Arab Saudi Longgarkan Lockdown, Tapi Haji Mungkin Ditunda

Suasana di Masjidil Haram baru-baru ini (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



RIYADH, hajinews.id,- Arab Saudi mengumumkan pada Selasa (26/05) bahwa aturan lockdown akan dilonggarkan, namun tidak berlaku bagi kota Makkah.

Mulai Kamis (28/05), warga Arab Saudi dibolehkan beraktivitas mulai pukul 06.00 sampai 15.00 di semua wilayah kerajaan, kecuali Makkah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Aktivitas ekonomi dan komersil di bidang usaha retail, toko grosir, dan mal juga mulai diizinkan beroperasi, namun usaha-usaha yang tidak memungkinkan jaga jarak seperti salon, klub olahraga, klub kesehatan, pusat hiburan dan bioskop masih dilarang beroperasi.

Salat berjamaah dan Salat Jumat akan mulai diizinkan pada 31 Mei sampai 20 Juni, kecuali di Makkah.

Muharom Ahmad, sekretaris Forum Silaturahim Asosiasi Travel Umrah dan Haji, atau Forum Satuh, yang baru kembali ke Indonesia minggu lalu setelah bekerja di Makkah selama tiga bulan, mengatakan kemungkinan jamaah haji Indonesia berangkat ke Tanah Suci ‘kecil’ tahun ini.

“Kecil kemungkinan Kementerian Agama untuk bisa menyelenggarakan haji karena terlalu mepet waktunya, karena dari 1 Juni itu sudah pertengahan Syawal, di akhir Syawal itu jadwal keberangkatan kloter pertama, di mana kita harus mempersiapkan 100 ribu lebih jamaah, kalau memang hanya 50 persen dari total kuota (yang bisa berangkat), dalam waktu dua minggu,” kata Muharom.

Pemerintah Arab Saudi dalam maklumatnya kembali menegaskan larangan sementara beribadah haji dan umrah di Mekah dan di Masjid Nabawi di Madinah, serta penerbangan internasional masuk ke wilayahnya.

Sementara itu, pengusaha travel haji dan umroh yang dihubungi oleh BBC Indonesia pada Selasa (26/05) juga mengatakan hal senada.

“Saya melihatnya tidak mungkin akan ada haji tahun ini, dengan virus corona yang masih mewabah, ini tidak mungkin selesai dalam waktu satu atau dua bulan ini, sementara haji itu bulan Juli sudah mulai, tanggal 24 Juli itu wukuf,” kata Nasril Nazir, pemilik usaha travel haji dan umrah di Gondangdia, Jakarta.

“Pemberangkatan itu dari dua bulan sebelumnya harus ada persiapan pemberangkatan, dan juga dari Arab Saudi sendiri belum ada persiapan sama sekali, mengarah untuk ibadah haji, jadi ya saya perkirakan tidak berangkat tahun ini, tidak ada haji tahun ini,” ujar pria yang sudah berkecimpung di usaha travel haji sejak 1978 tersebut.

Kementerian Agama sudah proaktif

Kementerian Agama sendiri mengatakan sambil menunggu perkembangan sampai 1 Juni mendatang, pihaknya tetap proaktif dalam mencari tahu kepada pemerintah Arab Saudi soal kepastian ibadah haji tahun ini melalui kanal-kanal diplomatik, baik di Jakarta maupun melalui Konsul Haji Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Jeddah.

“Kalau proaktifnya sudah, minggu lalu Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) sudah mengirimkan surat melalui Kemenlu untuk meminta informasi tentang kepastian haji, tapi sampai sekarang kan memang belum ada pengumuman resminya,” kata juru bicara Kementerian Agama, Oman Fathurahman.

Indonesia, menurut Oman, belum mengambil keputusan karena “pertimbangan yang lumayan kompleks.”

“Pertimbangannya itu dari segi jemaah. Kalau kita tanyakan itu masih ada yang ingin tetap berangkat, walaupun tentu juga banyak yang bisa menerima kalau seandainya tidak berangkat.

“Yang kedua, sudah ada arahan dari Jokowi, kita diminta untuk menunggu sampai setidaknya 1 Juni, jadi secara kebijakan negara ya seperti itu, Jokowi ingin melihat perkembangan terakhir di Indonesia dan Arab Saudi sampai 1 Juni,” jelasnya.

Singapura telah memutuskan pada 15 Mei lalu untuk tidak memberangkatkan jemaah hajinya tahun ini.

Menteri Urusan Muslim Singapura Masagos Zulkifli, mengatakan keputusan itu dibuat secara mandiri dan bukan berdasarkan kebijakan pemerintah Arab Saudi ” dengan pertimbangan keamanan jemaah mereka. (fur/dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *