan. Untuk menyalakan api harapan. Tampaklah sekitarnya seperti solusi mencerahkan.

Begitu meluas agak terang jalan. Cahaya itu Allah padamkan. Dan terus berulang dilakukan. Terjebak, dalam sebuah hukuman. Menjelma seperti kutukan.

Buta, bisu, tuli dan tak akan di kembalikan. Hanya bisa mengira, meraba, tanpa bisikan dan kejelasan. Cahaya kehidupan yang padam begitu menggelisahkan.

Mengandalkan cahaya bantuan. Mengikuti sana sini dalam ikut-ikutan. Seperti sekilas cahaya kilat menunjukkan. Sebentar kemudian hilang, tinggal gelap samar bayangan.

Dalam narasi yang hebat Allah menjelaskan. Tentang bingungnya kemunafikan. Tiupan yang memadamkan cahaya iman. Agar hadir sebuah kewaspadaan.

Ramadhan. Ia hadir menjadi obat bagi orang-orang beriman. Agar terbasuh kotoran kemunafikan. Dengan taqwa yang di tingkatkan. Kembali bercahaya hati dengan taqwa menunjukan.

Sebuah hikmah dalam kehidupan. Allah ciptakan Ramadhan. Untuk menjernihkan hati, badan dan pikiran. Untuk sarana kembali menemukan. Cahaya iman yang redup nyaris padam dalam kegelapan.

Semoga Ramadhan kita penuh kesungguhan. Tak hanya solusi rezeki kita dapatkan, tapi juga solusi hati dan semua persoalan. (gwa).

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *