Ekonomi RI Makin Memburuk Jika Terjadi Gelombang Kedua Corona

Piter Abdullah. Foto: Facebook/ @Piter Abdullah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah memproyeksikan perekonomian Indonesia baru akan bisa mulai membaik pada Triwulan IV-2020 dengan syarat tidak terjadi pandemi COVID-19 gelombang kedua.

Artinya, jika terjadi gelombang kedua wabah virus Corona maka perekonomian Indonesia akan semakin memburuk. “Baru akan mulai mengarah positif itu Triwulan IV dengan asumsi pelonggaran ekonomi tidak terintrupsi oleh gelombang kedua COVID-19,” katanya di Jakarta, Senin (8/6/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Piter mengatakan perbaikan dapat dicapai jika pelonggaran aktivitas perekonomian berjalan lancar, tidak terjadi lonjakan kasus COVID-19, serta pemberian stimulus oleh pemerintah terealisasi.

Di sisi lain, Piter menyatakan titik terendah pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini akan terjadi pada Triwulan II karena terdapat PSBB, konsumsi yang tidak tinggi saat bulan Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri, serta belum lancarnya realisasi stimulus.

“Menurut saya Triwulan II-2020 ini kita akan mengalami penurunan ekonomi yang cukup besar yaitu di kisaran 2 persen sampai 5 persen. Kalau tanpa stimulus ya lebih buruk lagi,” ujarnya.

Adapun untuk pertumbuhan ekonomi pada tahun ini, kata dia, diprediksikan tidak tumbuh atau nol persen hingga terkontraksi 2 persen. “Untuk 2020 perkiraan kita masih negatif yaitu nol sampai minus 2 persen. Tapi harapannya pemulihan ekonomi sudah mulai kita lakukan pada 2021,” katanya.

Berbeda dengan Piter, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini akan terkontraksi hingga 0,26 persen.

“Untuk 2020 masih tetap negatif pertumbuhannya di kisaran minus 0,26 persen,” katanya.

Tauhid menyatakan perekonomian pada Triwulan II-2020 akan mengalami kontraksi yang sangat dalam yaitu 0,69 persen atau bisa tumbuh positif tapi hanya berada di level 0,12 persen.

“Triwulan II itu -0,69 persen sampai 0,12 persen. Kemudian kemungkinan dampak stimulus akan terasa pada Triwulan IV-2020 atau awal 2021,” ujarnya.

Sementara itu pemerintah menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi terus menurun. Bahkan sudah menuju ke arah negatif pada kuartal II/2020 karena penurunan kegiatan ekonomi selama Pembatasan Skala Berskala Besar (PSBB) karena wabah Corona atau Covid-19.

“Pertumbuhan ekonomi menurun dan bahkan sudah menuju daerah negatif pada kuartal kedua 2020. Leading economic indicator menunjukkan penurunan signifikan,” kata Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Bambang Adi Winarso dalam paparan tertulis dalam sebuah diskusi, Senin (8/6/2020).

Dia menyampaikan kegiatan ekonomi dan penjualan barang di semua sektor menurun dengan laju yang berbeda-beda sampai dengan pekan terakhir Mei 2020. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *