Fakta Menarik Hagia Sophia dari Gereja, Masjid, dan Museum

Hagia Sophia di Turki (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



HAJINEWS.ID – Belum lama ini tersiar kabar  bahwa Yunani protes keras terhadap pembacaan kitab suci Alquran di Hagia Sophia (Turki menyebutnya Ayasofya), sebuah museum yang dulunya adalah gereja dan kemudian dikonversi menjadi masjid (Republika, 31/5/2020).

Oleh Turki, sikap Yunani itu dikatkan sebagai bentuk wajah intoleran atas keberagaman di Turki. Turki menuduh Athena membuat “pernyataan yang sia-sia dan tidak efektif” pada acara tersebut, yang menandai peringatan 567 penaklukan Ottoman atas bekas ibu kota Bizantium itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sekilas tentang Hagia Sophia, berikut ini adalah fakta-fakta menarik peninggalan masa lalu.

Hagia Sophia dibangun pertama kali sebagai gereja pada Abad ke-6, di bawah Kekaisaran Kristen Bizantium. Gereja itu menjadi pusat Konstantinopel yang saat ini bernama Istanbul. Saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II pada hari 27 Mei 1453 dan memasuki kota itu, Mehmed II turun dari kudanya dan pergi ke Gereja Hagia Sophia untuk mengubahnya menjadi masjid yang dikenal dengan Aya Sofia.

Sepanjang pemerintahan Kesultanan Turki, masjid ini mengalami beberapa renovasi, terutama di bagian corak dan gaya bangunan agar sesuai dengan masjid pada umumnya. Salah satunya adalah mengganti tanda salib di puncak kubah dengan hiasan bulan sabit.

Selama lebih dari hampir 500 tahun Hagia Sophia berfungsi sebagai masjid. Meski banyak ornamen Kristen dicopot atau dihilangkan, tapi masih ada mozaik Yesus dan Bunda Maria yang dijaga dengan baik hingga sekarang.

Sampai pada tahun 1937, Mustafa Kemal Atatürk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum. Pada saat itu, mulailah proyek renovasi kembali Hagia Sophia dengan cara mengerok dinding dan langit-langit dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen.

Sampai sekarang, Hagia Sophia jadi salah satu objek wisata terkenal Istanbul. Lokasinya berseberangan dengan Masjid Sultan Ahmed alias Masjid Biru.

Pada Maret 2019 lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan akan mengembalikan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid.

  1. Lambang keagamaan dua agama. Serhad pemandu wisata di acara Zaloramadhan Discoveries bersama Zalora Indonesia dan Klook Travel Indonesia, Selasa (12/5/2019) mengatakan Hagia Sophia merupakan museum yang unik.

“Mungkin hanya satu-satunya di dunia bisa melihat lambang dua agama dipajang sejajar, yakni tulisan Allah dan Muhammad SAW di sebalahnya ada lukisan Bunda Maria dan bayi Yesus,” kata Serhad.

  1. Lukisan mosaik Yesus dan Bunda Maria.

Jejak Hagia Sophia sebagai Gereja Kristen Ortodoks Yunani dapat dilihat dari lukisan mosaik yang berada di beberapa bagian gedung. Kebanyakan di bagian atap.

Lukisan ini berfokus pada Bunda Maria dan Yesus. Saat menjadi masjid pada 1453, lukisan-lukisan tersebut ditutup dengan plester dan lukisan dekorasi. Baru pada 1935 dilakukan restorasi lukisan mosaik dengan membuka pleter penutup. Proses ini dapat dilihat di dokumentasi yang dipajang pada dinding Museum Hagia Sophia

Ornamen di dalam Hagia Sophia (dok Kompas)
  1. Sempat jadi bangunan dengan kubah berbesar di dunia Jika melihat Hagia Sophia, bagian bangunan yang paling mencolok adalah kubah. Saat dibangun, Hagia Sophia sempat menjadi bangunan dengan kubah terbesar di dunia. Kubah awal memiliki tinggi 161 meter dengan diameter 40 meter, di desain oleh arsitek Anthemios of Tralles dan Isidoros of Miletos.

Kemudian kubah ini roboh pada tahun 558. Dibangun lagi menjadi lebih besar dengan tinggi 55 meter, ditopang tian pancang dan kubah-kubah yang lebih kecil.

  1. Menggunakan sisa bangunan kuno legendaris

Untuk memperkuat dan memperindah interior gereja, tiang-tiang dari Kuil Artemis yang telah lama ditinggalkan dan dihancurkan di Efesus, digunakan untuk Hagia Sophia. Bahan bangunan tambahan mungkin juga berasal dari situs kuno di Baalbeck dan Pergamom.

  1. Berfungsi sebagai masjid selama 500 tahun

Setelah perang salib berakhir dan pada 1453 Kosntatinopel jatuh ke Kaisaran Utsamaniyah, maka fungsi Hagia Sophia berubah menjadi Masjid. Beberapa faslitas untuk mendukung ibadah kemudian ditambahkan. Mulai dari mihrab, mimbar, air mancur untuk wudhu, sejumlah menara, dapur, perpustakaan, makam, dan pondok Sultan. Beberapa fasilitas ini masih dapat dilihat sampai saat ini di Hagia Sophia.

Pada 1934, pendiri Turki modern Mustafa Kemal Atatürk memutuskan untuk merestorasi gereja dan masjid dari zaman Kostantinopel dan Ustamaniyah menjadi museum. Salah satunya adalah Hagia Sophia. (fur/dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *