Konspirasi Covid-19 Pasti Merana, dalam Perspektif Logika Al Qur’an

Eggy Sudjana,Pendiri PPMI
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh DR. H. Eggi. Sudjana Mastal, SH.,MS.i

Virus corona yang mulai dimunculkan akhir tahun 2019, kemudian menjadi mendunia setelah Wuhan salah satu Provinsi Cina pada bulan januari 2020 menjadi kota di dunia yang pertama kali melakukan lockdown untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 ke seluruh dunia, dalam perjalanan waktu yang cukup cepat pada bulan maret telah menyebar hampir di seluruh dunia sudah terdampak virus Covid-19 ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengumumkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global. Hal ini diumumkan Rabu (11/3/2020) malam. Dalam waktu kurang dari tiga bulan, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 126.000 orang di 123 negara, dari Asia, Eropa, AS, hingga Afrika Selatan. “Dalam dua minggu terakhir jumlah kasus di luar China telah meningkat tiga belas kali lipat dan jumlah negara yang terkena dampak meningkat tiga kali lipat,” kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesusus dalam konferensi pers di kantor pusat WHO di Jenewa.

Ibukota Negara DKI Jakarta resmi ditetapkan sebagai wilayah yang memberlakukan pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan virus corona COVID-19. Keputusan ini tertuang dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia bernomor HK.01.07/MENKES/239/2020 tertanggal 7 April 2020. Menkes Terawan Agus Putranto menyatakan bahwa PSBB di DKI Jakarta dilaksanakan berdasarkan hasil kajian epidemiologi dan pertimbangan kesiapan daerah dalam aspek, sosial, ekonomi, dan aspek lainnya.

Bahwa data yang ada menunjukkan adanya peningkatan dan penyebaran kasus corona COVID-19 yang signifikan dan diiringi dengan adanya transmisi lokal di DKI Jakarta. “Menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Wilayah Provinsi DKI Jakarta Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan diberlakukan secara efektif pada tanggal 10 April 2020.

Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan wabah virus corona Covid-19 sebagai bencana nasional. Penetapan ini dilakukan lewat penerbitan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai BENCANA NASIONAL. Kemudian disusul Penetapan wilayah – wilayah lainnya seperti Jawa barat, Jawa Timur, Jawa tengah, Sumatera selatan dan lain sebagainya.

Selama kurang lebih 3 bulan masyarakat Indonesia patuh menjalankan untuk melakukan Phsycal Distancing dan Social distancing untuk mencegah penyebaran Covid-19 bahkan Masjid-masjid sementara waktu ditutup juga tempat-tempat umum lainnya, tentunya rakyat berharap mendapatkan perlindungan penuh dari Pemerintah Pusat sebagai penyelenggara Negara dalam hal kebutuhan hidup sehari-hari selama PSBB diberlakukan namun pada kenyataannya hal ini tidak dapat dipenuhi oleh Negara karena keterbatasan dana dan banyaknya praktek-praktek korupsi yang memanfaatkan situasi pandemic ini untuk memperkaya diri dan golongannya.

Bahwa sejalan dengan perjalan waktu makin hari makin memberatkan semua pihak baik rakyat, pengusaha dan pemerintah ternyata tidak mampu berbuat maksimal untuk memperbaiki keadaan, pertumbuhan ekonomi turun drastis. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia cukup terhantam keras dengan penyebaran virus Corona. Tidak hanya kesehatan manusia, virus ini juga mengganggu kesehatan ekonomi di seluruh dunia. Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam skenario terburuk bisa minus 0,4 persen. “Pertumbuhan ekonomi kita berdasarkan assessment yang tadi kita lihat, BI, OJK, LPS, dan kami memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan turun ke 2,3 persen, bahkan dalam skenarionya yang lebih buruk, bisa mencapai negatif 0,4 persen,” ungkapnya dalam telekonferensi di Jakarta, Rabu (1/4).

Dampak Covid 19 yang begitu dahsyat menghantam seluruh sendi-sendi kehidupan nyaris semua potensi sudah dikerahkan dengan maksimal namun tetap saja tidak dapat memperbaiki keadaan justru situasi ekonomi, politik dan social di Indonesia makin memburuk jika dibiarkan Negara bias cheos.

Dalam menganalisa keadaan ini maka sebagai bangsa yang mengakui adanya tuhan yang maha esa yang termaktub dalam UUD 1945 dan Pancasila maka sudah seharusnya kita khususnya umat Islam Indonesia mendekatkan diri kepada ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA untuk mendapatkan pertolongan dari zat yang maha agung
Dalam beberapa kejadian hari ini patut diduga kuat bahwa mereka (Tenaga Medis) cuma korban penipuan , semua ini settingan, bohongan. Virus Covid-19 beneran ada dan seperti jenis penyakit flu lainnya, tapi lebih ringan, namun mudah Menular karena sudah di tambahi asam amino 4x lipat

Ada 1000 orang lebih sembuh, tapi tidak dipublikasi bagaimana cara sembuhnya, padahal sakitnya cuma seputar Tenggorokan dan batuk. Hal ini jelas menimbulkan kecurigaan public karena kalau sampai bocor cara sembuhnya Isu Covid 19 ini tidak mengerikan lagi lantas kacaulah rencana-rencana busuk mereka dalam mengolah isu Covid-19 ini karena Masyakarat akan melawan dan terbukti hari ini sudah banyak perlawanan-perlawanan rakyat yang melakukan perlawanan atas aturan PSBB di beberapa daerah.

Saat bu Siti Supari “Pendekar Virus Indonesia” adalah Menkes Periode SBY yang melakukan perlawanan kepada WHO. Negara lain acungi jempol karena WHO “KEOK”, sehingga negara lain tidak ikut kena wabah buatan ini. wabah settingan dengan code Flu Burung tidak jadi menyerang Indonesia, beda dengan Menkes Periode Jokowi-Ma’ruf saat ini cenderung nrimo dan mengikuti semua apa yang menjadi keinginan WHO padahal situasi hari ini sangat membahayakan kondisi Politik, Ekonomi dan social di Negara kita. Dokter terawan hari ini sudah disingkirkan, jangan sampai melawan seperti Bu Siti Supari mantan Menkes zaman SBY tersebut

Konspirasi Covid-19 ini terkait masalah Riba, masalah segelintir orang yang pengen kaya dan mau hidup 1000 thn lagi. Allah sudah sebutkan orang orang ini paling tamak terhadap harta dunia, Dokter dan tenaga medis hanya korban karena tidak bisa menolak siapapun pasiennya, seharusnya masyarakat yang dikasih tahu agar jangan kerumah sakit selain sakit jantung, stroke, diabetes akut dan penyakit mematikan lainnya. Covid-19 ini cuma sakit flu biasa, silahkan tanyai kepada orang yang sudah kena, memang menyebalkan sakitnya, ringan tapi lama efeknya begitu Informasi dari warga yang PDP.

Banyak pasien yang sudah positif dirawat seperti informasi dari rekan saya yang di isolasi di Unair lalu dipindah ke PHC, pengobatannya sampai sembuh hanya dikasih vitamin C & Vitamin E, dikasih makan buah-buahan sehari dengan dosis 2 buah pagi, 2 buah sore, banyak istirahat dan pereda nyeri kalau ada sakit tenggotokan dan di uap jika sesak nafas selama 14 Hari begitu sampai bosan, sampai dinyatakan sembuh dan fit kembali seperti semula.

Bayangkan kalau cara penyembuhan ini bocor ke Masyakarat, gagal lagi orang Yahudi memprovokasi dan membodohi umat islam. Ayoo kawan kawan, saat ini bukan masalah hidup mati, ini bukan wabah, ini masalah agama kita diinjak injak. Umat islam tidak boleh sholat dimasjid sampai the new normal Ini Jadi kebiasaan dan kita harus disuntik vaksin Sementara mall, pasar, tempat keramaian lain buka dan ruameee semuanya bahkan Pejabat Negara pun sempat menggelar Konser music Virtual di Bulan Ramadhan.

Seperti yang diterangkan dalam Al Qur’an Surah Al Baqarah Ayat 120 yang artinya : “ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Menurut saya dan sudah saya konsultasi kepada dokter yang tidak ingin disebutkan namanya bagaimana cara pengobatan Covid-19 :
Pertama kita harus tahu bahwa batuk bukan penyakit utama, demam bukan penyakit utama, tapi reaksi tubuh terhadap perlawanan infeksi atau lainnya, termasuk sakit tenggorokan, Kalau kita beli obat flu, isinya adalah pereda nyeri tenggorokan, pereda batuk kering, pereda demam, ada pengencer dahak juga kadang kadang
Nah dari sini kita belajar, untuk penyembuhan flu diobati sesuai dengan gejala sakitnya apa. Katakanlah COVID-19 gejala sakitnya adalah radang tenggorokan, batuk kering, demam, sesak nafas Maka pengobatannya adalah :

1. Istirahat Total (ini wajib apapun jenis sakit flu-nya, karena virus dilawan oleh antibodi). Bener-bener istirahat sampai fit, bukan sampai badan terasa enakan. Harus sampai fit, bisa 7 hari istirahatnya
2. Supplay vitamin dengan dosis double, kalau saya biasanya kena flu minum farmaton vit 2x sehari, ester C 1000mg 2x sekali, Madu 5 Sendok, Habbats Cair 5 Kapsul, Zaitun 3 Sendok.
3. Jika sesak nafas (karena semua jenis flu yang menyerang manusia memang tidak menyebabkan sesak nafas, apalagi untuk orang yang punya asma, flu pasti barengannya sesak nafas). Jadi ndak usah heran kala covid-19 katanya bikin sesak nafas, karena semua flu memang begitu broo. Nah lanjut lagi, kalau sudah sesak nafas, pengobatannya yang mujarab adalah pakai alat uap nebulizer + Ventolin cair + cairan infus (dilakukan sendiri dirumah, sangat mudah dan tidak berbahaya). Diuap sehari 3x sampai hilang sejak nafasnya, biasanya 1-3 hari Hilang sesaknya seiring dengan semakin membakar kondisi tubuh
4. Jika batuk ada dahaknya, dengan diuap ikutan sembuh batuknya, masalahnya dahak akan keluar banyak dan pasti membuat iritasi tenggorokan, sehingga membuat sakit tenggorokan, jika Sakit tenggorokan diobati dengan Metylpredynoasolon dan pereda nyeri-nya asame fenamat, biasanya 1 sampai 3x minum sudah sembuh
5. Kalau demam tinggal diturunkan dengan paracetamol (perlu diingat demam disini berhubungan dengan infeksi, biasanya infeksi di tenggorokan atau radang tenggorokan). Kalau ndak ada radang tenggorokan parah, biasanya ndak demam.
6. Hindari makan buah yang bergetah seperti melon, nanas, semangka. Disarankan makan Jeruk dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C dan E.

7. Selama pengobatan ini, istirahat total ala bedrest atau isolasi. tidak usah mikir kerjaan, tidak usah mikirin yang lain-lain (ini yang membuat masa penyembuhannya lebih cepat)

Dari ketujuh point diatas dapat kita analisa dan coba dipelajari cara penyembuhan diatas, apakah perlu kalian kerumah sakit kalau cuma sakit flu.? tidak kasihankah kita dengan para dokter, tenaga medis dan pasien sakit berat lainnya?
Akhirnya pasien sakit berat terpaksa mati karna tidak tertangani, dan kurang ajarnya lagi semua pasien penyakit berat yang mati semuanya dibilang karena covid19, agar masyarakat semakin takut. Semua Sakit flu nama virusnya Corona, ndak percaya? Cek di WHO cek di jurnal kedokteran, cek di website CDC

Jadi, ayolah saudara-saudaraku semua sebangsa dan setanah Air, jadilah rakyat yang cerdas. Jadilah pemikir yang kritis. Sakit flu yang heboh itu disebut flu Spanyol, senjata biologi pertama Amerika dalam perang dunia pertama. Tujuannya adalah membuat The FED menjadi pengendali uang di seluruh dunia.
Para elite dan warga bangsa penting merenungkan banyak makna dan hikmah mengenai perjalanan Indonesia sebagai negara-bangsa yang memiliki sejarah panjang dan dinamika suka-duka yang sarat pergumulan itu. Bahwa menjadi Indonesia tidaklah sekali jadi. Indonesia itu milik bersama dan tidak boleh menjadi bancakan kerakusan kuasa secara Feodal, oligarki, Monarki dan Transaksional. Indonesia itu bukanlah raga fisik semata, tetapi juga bernyawa sebagaimana salah satu untaian lagu Indonesia Raya: “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya.”

Hari ini dibuat lagi COVID-19 tujuannya juga sama, perkara Riba juga tenaga medis mati, dokter mati. Dibilang karena covid19. Kita yang pernah sakit flu, coba bayangkan, tidak ada waktu istirahat, pasien yang takut mati ini (baca kena flu takut mati) terus berdatangan kerumah sakit. Sementara dokter dan tenaga medis tetap harus kerja dengan baju APD, berat, sesek, capek, lelah, tidak ada waktu istirahat dan tidak boleh menolak pasien selama Ruangan masih ada. Dalam kondisi bekerja seperti ini Tim Medis kita tentunya rawan terinfeksi Covid ketika ada yang meninggal dunia terus diklaim karena covid19 ? padahal besar kemungkinan karena hal-hal lain yang ditimbulkan karena kondisi pekerjaan yang memang sangat menyiksa Tim Medis kita
Ayolah kita semua berpikir waras. Ibarat ini perang, sudah fahamkah kita siapa musuh Yang kita hadapi sesungguhnya?.. Bagaimana cara pengobatannya?.. Bagaimana cara pencegahannya?

Jangan Asal menerima berita dari corong pemerintah, corong Yahudi, Sosmed, Contoh Nyata, Real Didepan Mata dikeseharian kita perhatikan dan cermati dengan kondisi kelonggaran PSBB yang terjadi hari ini.

Kasus Perawat Ari, Meninggal 2 Hari Lalu. Berita menyebar keseluruh Indonesia bahkan mungkin dunia. Perawat mati bersama bayinya karena covid19, Semuanya langsung nyebarkan beritanya, padahal itu semua hoax, Kepala RS AL diwawancarai Tribune Surabaya. Ditanya dirawat berapa hari sampai mati ?

Jawab : Ari datang sudah dalam kondisi kritis (Apakah karena pendarahan, ataukah kelelahan + hamil muda), mereka dan kita pun tidak tahu. Video yang kita lihat didorong beberapa orang pakai apd, itu baru mau masuk RS, belum ada perawatan apapun, baru mau masuk RS, didepan Lift sudah meninggal ari nya
Ditanya lagi, apakah positif covid19? Jawab : belum tau, baru diperiksa tadi setelah meninggal, dan hasilnya baru akan keluar paling cepat 7 hari kedepan
See, coba lihat, ini nyata didepan mata, beritanya kita bisa cari sendiri. Masih hangat
Kita tidak tahu Ari punya penyakit sesak nafas sebelumnya atau sakit lainnya atau punya keluhan kehamilan yang berat, semua masih tanda tanya (tapi malah di vonis langsung covid19)

Yang pasti setiap perempuan yang hamil, bawaannya lemes, mual muntah, lelah, tekanan darah turun, emosi labil. Dan kebanyakan wanita hamil begitu. Nah ini ada wanita hamil 4 Bulan, kerja tanpa istirahat dengan APD lengkap.. ??
Semoga kita mau berpikir lebih kritis dan selalu memohon perlindungan kepada Allah dari musuh musuh allah yang mencoba menghancurkan kita umat islam dengan berbagai cara, Nggak Perlu Belajar dari Negara Lain kalo mau memutuskan mata rantai covid-19. Kita punya ACEH. Belajar lah dari ACEH. Lihat bagaimana cara mereka utk mengatasi wabah covid-19. Tetap Melakukan Sholat Berjama’ah di mesjid!!! Seperti yang dijanjikan Allah Subhanahu Wata’ala yang dijelaskan dalam Alqur’an dalam Surah Al Kahfi ayat 110 yang artinya : Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.

Kalaulah memang sholat berjama’ah di Masjid bisa menyebabkan timbulnya banyak korban covid-19, tentulah rakyat ACEH paling bnyk yang jadi korban covid-19 karena mereka terus berjama’ah. Tapi Fakta membuktikan JANJI ALLAH. “Penyakit akan dijauhkan dari orang orang yg memakmurkan Mesjid.”

Bukan hanya memutuskan mata rantai, tapi covid-19 tak Mampu hidup berlama-lama di ACEH. Data menunjukkan ACEH hanya 1 korban. Tidak bisa melawan ketetapan Allah dengan Akal akalan manusia. Datangi Rumah Allah Tamu pasti dijaga oleh Tuannya.
Dalam dimensi spiritualitas seharusnya Indonesia Bertaqwa Kepada ALLAH, jika Indonesia ingin diberkahi Allah sebagaimana spirit yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, maka Alqur’an menjelaskan dalam (QS al-‘Araf: 96) : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

Maka dari itu kita umat Islam jadikanlah Alqur’an dan Sunnah Nabi Besar Muhammad SAW sebagai pedoman hidup PASTI hidup kita akan selamat Dunia dan akherat

ALLAHU AKBAR.. ALLAHU AKBAR.. ALLAHU AKBAR

Penulis adalah Advokat dan Ketua Dewan Pendiri PPMI (Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia).

sumber: tibunpos.com

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *