Puasa Suku Eskimo, Siang Hari 24 Jam Kapan Berbuka?

Suku Eskimo di Kutub Utara (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id- Bersyukurlah kita yang berada di bawah garis katulistiwa, antara siang dan malam seimbang 12 jam. Sehingga waktu puasa dari terbut fajar hingga terbenam matahari sekitar 12  jam.

Ini berbeda dengan di kutub utara, misalnya warga suku Eskimo. Siang terus saat musim panas, malam terus saat musim dingin. Buka puasa bisa 24 jam kalau mengikuti kaidah “terbit fajar-terbenam matahari.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mereka tidak bisa menikmati teriknya siang dan gelapnya malam layaknya kita yang tinggal di daerah tropis. Sedangkan datangnya bulan Ramadan tak selalu di musim-musim tersebut.

Melansir The Atlantic, komunitas Muslim di Norwegia yang terletak di kawasan Kutub Utara tersebut, mereka mengikuti waktu Makkah untuk menjalankan ibadah puasa.

Dalam kajian fiqih, agama Islam dikenal sebagai agama yang tidak menyebabkan kesulitan atau beban di luar kemampuan penganutnya. Kemudahan dan memfasilitasi adalah karakter utama dari Islam.

Saat bulan Ramadan, seorang muslim diwajibkan untuk berpuasa saat mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Tetapi, di beberapa tempat dengan keadaan yang sulit, misalnya saja siang yang lebih lama ketimbang malam, syarat untuk waktu puasa itu dinilai berat.

Untuk itu Islam memiliki solusi dan pemecahannya. Menurut DR. Abdul Manan, seorang pemuka agama di Islam Society of Northern Finland, ada dua cara pemecahan terkait menentukan waktu sahur dan berbuka.

Menurut DR. Abdul Manan, seorang pakar lulusan dari Mesir, mengatakan jika lama siangnya lebih dari 18 jam maka seseorang dapat mengikuti waktu Mekah atau Madinah. Tetapi ada pula yang mengatakan untuk mengikuti waktu dari negara muslim terdekat.

” Tetapi ada pendapat lain dari cendikiawan asal Arab Saudi yang mengatakan panjang atau pendeknya waktu, ikutilah waktu tempat kamu berada,” ungkapnya.

DR. Muzammil Siddiqi, mantan presiden Islamic Society of North America menambahkan, muslim yang terletak di dekat Kutub Utara atau Kutub Selatan mengalami waktu yang berat.

Itu karena posisi matahari yang saat di Kutub Utara dan Selatan, yang tidak biasa. Matahari terkadang berada di bawah 90 derajat Utara turun ke 60 derajat Utara dan 90 derajat selatan naik ke 60 derajat Utara. Selain itu, panjang dan pendeknya dipengaruhi oleh musim panas atau musim dingin.

Oleh karena itu, Siddiqi mengambil jalan tengah dengan berlandaskan pada ayat di Al Baqarah ayat 286 yang berbunyi ” Ällah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapatkan pahala (dari kebajikan) yang dikerjadikannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang diperbuatnya…” (fur)

Sumber: onislam.net, bbc.com

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *