Rocky Gerung soal Relaksasi PSBB: Logika Pemerintah Ngaco

Rocky Gerung. (net)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Rocky Gerung ikut mengkritik tajam wacana relaksasi atau pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang disampaikan pemerintah melalui Menko Polhukam Mahfud MD. Rocky mencermati wacana relaksasi PSBB tersebut tidak tepat dan membahayakan meski jumlah korban Covid-19 mengalami penurunan saat ini.

“Turunnya pasien virus bisa terjadi kalau rakyat di-freeze. Logikanya pemerintah ini ngaco. Dia mendatangkan alat deteksi tapi melakukan relaksasi atau memperlonggar peluang penyebaran virus,” tegas Rocky Gerung dalam Diskusi Virtual bersama pengamat politik Hendri Satrio dan Dr Daeng M Faqih dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Rabu (6/5/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rocky mengamati bahwa wacana untuk pelonggaran PSBB dilakukan dengan ketiadaan data. “Yang ajaib adalah, dengan ketiadaan data karena lemahnya tes dan koordinasi, pemerintah malah melakukan pelonggaran PSBB,” kata Rocky.

Dia menekankan data adalah sumber yang sangat penting untuk mengambil suatu kebijakan yang strategis. “Dari awal pemerintah menyampaikan data ini secara samar-samar. Bagaimana mungkin data intelijen dapat dipakai oleh medis?” ujar Rocky mempertanyakan.

Selanjutnya Rocky berpendapat masyarakat dapat mandiri dalam bertahan dan memutuskan langkah yang mereka ambil dengan mengesampingkan data yang diberikan oleh pemerintah apabila data tersebut tidak cukup valid.

“Rakyat sekarang tahu apa yang perlu dilakukan. Tidak perlu lagi pemerintah bicara terus-menerus, karena rakyat sudah mencari data sendiri, sehingga bisa berbuat sendiri,” tegasnya.

Senada dengan Rocky, anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Syahrul Aidi Maazat mengaku heran dengan langkah Menko Polhukam Mahfud MD dan juga Menhub Budi Karya Sumadi yang selalu mencari celah untuk melakukan pelonggaran atau relaksasi di tengah pandemi Corona.

Syahrul menilai langkah mencari celah untuk merelaksasi itu terlihat seolah mengkomodir kepentingan segelintir orang, tanpa memerhatikan jumlah pasien positif virus corona yang terus bertambah setiap hari. “Pemerintah sangat lalai dari awal dan sekarang mulai lagi dengan kelalaiannya. Para menteri mulai dari Menko Polhukam sampai Menhub selalu mencari cara untuk melakukan relaksasi di tengah pandemi yang luar biasa ini,” tegas Syahrul dalam keterangannya, Rabu (6/5/2020). (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *