Pengadilan Akhirat : Penampakan Amal (Bag.1)

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Pengadilan Akhirat :  PENAMPAKAN AMAL (Bag.1)

Oleh : Syaikh Mahir Ahmad

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Malaikat Turun dari Seluruh Penjuru Langit

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh.”

“Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit. Pada hari itu delapan malaikat menjunjung `Arsy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala) mereka.”

“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tidak ada sesuatu pun dari kamu yang tersembunyi (bagi Allah).” (QS. Al-Haqqah 69: Ayat 16-18)

Pada juz sebelumnya kami telah menjelaskan ayat ini. Yaitu, tentang terjadinya hari kiamat. Ketika itu langit terbelah, terjadi ledakan dahsyat dan bintang-bintang berguguran.

Dalam ayat tersebut, Allah telah mengisyaratkan bahwa ketika langit terbelah, maka para malaikat yang berada di seluruh lapisan langit atas perintah-Nya akan berada di segenap penjuru langit untuk menanti perintah Allah selanjutnya.

Manusia dihimpun di padang Mahsyar di dunia. Kemudian Allah memindahkan mereka dengan satu kali hentakan menuju padang Mahsyar yang telah Allah khususkan untuk hari kiamat. Dan atas perintah-Nya seluruh makhluk akan berdiri di padang Mahsyar selama lima puluh ribu tahun menurut ukuran waktu dunia. Matahari pun mendekat sampai pada jarak hanya satu mil sebagaimana disebutkan dalam hadits pada bagian sebelum ini.

Penderitaan dan siksaan menerpa tak terperikan. Tiada seorang pun yang dapat menanggung pedihnya siksaan tersebutPenderitaan dan siksaan ini terus menerpa-semua makhluk. Hanya orang-orang mukmin, baik mereka umat yang terdahulu maupun umat Nabi Muhammad yang akan berada dalam rahmat Allah.

Setelah Rasulullah memberikan syafaat Allah mengizinkan mereka untuk diadili dan dihisab. Ketika itu, para makhluk secara berkelompok tersimpuh di atas lutut-lutut mereka menanti keputusan pengadilan. Dan ketika itu pulalah atas perintah Allah para malaikat mulai turun dari penjuru langit menuju padang Mahsyar yang menjadi tempat dihimpunnya seluruh makhluk menunggu penghisaban dan penampakan amal di hadapan Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّاۤ اَنْ يَّأْتِيَهُمُ اللّٰهُ فِيْ ظُلَلٍ مِّنَ الْغَمَا مِ وَا لْمَلٰٓئِکَةُ وَقُضِيَ الْاَ مْرُ ۗ وَاِ لَى اللّٰهِ تُرْجَعُ الْاُ مُوْرُ

“Tidak ada yang mereka tunggu-tunggu kecuali datangnya (azab) Allah bersama malaikat dalam naungan awan, sedangkan perkara (mereka) telah diputuskan. Dan kepada Allah-lah segala perkara dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 210)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sekali-kali tidak! Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan),”

“dan datanglah Tuhanmu; dan malaikat berbaris-baris,”

“dan pada hari itu diperlihatkan Neraka Jahanam; pada hari itu sadarlah manusia, tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu.” (QS. Al-Fajr 89: Ayat 21-23)

Dalam beberapa ayat yang mulia telah disebutkan bahwa Allah dengan keagungan dan kebesaran kekuasaan-Nya akan mengumpulkan seluruh makhluk, baik manusia, jin, hingga.binatang buas danburung serta.para.rasul. Lalu,Allah.beserta.para.malaikat akan datang dalam naungan awan untuk memberikan keputusan dan penghisaban.

Allah akan datang, begitu pula para malaikat. Ini adalah bagian ilmu Allah yang telah diberitahukan kepada kita bahwa Allah akan datang juga para malaikat. Namun sangat mustahil bagaimana caranya-Allah datang-seruPa dengan cara makhluk melakukannya.

Orang yang membaca ayat-ayat muliasebagaimana yang telah kami sebutkan diatas, akan mendapatkan bahwa Allah dalam ayat-ayat tersebut menyebutkan bahwa Dia akan datang bersama para malaikat. Selain itu, dia juga akan mendapatkan bahwa para malaikat akan datang dan turun dari langit sendirian tanpa kebersamaan Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَآءُ بِا لْـغَمَا مِ وَنُزِّلَ الْمَلٰٓئِكَةُ تَنْزِيْلًا

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan para malaikat diturunkan (secara) bergelombang.” (QS. Al-Furqan 25: Ayat 25)

Ayat ini bisa ditafsirkan bahwa hanya Allah-lah yang mengetahui jumlah seluruh malaikat serta bentuk dan besarnya. Selain itu, sebagaimana yang telah kami sampaikan sebelumnya bahwa setelah terbelahnya langit ketika terjadinya kiamat, para malaikat akan berdiri di seluruh penjuru langit menunggu perintah Allah selanjutrya. Dan begitu perintah datang kepada mereka, mereka turun dari seluruh penjuru langit menuju padang Mahsyar. ” …Dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang.”

Adapun firman Allah, “Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat (padahari kiamat) dalam naungan awan…. “

Maksud ayat ini, bisa jadi Allah mengistimewakan para malaikat dan mereka ialah makhluk-Nya yang didekatkan kepada-Nya. Mereka akan datang bersama Allah. Mereka ialah para malaikat agung yang menjadi saksi bagi seluruh makhluk.

Di antaranya, Para malaikat Pengusung Arsy, Jibril, Mikail, Israfil, malaikat Maut serta kedua malaikat penulis yang bertugas menjaga dan menjadi saksi atas semua perbuatan semua makhluk. Wallahu a’lam.

Dalam hadits mengenai terompet pada bagian sebelum ini disebutkan bahwa tatkala Rasulullah meminta syafaat kepada Allah lalu diberikanlah keputusan kepada seluruh hamba-Nya. Rasulullah melakukan hal ini setelah Nabi Adam diminta untuk melakukannya dan juga seluruh nabi setelahnya. Akan tetapi, semuanya menjawab dengan satu jawaban yang sama, ‘Aku bukanlah orang yang berhakmelakukannya.”

Sehingga, tiba giliran pada Rasulullah, maka beliau langsung memberikan syafaatnya-kepada seluruh manusia dengan menghadap Allah memohon agar penghisaban-dan penampakan amal di hadapan-Nya dimulai, lantas beliau kembali ke tempat semula.

‼ Ketika itulah langit akan terbelah dengan awan dari cahaya dan para malaikat turun dengan serentak. Seluruh malaikat yang menghuni langit dunia turun semuanya. Kemudian, berbaris mengitari manusia dan jin serta binatang buas dan semua penghuni bumi yang telah berkumpul.

Lalu, malaikat yang menghuni lapis langit yang kedua menyusul turun mengikuti sebelumnya. Lantas, malaikat yang menghuni langit lapis ketiga, keempat, kelima keenam dan ketujuh sehingga penghuni setiap-lapis langit akan turun mengitari lingkaran sebelum mereka.

Setelah itu, turun menyusul para malaikat Al Karubiyyun-atau Al-Muqarrabbun para pemimpin malaikat seperti Jibril, Mikail dan Israfil-serta para malaikat pengusung Arsy. Suara mereka bergemuruh disebabkan tasbih pujian, dan pengagungan mereka kepada Allah .

diantara mereka (para malaikat) ada yang dinamakan al-karubiyyun yaitu mereka yang berada di dekat ‘arsy Allāh,mereka adalah Malaikat yang paling mulia, begitu juga dengan malaikat yang memikul ‘arsy, mereka itulah yang dinamakan dengan malaikat al-muqarrabun (yang memilkikedudukan di dekat Allāh), sebagaimana Allāh firmankan:

ﻟَّﻦ ﻳَﺴْﺘَﻨﻜِﻒَ ﺍﻟْﻤَﺴِﻴﺢُ ﺃَﻥ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻋَﺒْﺪًﺍ ﻟِّﻠَّﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﺍﻟْﻤَﻠَﺎﺋِﻜَﺔُ ﺍﻟْﻤُﻘَﺮَّﺑُﻮﻥَ ۚ ﻭَﻣَﻦﻳَﺴْﺘَﻨﻜِﻒْ ﻋَﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗِﻪِ ﻭَﻳَﺴْﺘَﻜْﺒِﺮْ ﻓَﺴَﻴَﺤْﺸُﺮُﻫُﻢْ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ

“Al Masih (Isa) sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan begitu pula malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah) Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akanmengumpulkan mereka semua dihadapan-Nya. (An – nisa :172)

‼ Mereka mengucapkan: “Mahasuci Allah yang memiliki kemuliaan dan keperkasaan, Mahasuci Yang Mahahidup yang tidak akan mati, Mahasuci yang mematikan seluruh makhluk dan Dirinya tidak akan mati, Mahasuci Rabb kami Yang Mahatinggi, wahai Rabb para malaikat dan ruh Mahasuci Rabb kami yang mematikan seluruh makhluk dan Dirinya tidak akan mati.”

IbnuKatsir mengatakan, “Tatkala penduduk bum yang telah berkumpul menyaksikan para malaikat yang tengah turun dari langit mereka tercengang melihatnya dan berkata, Apakah Rabb kami ada di tengah-tengah kalian? ‘Tidaklah mereka berkata demikian melainkan karena teramat besarnya bentuk para malaikat serta cahayanya yang sangat terang. Dan para malaikat pun takut kepada Rabb mereka hingga berkata, ‘Mahasuci Rabb kami, Dia tiada bersama kami dan Dia pasti akan datang.’

Demikianlah, para malaikat berbaris mengitari penduduk bumi setelah mereka turun dari penjuru langit hingga para malaikat di tujuh lapis langit turun seluruhnya. Dan malaikat penghuni setiap lapis langit akan berbaris melingkar yang disusul dengan penghuni lapis langit selanjuhrya secara berurutan, hingga terbentuklah tujuh barisan besar melingkar.

Allah telah menjelaskan dalam kitab-Nya bahwa para malaikat akan turun dan berbaris rapi di padang Mahsyar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“dan datanglah Tuhanmu; dan malaikat berbaris-baris,”

“dan pada hari itu diperlihatkan Neraka Jahanam; pada hari itu sadarlah manusia, tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu.” (QS. Al-Fajr 89: Ayat 21-23)

Setelah seluruh makhluk terhimpun semuanya, para malaikat berbaris rapi. Ketika itu tiada yang berhak berkata-kata. Siapa pun tak mampu berucap walau hanya satu kalimat. Kecuali jika Allah memberikan izin kepadanya untuk berucap serta meridhai ucapannya dan ia hanya mengatakan yang hak lagi benar.”

Kitabul Ahwal Yaumil Qiyamah, lbnu Katsir hlm. 103, Darul Yamamah, Damaskus.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَا لْمَلٰٓئِكَةُ صَفًّا ۙ لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَقَا لَ صَوَا بًا

“Pada hari, ketika roh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar.” (QS. An-Naba’ 78: Ayat 38)

Alangkah dahsyat dan menakutkan peristiwa itu. Seluruh makhluk berkumpul. Manusia, jin, binatang buas dan burung jumlah mereka tiada-yang mengetahui, selain hanya Allah saja. Begitu pula para malaikat. Mereka berkumpul, dan jumlah mereka tiada yang mengetahui, kecuali Allah.

“…Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu melainkan Dia sendiri…” (Al-Mudatstsir:31).

Seluruh makhluk tersimpuh berlutut, sedang para malaikat tegak berbaris. Semua terdiam tanpa kata dan takmampu berkata-kata. Allah melarang merekaberbicara dan memerintahkan lidah-lidah mereka untuk diam sehingga tak ada satu pun yang bisa bicara. Bukankah Allah-lah Sang Pencipta? Dialah yang mengetahui bagaimana cara memerintahkan lidah hingga tak bisa berbicara. Dan bukankah Dia telah memberikan perumpamaan itu kepada kita?

‼ Tatkala Nabi Zakaria berdoa kepada Allah agar dianugerahi seorang putra maka Allah.mengabulkan doanya sedang ketika itu ia sudah sangat tua dan istrinya mandul. Oleh sebab itu, ia bertanya kepada Rabbnya bagaimanakah hal itu bisa terjadi? Allah pun menjawabnya bahwa sesungguhnya Dia melakukan apa saja yang Dia kehendaki dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

Lalu, Nabi Zakaria kembali memohon kepada Allah agar memberinya tanda tentang hal itu.

Maka Allah berfirman kepadanya, ‼ “sesungguhnya tandanya ialah engkau tidak akan bisa berbicara kepada orang-orang selama tiga hari.” Dengan kata lain, Allah melarang lidahnya untuk berucap, sekalipun ia dalam keadaan sehat dan tidak sakit apa pun.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قَا لَ رَبِّ اجْعَلْ لِّيْۤ اٰيَةً ۗ قَا لَ اٰيَتُكَ اَ لَّا تُكَلِّمَ النَّا سَ ثَلٰثَةَ اَيَّا مٍ اِلَّا رَمْزًا ۗ وَا ذْكُرْ رَّبَّكَ كَثِيْرًا وَّسَبِّحْ بِا لْعَشِيِّ وَا لْاِ بْكَا رِ

“Dia (Zakaria) berkata, Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda. Allah berfirman, Tanda bagimu adalah bahwa engkau tidak berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu banyak-banyak, dan bertasbihlah (memuji-Nya) pada waktu petang dan pagi hari.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 41)

Dialah Allah. Zat yang mengetahui rahasia penciptaan seorang manusi juga mengetahui rahasia penciptaan seluruh makhluk-Nya. Dan yang bisa melarang satu lidah berbicara jug bisa membuat diam seluruh lidah sekalipun jumlahnya milyaran. Mahabenar Allah yang telah berfirman:

مَا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ اِلَّا كَنَفْسٍ وَّا حِدَةٍ ۗ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌۢ بَصِيْرٌ

“Menciptakan dan membangkitkan kamu (bagi Allah) hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja (mudah). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. Luqman 31: Ayat 28)

Resapilah bagaimana peristiwa yang menakutkan dan sangat dahsyat itu! Tak satumakhluk pun yang bisa bicara. Semua diam, hening tak bergerak. Kita tidak tahu apakah itu satu ketakutan atau kengerian? Akan tetapi, begitulah kekhawatiran dan ketakutan di hadapan Allah Yang Maha Agung

Keadaan itu sungguh sebuah peristiwa yang sangat dahsyat. Dan ada satu keadaan yang hampir menyerupainya. Yaitu, keadaan ketika engkau sedang shalat di masjid bersama ribuan orang yang shalat di belakang seorang imam. Ketika shalat sirriyah ataupun ketika tasyahhud. Resapilah keheningan ini! Yang serupa dengan keheningan ketika engkau berada di hadapan Allah!

Telah disebutkan dalam sebuah hadits, “Dan pada hari itu tidak ada seorang Pun yang bicara selain para rasul.” Bahkan, Imam Bukhari telah menjadikan bab tersendiri dalam membahas judul ini.

Pada hari kiamat, semua perkara telah diatur dengan sangat rapi lagi terperinci. Tak-kan pernah terjadi keruwetan, kekacauan, dan ketidakberesan. Sifat yang hanya dimiliki manusia, yaitu ketika mendapat benturan akan galau dan kacau.

Di hadapan Allah, ketika Allah mengumpulkan seluruh makhluk-Nya, masing-masing telah mengetahui di mana tempatrya. Masing-masing umat berbaris rapi dalam keadaan berlutut, leher terjulur, mata menatap lekat-lekat tak berkedip, lidah terkunci tak kuasa berucap, dan angan membumbung kuat untuk selamat

Namun sangat mustahil itu terjadi. Sebab, semuanya telah berada di hadapan SangKhalik yang tiada tersembunyi satu rahasiapun, sebiji atom sekalipun baik itukebaikan maupun kejelekan. Setelah itu, dimulailah penampakan amal kepada Allah. Kemudian, dihadapkanlah setiap umat pada neraka. Lalu, akan dikeluarkan sekelompok orang dari neraka. Lantas, didatangkanlah para nabi dan rasul serta para syuhada

Penampakan Amal

Apa makna penampakan amal kepada Allah?

‼ Maksudnya, berdirinya seorang hamba menghadap Allah Sang Penguasa seluruh langit dan bumi, Sang Raja Diraja. Di tangan-Nyalah segala urusan, baik yang belum terjadi maupun yang telah terjadi. Pemberi kasih sayang dan paling Pengasih kepada orang beriman serta yang akan membalas dan mengazab orartgkafir dan musyrik.

Demi Allah, sekiranya ketujuh langit dan bumi beserta segala apa yang ada di dalamnya dihadapkan kepada Allah pada hari kiamat, niscaya akan hancur melebur dalam tunduk, malu, dan takut kepada-Nya. Dialah ZatYang Maha-Agung. Setiap kepala terpekur tunduk akan keagungan-Nya dan seluruh makhluk pasrah akan kekuasaan-Nya.

‼ Di padang Mahsyar kelak, engkau akan menyaksikan wujud para malaikat yang-sangat besar. Yang antara daun telinga dan pundaknya sejauh perjalanan tujuh ratus tahun. Engkau menyaksikan mereka tertunduk khusyuk di hadapan Allah. Kepala-kepala mereka bergetar karena takut dan malu.kepada-Nya.Betapa besar pengagungan mereka akan kebesaran-Nya. Betapa besar pemuliaan mereka akan kekuasaan-Nya.Selain itu, sungguh nyata perwujudan mereka akan kerububiyahan-Nya.

Lantas, apa yang diperbuat oleh segenap umat, berupa manusia jin, binatang buas dan burung ketika mereka semua berdiri di hadapan Allah untuk menampakkan amalnya serta menjalani pengadilan dan penghisaban Mereka dihisab umat demi umat,kelompok demi kelompok, satu demi satu. Allah menampakkan semua amal mereka, yang baik dan yang jelek, walau itu hanya sebesar biji sawi. Tiada yang.tersembunyi, tiada tempat menghindar dan berlari, tak mampu mengelak, apalagi berdusta. Selain itu, tak bisa menipu dan beralasan, apalagi memperdaya dan berkhianat.

Tiada lagi sesuatu pun yang dapat dilakukan. Di samping itu, tiada apa pun yang dimiliki, walau hanya untuk membela diri. Tak mampu lagi berkilah dan tak lagi berdaya walau hanya untuk menguasai anggota tubuhnya sendiri. Bahkan anggota tubuhnya akan bersaksi atas dirinya; tangan, kaki, dan kulitnya akan bersaksi atas-dirinya. Tidur tak bisa berjaga pun tak mampu. Tiada jeda sejenak pun serta tiada terputus kehinaan dan kenistaaan menerpa mereka. Hingga diri tak lagi bemilai dan hampa tak dianggap sama sekali.

Dalam kehinaan dan kenistaan berangan, andai saja menjadi binatang ternak atau hewan liar yang tuntas lebur menjadi tanah. Sebagaimana leburnya hewan-hewan tersebut menjadi tanah atas perintah Raja Diraja. Ketika mereka di dunia, Allah telah menegaskan dalam firman-Nya

“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami, mereka tidak tersembunyi dari Kami. Apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka yang lebih baik ataukah mereka yang datang dengan aman sentosa pada hari Kiamat? Lakukanlah apa yang kamu kehendaki! Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Fussilat 41: Ayat 40)

Hari ini mereka sama sekali tak kuasa lagi. Berkehendak. Hanya Allah jualah yang berkehendak. Dialah yang menghakimi, memerintah dan melarang. Semua tertunduk

Menekurkan pandangan. Menatap-lekat tanpa berkedip, hati dan jiwa kosong-hampa,mengharap renggutan maut yang takkan pernah ada. Di depan dan di belakang mereka berdiri para malaikat yang seram, bengis, dan kejam. Mereka tak kan pernah-menyelisihi-perintah Allah dan selalu siap melaksanakan segala perintah-Nya. Melihat para malaikat tersebut sudah cukup membuat.manusia takut, ngeri, dan tegang.

Allah akan mengizinkan untuk dimulainya proses penghisaban dan penampakan seluruh amal di hadapan-Nya. Setiap umat akan datang ke hadapan Allah bersama sesembahan mereka dalam keadaan telanjang dan tak beralas kaki.Baik yang pemimpin, pelayan, tuan maupun budak, semua sama. Setiap umat berlutut di hadapan Allah menanti datangnya pengadilan dan penghisaban amalnya.

Ketika setiap umat telah menempati posisinya masing-masing yang telah ditentukan-dan dipilihkan Allah, mereka tersimpuh di atas lutut mereka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Katakanlah, Allah yang menghidupkan kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

“Dan milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari terjadinya Kiamat, akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan (dosa).”

“Dan (pada hari itu) engkau akan melihat setiap umat berlutut. Setiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan.”

“(Allah berfirman), Inilah Kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 27-29)

Penampakan amal akan diawali dengan didatangkannya setiap umat dengan membawa kitabnya masing-masing dalam keadaan berlutut, takut serta tegang akan dahsyat dan agungnya peristiwa ini. Keadaan ini juga akan terjadi manakala Jahannam didatangkan. Gelegar gemuruhnya tak menyisakan seorang pury kecuali pasti tersimpuh berlutut dalam ketakutan dan ketegangan.

Bahkan, Ibnu Katsir mengatakan, “Keadaan ini akan dirasakan semua orang termasuk para nabi, sebagaimana Nabi Ibrahim berkata ‘Diriku! Diriku!’.” Insya Allah, hal ini akan kita jelaskan pada pembahasan selanjutnya. Ketika itu setiap umat akan menjalani peristiwa penampakan amal di hadapan Allah dalam keadaan berlutut, tak terkecuali umat Nabi Muhammad. Lantas, Allah melindungi mereka dari ketakutan.

Abdullah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda “Sepertinya aku melihat kalian berlutut di sebuah gundukan tanah dekat Jahannam.”

Ketika penampakan amal di hadapan Allah, setiap umat tersimpuh berlutut membawa kitab amalnya masing-masing. Mereka berbaris rapi menanti perintah dari-Allah dan menunggu dimulainya penghisaban amal.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.”

“Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. (Allah berfirman), ..Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada pertama kali; bahkan kamu menganggap bahwa Kami tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (berbangkit untuk memenuhi) perjanjian.”

“Dan diletakkanlah Kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, Betapa celaka Kami, Kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya, dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun.” (QS. Al-Kahf 18: Ayat 47-49)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَـرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا ۗ اُولٰٓئِكَ يُعْرَضُوْنَ عَلٰى رَبِّهِمْ وَ يَقُوْلُ الْاَ شْهَا دُ هٰۤؤُلَآ ءِ الَّذِيْنَ كَذَبُوْا عَلٰى رَبِّهِمْ ۚ اَ لَا لَـعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الظّٰلِمِيْنَ ۙ

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata, Orang-orang inilah yang telah berbohong terhadap Tuhan mereka. Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang yang zalim,” (QS. Hud 11: Ayat 18)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُوْنَ لَا تَخْفٰى مِنْكُمْ خَا فِيَةٌ

“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tidak ada sesuatu pun dari kamu yang tersembunyi (bagi Allah).” (QS. Al-Haqqah 69: Ayat 18)

Ayat-ayat mulia di atas menjelaskan kepada kita tentang keadaan ketika manusia dihadapkan kepada Rabb mereka sebelum dimulainya hisab. Penampakan amal satu peristiwa penghisaban satu peristiwa begitu pula izin Allah untuk memulai keduanya ialah satu peristiwa. Dan antara penampakan amal dan penghisaban ada-rentang waktu. Setiap umatberbaris rapi dan berlutut di hadapan Allah

Pada peristiwa ini manusia sibuk dengan dirinya masing-masing. Tak akan melihat, kecuali pada dirinya sendiri dan tak akan berdoa selain untuk dirinya sendiri. Tiada seorang pun yang diizinkan berbicara. Semuanya tersimpuh di atas kedua lututnya masing-masing dalam barisan yang sangat rapi. Siapa pun tak tahu di mana kesudahannya dan ke mana akan pergi. Bahkan, orang mukmin ketakutan ketika mengingat sebagian kesalahan dan dosa yang telah dilakukannya. Terbayang baginya dosa tersebut akan membinasakannya.

Semuanya merasa takut serta mengharap rahmat dan belas kasih Allah. Tak ingat lagi siapa-siapa yang dicintainya siapa kaum kerabatnya, orang tuanya, begitu pun anak istrinya. Ia tak lagi mengingatnya. Lantas,datanglah celaan kepada orang-orangkafir dan musyrik:

“Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. (Allah berfirman), Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada pertama kali; bahkan kamu menganggap bahwa Kami tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (berbangkit untuk memenuhi) perjanjian.” (QS. Al-Kahf 18: Ayat 48)

Bagi orang-orang kafir, celaan ini semakin menyiksa batin. Setelah sekian lamanya dalam penantian, penantian selama lima puluh ribu tahun, dan Allah tak pernah berbicara-kepada mereka tiba-tiba pada peristiwa penampakan amal, Allah berbicara kepada mereka dengan mencela kedustaan dan pembangkangan mereka ketika di dunia.

Mereka mendustakan adanya haripenghimpunan ini dan menganggap selamanya-mereka tak akan dihidupkan kembali-Sebagaimana yang telahAllah janjikan melalui-lisan para Nabi dan Rasul-Nya yang tertera dalam semua kitab samawi. Kini tibalah apa yang kalian dustakan. Inilah waktu kalian yang telah dijanjikan.

Mereka secara hina dan nista tersimpuh di atas lutut mereka dan malaikat mengelilingi mereka. Allah berbicara kepada mereka untuk mencela mereka. Dan para malaikat yang menjadi saksi atas mereka berkata, “Benar, merekalah yang telah mendustakan Allah, hari kiamat, bahkan sama sekali tak percaya keberadaan Allah.”Para malaikat melaknat mereka yang telah terhina dalam kehinaan

Allah berfirman:

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata, Orang-orang inilah yang telah berbohong terhadap Tuhan mereka. Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang yang zalim,” (QS. Hud 11: Ayat 18)

Umat-umat yang kafir akan menjalani segala macam keadaan dalam panjangnya waktu penantian. Celaan Allah menghinakan mereka serta kesaksian para malaikat terhadap mereka dan laknat-laknat yang memastikan kebinasaan.

Ketika itu masing-masing dari mereka berpikir mencari alasan dan cara untuk menyanggah kekafiran, kesyirikan, dan kemaksiatannya. Mereka menuduhkannya-kepada orang lain dengan menyebutrya bahwa dialah yang menjadi penyebabnya.Mereka menyangkal kesaksian dari para saksi, para rasul, dan malaikat.

Begitu pula orang-orang munafik. Mereka mengira dengan melakukan amal shalih secara lahir, yang dilakukan sebagai tipuan dan kedustaan guna menuai kemaslahatan duniawi dan angan-angan akan bermanfaat bagi mereka. Mereka tak menyadari bahwa Allah Mahatahu tentang keadaan batin mereka yang tersembunyi, sebagaimana pengetahuan-Nya tentang keadaan lahir mereka yang tampak.

Pada keadaan hina dan nista ini, ketika mereka sibuk mencari jalan selamat, secara tiba-tiba datang kepada mereka keputusan dari Allah. Sesuatu yang tak pernah mereka sangka sebelumnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *