Rocky Gerung: Para Dokter yang Meninggal karena Kebijakan yang Buruk

Rocky Gerung. (Dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Banyaknya dokter yang gugur karena terpapar virus Corona alias Covid-19 dari pasien menjadi keprihatinan mendalam. Pengamat politik Rocky Gerung ikut angkat suara dengan menyoroti banyak gugurnya tenaga medis yang berjuang melawan Corona tak bisa dilepaskan dari kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi ini.

Dalam pandangan Rocky, faktor kepemimpinan negara dalam mengatasi wabah Corona  sangat berpengaruh pada dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat termasuk dalam hal jatuhnya korban jiwa.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rocky menyatakan para dokter yang meninggal akibat wabah Corona justru bukan karena virus itu sendiri melainkan terdampak dari sistem penanganan yang buruk. “Saya menganggap bahwa dokter-dokter yang meninggal, mereka tidak meninggal karena Covid, tapi karena kebijakan politik yang buruk,” kata Rocky di Jakarta, Selasa (29/4/2020).

Dia mencermati sikap pemerintah yang kerap dinilai lamban dan menyepelekan sejak awal kasus ini muncul menjadi masalah besar yang terjadi saat ini. Bila sejak awal pemerintah cepat mengantisipasi dan tak meremehkan Corona  maka penyebaran virus tersebut dan jatuhnya korban jiwa dari kalangan dokter bisa ditekan sejak dini.

Rocky menilai ada faktor kepemimpinan yang tidak kuat karena terbukti wabah bisa mencapai angka kritis lebih 5.000 kasus positif.  Dia juga menilai kekecewaan masyarakat akhir-akhir ini akibat kebijakan pemerintah pusat yang tak tepat dalam menangani kasus Corona  sangat mengkhawatirkan.

Menurut filsuf dari Universitas Indonesia itu pemimpin-pemimpin yang sukses menangani Corona adalah mereka yang memiliki kepemimpinan yang kuat, strong leadership, tidak peduli apakah sistem pemerintahannya otoriter atau demokrasi. Selain itu, pemimpin yang memiliki ethics of care.

“Jika kedua karakter itu tidak terdapat pada pemimpin Indonesia saat ini maka rumus sosiologi akan terjadi.  Di dalam keadaan lake of legitimacy, maka social unrest akan terjadi,” jelas dia.

Sementara itu Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyebutkan hingga Rabu (29/4/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 131 orang yang sembuh sehingga 1.522 pasien COVID-19  dinyatakan sembuh dari 10.118 orang yang terkonfirmasi positif.

“Sedangkan pasien yang meninggal sebanyak 792 orang. Jumlah pasien dalam pengawasan sebanyak 21.827 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 230.411 orang,” kata Yurianto di Jakarta, Kamis (30/4/2020). Data tersebut menunjukkan penambahan bila dibandingkan sehari sebelumnya, yaitu jumlah kasus positif bertambah 347 orang dan pasien meninggal bertambah delapan orang.

Adapun jumlah tenaga medis yang meninggal akibat terinfeksi Corona hingga pertengahan April lalu mencapai 44 orang, terdiri dari 32 dokter dan 12 perawat. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *