Pengadilan Akhirat : Penampakan Amal (Bag.6)

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Pengadilan Akhirat : Penampakan Amal (Bag.6)

Oleh : Syaikh Mahir Ahmad

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pertikaian Antarkelompok dalam Masalah Kekafiran dan Hak Milik

Pertikaian antarkelompok dan antarumat mengenai masalah kekafiran dan hak milik merupakan tema di mana Allah menunjukkan keadilan Ilahiah yang mutlak. Sebab, hisab secara perorangan tidak akan dimulai sampai setiap kelompok dan setiap umat mengambil kembali haknya yang dirampas orang yang menzaliminya.

Allah akan mengadili apa yang mereka-perselisihkan dan apa yang telah dirampas sebagian mereka dari sebagian yang lain. Allah akan kembalikan sekalipun pelakunya umat Muhammad

Tiada seorang pun yang akan masuk ke dalam surga ataupun neraka sampai semua hak diberikan kepada pemiliknya yang berhak baik itu kelompok, umat, mauPun individu. Sebab, berapa banyak yang menyerang bangsa yang lain serta merampas-tanah air dan harta mereka? Berapa banyak umat yang turun ke kancah PePerangan yang zalim yang menimbulkan korban jiwa hingga mencapai jutaan nyawa manusia terbunuh sia-sia hanya karena kesewenang-wenangan dan permusuhan semata?

Adapun yang akan menjadi hakim pada hari itu ialah hakim yang paling adil dan bijaksana. Tidak ada satu umat pun yang akan dizalimi di hadapan-Nya. Demikiannpula dengan kelompok dan individu, takkan dizalimi. Sebab,timbangan-Nya ialah kebenaran, hukum-Nya ialah kebenaran, firman-Nya ialah haq.

Bukankah Allah telah berfirman dalam beberapa ayat-Nya yang menyatakan Allah akan mengadili mereka dengan seadil adilnya mengenai apa yang mereka perselisihkan selaku sebuah umat, satu kelompok, atau seorang individu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقَا لَتِ الْيَهُوْدُ لَـيْسَتِ النَّصٰرٰى عَلٰى شَيْءٍ ۖ وَّقَا لَتِ النَّصٰرٰى لَـيْسَتِ الْيَهُوْدُ عَلٰى شَيْءٍ ۙ وَّهُمْ يَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ كَذٰلِكَ قَا لَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ ۚ فَا للّٰهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيْمَا كَا نُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ

“Dan orang Yahudi berkata, Orang Nasrani itu tidak memiliki sesuatu (pegangan), dan orang-orang Nasrani (juga) berkata, Orang-orang Yahudi tidak memiliki sesuatu (pegangan), padahal mereka membaca kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak berilmu, berkata seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili mereka pada hari Kiamat, tentang apa yang mereka perselisihkan.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 113)

Jadi, akan ada peradilan secara umum di antara umat-umat yang berselisih. yaitu,antara kedua belah pihak yang saling bersikukuh dengan pendiriannya masing-masing baik itu pihak yang benar maupun yang salah. Allah akan mengadili dan mempertemukan antar umatyang telah menghabiskan waktu yang cukup lama dalam pertikaian dan perselisihan. Pertikaian dan perselisihan itu mungkin mengakibatkan-terjadinya peperangan tidak sah, zalim, ataupun secara legal yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang mencapai jumlah jutaan org yang meninggal karenanya.

Allah pasti akan-membalas umat yang berbuat zalim serta mengambil hak umat yang tertindas dan terampas haknya dari umat yang memeranginya. Apa pun keyakinan yang mereka anut. Setelah itu, setiap umat akan dihisab menurut agamanya. Kafir atau musyrikkah, umat yang bermaksiat dan berbuat melampui batas, atau mereka ialah umat yang beriman

Demikian pula keadilan akan ditegakkan di antara dua orang yang berselisih dan bertikai sekalipun mereka dalam kondisi iman atau kafir.Sebab, ini tidak menghapus kemungkinan timbulnya ketidakadilan di antara mereka.Atau, permusuhan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan sebagian umat Islam terhadap umat Islam yang lain, yang menimbulkan peperangan sengit di antara sesama umat Islam sendiri.

Cukuplah sejarah membuktikan hal ini.Peristiwa yang menimbulkan jatuhnya korban jiwa ribuan nyawa umat Islam dan kedua belah pihak mengaku merekalah yang benar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاِ نْ طَآئِفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا فَاَ صْلِحُوْا بَيْنَهُمَا ۚ فَاِ نْۢ بَغَتْ اِحْدٰٮهُمَا عَلَى الْاُ خْرٰى فَقَا تِلُوا الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْٓءَ اِلٰۤى اَمْرِ اللّٰهِ ۚ فَاِ نْ فَآءَتْ فَاَ صْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِا لْعَدْلِ وَاَ قْسِطُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

“Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah.Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 9)

Allah Maha Mengetahui bahwa kelak akan terjadi perpecahan dan perselisihan peperangan dan pertempuran, serta perfumpahan darah. Namun, semua kejadian ini kelak akan dipertimbangkan dan diadili dengan keadilan Ilahi yang mutlak. Tak akan ada seorang pun yang tidak mendapatkan keadilan dan haknya, sekalipun hanya sekecil biji sawi.

Telah banyak disebutkan dalam Al-Qur’an bukti dan saksi akan terjadinya hal ini. Setiap kelompok dan setiap umat akan berada pada posisinya masing-masing. Sebab,Allah juga telah berjanji untuk mengadili mereka semua kelak.

Hukuman dan persidangan Allah tidak dilakukan di dunia tetapi menunggu sampai datangnya hari kiamat karena sebuah ketetapan Allah yang telah pasti menetapkan penundaan ini.Sekiranya bukan karena ketetapan ini, tentulah Allahtelah mengadili dan menyelesaikan masalah yang terjadi di antara dua pihak yangbertikai ketika mereka masih hidup di dunia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَا خْتَلَفَ الْاَ حْزَا بُ مِنْۢ بَيْنِهِمْ ۚ فَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْ عَذَا بِ يَوْمٍ اَلِيْمٍ

“Tetapi golongan-golongan (yang ada) saling berselisih di antara mereka; maka celakalah orang-orang yang zalim karena azab pada hari yang pedih (Kiamat).” (QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 65)

Ayat ini menggunakan bahasa secara umum yang berarti mencakup seluruh umat.Yaitu, bahwa pengumpulan dan hisab mereka akan terjadi bersamaan. Dimana setiap pihak yang bertikai disebut orang-orang zalim. Bahkan, celakalah orang-orang yg zalim di antara mereka disebabkan ketidakadilan dan kejahatan yang mereka lakukan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا تَفَرَّقُوْۤا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗ وَ اِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ

“Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah-belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi), karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur’an) itu.” (QS. Asy-Syura 42: Ayat 14)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Maka Allah akan memberi putusan di antara kamu pada hari Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk mengalahkan orang-orang beriman.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 141)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاِ نْ كَا نَ طَآئِفَةٌ مِّنْكُمْ اٰمَنُوْا بِا لَّذِيْۤ اُرْسِلْتُ بِهٖ وَطَآئِفَةٌ لَّمْ يُؤْمِنُوْا فَا صْبِرُوْا حَتّٰى يَحْكُمَ اللّٰهُ بَيْنَنَا ۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحٰكِمِيْنَ

“Jika ada segolongan di antara kamu yang beriman kepada (ajaran) yang aku diutus menyampaikannya, dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah sampai Allah menetapkan keputusan di antara kita. Dialah Hakim yang terbaik.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 87)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اِنَّمَا جُعِلَ السَّبْتُ عَلَى الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَاِ نَّ رَبَّكَ لَيَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيْمَا كَا نُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ

“Sesungguhnya (menghormati) hari Sabtu hanya diwajibkan atas orang (Yahudi) yang memperselisihkannya. Dan sesungguhnya Tuhanmu pasti akan memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu.” (QS. An-Nahl 16: Ayat 124)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:Kekuasaan pada hari itu ada pada Allah, Dia.memberi keputusan di antara mereka. Maka.orang-orang yang beriman dan mengerjakan.kebajikan berada dalam surga-surga yangpenuh kenikmatan.

“Dan orang-orang kafir dan yang mendustakan ayat-ayat Kami, maka mereka akan merasakan azab yang menghinakan.”  (QS. Al-Hajj 22: Ayat 56-57)

 Kemudian, akan terjadilah perselisihan antara tiap umat, kelompok, suku dari satu kaum dan kelompok manusia, sampai pertikaian yang terjadi antara dua orang saja.inilah yang hak dan pasti akan terjadi.

Allah akan memulai untuk menghisab satu umat secara keseluruhan untuk memutuskan siapa di antara mereka yang telah berbuat zalim dan siapa pula yang telah dizalimi. Lalu, akan mengembalikan hak milik umat yang dizalimi dari tangan yang berbuat zalim.

Lantas, secara berurutan akan turun kepada kelompok yang lebih kecil hingga berakhir pada pertikaian yang terjadi di antara dua orang yang berupa pertengkaran serta adu mulut dan sengketa antar keduanya selama masih di dunia.

Kemudian, Allah akan mengembalikan hak orang yang dizalimi dari tangan orang yang telah merebutnya dengan tidak sah, sekalipun hanya seberat biji gandum.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Kemudian sesungguhnya kamu pada hari Kiamat akan berbantah-bantahan di hadapan Tuhanmu.”

“Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat kebohongan terhadap Allah dan mendustakan kebenaran yang datang kepadanya? Bukankah di Neraka Jahanam tempat tinggal bagi orang-orang kafir?” (QS. Az-Zumar 39: Ayat 31-32)

Ibnu Abbas mengatakan dalam menafsirkan ayat suci ini, “Orang yang jujur akan bersengketa dengan orang yang berbohong.Orang yang dianiaya dengan orang yang telah menganiayanya. Begitu pula dengan orang yang mendapat petunjuk akan berselisih dengan orang yang sesat. Serta, orang yang lemah dengan orang yang menyombongkan dirinya.”

Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini, “Kemudian sesungguhnya kamu pada-hari kiamat akan berbantah-bantah di hadapan Rabbmu” mengatakan bahwa kalian pasti akan berpindah dari negeri ini menuju akhirat, yaitu tepat kalian akan berkumpul semuanya. Lalu, kalian akan saling berselisih mengenai aPa yang kalian perselisihkan selama di dunia dalam masalah tauhid dan syirik di hadapan Allah. Allah akan mengadili dan menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah. Allah

akan memberikan keputusan yang benar, dan Allah Maha Memutuskan dan Maha Mengetahui.

Maka, dengan itu Allah akan menyelamatkan orang mukmin yang ikhlas dan bertauhid serta akan menyiksa orang kafir dan musyrik yang menentang dan mendustakan.

Sekalipun konteks ayat ini ditujukan kepada orang yang mukmin dan kafir, dan menyebutkan perselisihan yang terjadi di antara mereka di alam akhirat kelak, tetapi ini juga mencakup segala macam bentuk perselisihan dan persengketaan yang ada di dunia yang kemudian akan terulang kembali di akhirat.

Di antara gambaran percekcokan dan sengketa yang terjadi di akhirat antara para hamba ialah yang terjadi antara org zalim dan yang dizalimi. Di samping itu, antara orang mukmin dan kafir serta orang-orang yang dahulu ketika di dunia menjadi pengikut setia seorang pemimpin dan pemimpin mereka yang sesat dengan kekafiran dan kesyirikannya. Maka persengketaan mereka akan meluas dan mulai memanas

“sungguh kalau bukan karena kalian wahai para pimpinan yang telah memaksa kami untuk berbuat kekafiran, niscaya kami tidak akan menjadi kafir.”

“Tetapi, kalianlah yang jahat. Kalian memilih kekafiran dengan kebebasan dan pikiran kalian sendiri,” para pemimpin itu membantah

Demikianlah, Allah akan mengizinkan merekauntuk saling berdebat dan berselisih satu sama lain. Agar pada akhirnya merekamenyadari dan mengerti, Allah sama sekali tidak akan menzalimi hamba-Nya. Serta, semuanya akan memohon kepada Allah agar menjadi penengah dan penentu atas persoalan yang mereka hadapi tatkala perselisihan mereka semakin sengit dan tak terkendali. Sebab, kedua belah pihak sama sama menuduh lawannya sebagai pihak yang bertanggungjawab atas kesesatan-mereka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan orang-orang kafir berkata, Kami tidak akan beriman kepada Al-Qur’an ini dan tidak (pula) kepada Kitab yang sebelumnya. Dan (alangkah mengerikan) kalau kamu melihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian mereka mengembalikan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang mukmin.”

“Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, Kamikah yang telah menghalangimu untuk memperoleh petunjuk setelah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak!) Sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berbuat dosa.”

“Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, (Tidak!) Sebenarnya tipu daya(mu) pada waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami agar kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya. Mereka menyatakan penyesalan ketika mereka melihat azab. Dan Kami pasangkan belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”

(QS. Saba’ 34: Ayat 31-33)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“(Setan) yang menyertainya berkata (pula), Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dia sendiri yang berada dalam kesesatan yang jauh.”

“(Allah) berfirman, Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, dan sungguh, dahulu Aku telah memberikan ancaman kepadamu.” “Keputusan-Ku tidak dapat diubah, dan Aku tidak menzalimi hamba-hamba-Ku.” (QS. Qaf 50: Ayat 27-29)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).”

“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti berlepas tangan dari orang-orang yang mengikuti, dan mereka melihat azab, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus.”

“Dan orang-orang yang mengikuti berkata, Sekiranya kami mendapat kesempatan (kembali ke dunia), tentu kami akan berlepas tangan dari mereka, sebagaimana mereka berlepas tangan dari kami. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka perbuatan mereka yang menjadi penyesalan mereka. Dan mereka tidak akan keluar dari api neraka.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 165-167)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقَا لَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا رَبَّنَاۤ اَرِنَا الَّذَيْنِ اَضَلّٰنَا مِنَ الْجِنِّ وَا لْاِ نْسِ نَجْعَلْهُمَا تَحْتَ اَقْدَا مِنَا لِيَكُوْنَا مِنَ الْاَ سْفَلِيْنَ

“Dan orang-orang yang kafir berkata, Ya Tuhan kami, perlihatkanlah kepada kami dua golongan yang telah menyesatkan kami, yaitu (golongan) jin dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami agar kedua golongan itu menjadi yang paling bawah (hina).”;(QS. Fussilat 41: Ayat 29)

Seperti inilah kita akan mendapati bahwa kelak Allah di pengadilan yang paling adil-akan memberikan izin untuk saling mengadukan lawannya dan berdebat, berbantah-bantahan, serta saling mengutarakan alasan yang mereka miliki masing-masing. Sebab,Allah membolehkan mereka untuk berselisih dan.menjelaskan argumen masing-masing.

Akan tetapi, Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu dan tidak ada satu pun yang bisa tersembunyi dari pengetahuan Allah. Allah lebih tahu siapa yang berbuat zalim dan siapa yang dizalimi. Maka, apabila perdebatan mereka telah berakhir, setelah itu hukumnya akan dikembalikan kepadaAllah

Allah akan menerangkan kezaliman yang diperbuat orang yang dinyatakan bersalah dan akan menjelaskan kebenaran yang tidak ia lihat. Pada akhirnya maubtidak mau, orang yang zalim pasti mengakui kezalimannya serta tidak ada jalan lagi baginya kecuali harus mengakui kesalahannya.

Sekalipun ia membela dirinya, tetap saja ia mengetahui Allah tidak akan membelanya dengan kesalahannya dan tidak akan memenangkannya. Sebab, Allah tidak akan memen.rngkan, kecuali yang benar. Meskipun demikian, orang yang zalim dan kafir akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membela dirinya. Siapa tahu ia bisa selamadari siksa pedih dan pahit serta menghinakan yang telah menantinya.

Telah disebutkan keterangan dan penjelasan dari Rasulullah dalam sunnah yang mulia tentang penggambaran kondisi yang terjadi di antara seluruh makhluk. Mereka akan saling bertikai dan bersengketa baik itu secara kelompok tiap umat mauPun sendiri-sendiri.

Abdullah bin Zubair-meriwayatkan dari ayahnya Az-Zubair berkata, “Ketika turun kepada Rasulullah ayat “sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). Kemudian sesungguhnya kamu pada harikiamat akan berbantah-bantah dihadapan Rabbmu.’Aku berkata kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, apakah yang telah terjadi di antara kami di dunia akan kembali diulang bersama dosa-dosa yang khusus?’Rasulullah menjawab, ‘Benar, pasti akan kembali diulang kepada kalian hingga orang yang berhak mendapatkan haknya.’Demi Allah sungguh perkara itu sangat dahsyat.” (HRAhmad no. 1357 dan dishahihkan olehAl-Albani dalam As-Silsilah Ash-shahihah.)

Imam Ahmad telah meriwayatkan sebuah hadits dari Abdullah bin Muhammad bin Uqail dari Jabir bin Abdillah bahwa beliau pernah membeli seekor binatang tunggangan yang kemudian ia menaikinya selama sebulan penuh untuk menemui Abdullah bin Unais guna mendengarkan sebuah hadits yang telah sampai kepadanya.

Tatkala beliau tanyakan kepadanyA ia pun menjawab, ‘Aku telah mendengar Rasulullah bersabda ‘Pada hari kiamat manusia-atau-seluruhhamba akan dikumpulkan dalam keadaan telanj ang belum dikhitan dan buhman

Kami bertanya, Apa buhman itu?’Beliaubersabda, ‘Tidak ada sesuatu aPa pun yang bersama mereka. Lalu, mereka akan dipanggil dari iauh dengan panggilan yang terdengar seperti dari dekat, ‘Aku adalah raja!’ ‘Aku adalah pemilik segala utang!’ Tidak ada seorang pun dari penghuni neraka yang boleh mnsuk ke dalam neraka sedangkan ia masih membawa hak milik salah seorang penghuni surga sampai Aku mengembalikannya kepada yang berhak. Dan tak seorang pun dari penghuni surga yg boleh masuk surga sedangkan dirinya masih-membawa hak milik salah satu dari penghuni neraka hingga Aku mengembalikannya kepada-pemiliknya. Sekalipun itu hanya satu tamparan.’Kami bertanya,’Bagaimana itu bisa terjadi sedangkan kita datangmenghadap Allah-dalam keadaan tidak membawa apa apa?”Dengan kebaikan yang diganti kejelekan” jawab beliau.” (HR Ahmad no. 15464 dan dihasankan oleh AL-Albani dalam Shahihut Targhib wat Targhib.)

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan satu riwayat dari Abu Dzar, dari Rasulullah dalam sebuah hadits qudsi yang panjang:

“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya itulah amal-amal kalian yang aku kumpulkan untuk kalian, kemudian aku kembalikan ia kepada kalian. Maka barangsiapa yang mendapatkan kebaikan hendaknya ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu maka jnnganlah mencela selain kepada dirinya sendiri.” (HR Muslim no.4674.)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يَةً لِّمَنْ خَا فَ عَذَا بَ الْاٰ خِرَةِ ۗ ذٰلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوْعٌ ۙ لَّهُ النَّا سُ وَذٰلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُوْدٌ

“Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan (untuk dihisab), dan itulah hari yang disaksikan (oleh semua makhluk).” (QS. Hud 11: Ayat 103)

Salah satu bukti kemutlakan keadilan Allah ialah hadits Nabi yang diriwayatkan-dari Abu Said bahwa Rasulullah telah bersabda:

“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kelak pasti akan berselisih-hingga dua ekor kambing kenapa mereka saling menanduk.” (HR Ahmad no. ‘10808 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Targhib.)

Abu Dzar meriwayatkan bahwa Rasulullah melihat dua ekor kambing yang saling-beradu tanduk lalu beliau bersabda “Apakah kamu mengetahui kenapa keduanya beradu-tanduk wahai Abu Dzar? ” Aku menjawab, “Tidak.” Maka, beliau bersabda ‘Akan tetapi,Allah mengetahuinya dan kelak akan mengadili keduanya.”

Alangkah rinci hukum dan keadilan Allah.Hingga kelak akan diadakan peradilan antara dua ekor kambing yang saling beradu tanduk atau dua ekor binatang buas dan dua ekor burung yang saling beradu, kenapa keduanya sampai berkelahi dan apa sebabnya?

Semua ini tak mungkin terjadi, kecuali oleh Allah saja. Hadits ini merupakan sebuah kesaksian dari Rasulullah bahwa kelak Allah akanmengadakan persidangan dan akan mengadili baik yang kecil atau besar, yang banyak atau sedikit, sekalipun hanya seberat biji sawi.

Semua ini agar orang-orang zalim menyadari serta mengetahui Allah telah mengadili mereka dengan seadil-adilnya dan dengan benar. Setelah menyaksikan sendiri, bagaimana Allahmengadili antarbinatang temak dan bagaimana Allah mengembalikan hak hewan yang lemah dari tangan hewan yang kuat yang dahulu-telah merampas haknya.

Ini semua tidaklah terjadi, kecuali untuk menunjukkan keadilan mutlak milik Allah-semata di hadapan seluruh makhluk. Selain itu, supaya orang-orang yang beriman mau memuji Allah atas keadilan-Nya dan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan kebaikan sekecil apa pun-sekalipun hanya sebesar biji atom.

Hal tersebut juga unfuk menambah kesengsaraan dan kesedihan orang kafir. Mereka akan menginginkan agar dijadikan-binatang ternak saja. Sebab, setelah selesai-hisab yang ditegakkan Rabb, binatang ternak itu akan langsung dijadikan tanah dan tak akan merasakan lagi penderitaan yang berkelanjutan. Selain itu, mereka juga mengangankan agar diri-mereka menjadi tanah saja.

Sementara itu, ketika masih di dunia, Allah telah meminta mereka agar beriman. Supaya kelak-mereka akan hidup dengan terhormat dan mulia dalam surga Allah yang kekal.

Semua yang kami sebutkan di atas, yaitutentang adanya perselisihan dan persengketaan terjadi sebelum adanya pengadilan atas orang perorang. Sebab, ini baru penghisaban antarumat secara berkelompok.dan-pembalasan antara mereka satu sama lain sebagaimana yang telah Allah janjikan dalam kitab-Nya”…Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.” (Al-Baqarah: 113)

Bahkan, sampai ketika Allah telah memulai hisab atas diri orang perorang, maka yang pertama kali akan dihisab ialah masalah qishas dan pembalasan. Sehingga, setiap orang pasti akan mendapatkan kembali haknya yang telah dirampas orang lain ketika masih di dunia. Baik itu dari orang yang memusuhinya, berkata kotor terhadapnya, memakan hartanya, mencaci makinya memukulnya, menghinanya, merendahkannya, serta semua perbuatan yang menyakitinya dan dilakukan orang lain terhadapnya.

Insya Allah, masalah ini akan dibahas lebih detail.Hal ini karena kesempurnaan keadilan Allah. Yang membuat seseorang tak-akan diadili, sebelum hak-hak dirinya diberikan dan hak orang lain yang ia bawa-dikembalikan kepada yang berhak.

Apabila Allah telah membalas perbuatan yang-terjadi antara mereka sekalipun hanya satu tamparan atau satu kata, maka setelah itu-seorng hamba baru akan berdiri di hadapan Allah untuk menerima hisabnya atau-segala perbuatan dan amal ibadah serta ketaatan dan keimanannya. Serta, apa yang-telah ia lakukan terhadap jasad, harta, kehidupan, masa muda dan masa tua, rakyat-bawahan, anak dan istri, kekikiran,.kemurahan sedekah, dan masih banyak lagi amal-yang akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah baik itu yang besar maupun-yang paling kecil.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *