Belajar Bijak

Hamdan Juhannis
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Belajar Bijak
Oleh: Hamdan Juhannis

“Keheningan itu mengapungkan kenangan, mengembalikan suka yang hilang, menerbangkan amarah, mengulang manis keberhasilan dan indah kegagalan.” Sebuah untaian ekspresif yang saya dapat dari seseorang tentang penggambaran kekuatan jiwa yang diraih dari kebiasaan mensunyikan diri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Keheningan itu adalah proses pensucian jiwa, pengulitan ruh, dan pemarutan wujud. Keheningan fasilitas terang dalam kegelapan sinar. Keheningan itu wadah bersuka ria dengan diri, atau melepaskan duka dengan raungan hati. Keheningan itu bukan pengasingan tapi penataan diri yang cenderung liar. Jadi keheningan itu adalah pertapaan, ruang penciptaan liang meditasi, bukan gua yang berada di sela-sela gunung berbatu, tapi di atas sajadah, tempat tidur, di teras rumah atau bahkan di dalam kendaraan. Yang suka berhening begitu cepat tanggap terhadap cacat kemanusian yang menimpanya, peka menemukan kesalahan sendiri, dan sensitif terhadap denyut di sekitarnya meskipun senyap.

Agama menyediakan ruang keheningan, karena disanalah kebatinan tersimpul, kedamaian terbingkai, ketentraman terajut, atau kesejahteraan terasa yang menjadi misi utama kehadiran agama. Keheningan membuat jiwa berani berselancar tanpa batas dan bergaul dengan pernik zaman yang sudah terpapar luas oleh Sang Pencipta. Sisi hidup tanpa keheningan, pastinya dipenuhi oleh kehura-huraan. Hidup yang selalu ingin meriah dan hingar-bingar, muaranya adalah jasmani yang terperangkap atau terasing dalam keramaian.

Lailatul qadr adalah puncak dari fasilitas keheningan. Malam berkeluh kesah sebagai makhluk. Saat memperhadapkan jiwa yang haus, waktu meratapi diri sebagai hamba yang tak tahu diri. Kanal penyerahan diri tatkala merasa selalu benar sendiri. Lailatul qadar sebagai malam reformasi diri, permohonan penetapan ulang terhadap suratan takdir.

Ekstasi keheningan ditandai dengan tidak lagi terikat oleh ruang dan waktu. Tidak butuh malam untuk menunduk, dan tidak terganggu oleh siang untuk melakukan pengosongan. Orang yang selalu memaksimalkan keheningan, itulah orang yang suka bermimpi di saat bangun. Mimpinya bukan sekadar bunga-bunga tidur tapi laksana kincir yang terus berguling dan menjadi sumber tenaga kehidupan. Pengheningan sejatinya produk yang sudah menjadi bagian dari tradisi. Faktanya, anda sering “mengheningkan cipta” pada upacara bendera kan?

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *