Epidemiolog Respons Lonjakan Kasus Corona DKI dalam Dua Pekan

Foto: Antara
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman merespons melonjaknya jumlah kasus virus corona di DKI Jakarta dalam dua pekan terakhir hingga masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dia mengatakan peningkatan kasus di Jakarta akibat kurangnya intervensi.

“Strategi utama pengendalian pandemi itu adalah testing, tracing, isolasi, dan treating,” ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/6).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dicky menuturkan karantina wilayah, PSBB, serta social distancing yang diberlakukan di Jakarta, misalnya dengan menutup sekolah adalah strategi tambahan untuk melengkapi atau memperkuat pelaksanaan strategi utama.

Lebih lanjut, Dicky menuturkan strategi intervensi non pharmaceutical juga harus dilakukan. Dia menyampaikan strategi itu bersifat pencegahan dan membantu melandaikan kurva.

Strategi intervensi non pharmaceutical menuntut perubahan perilaku masyarakat dan individu menjadi lebih sehat, seperti lewat cuci tangan, memakai masker, hingga jaga jarak.

“Dengan memahami hal-hal itu maka jelas bahwa ketika suatu wilayah terjadi lonjakan kasus, dapat disikapi sebagai berikut, yakni adanya aktifitas testing [tanda bagus], adanya tanda bahwa intervensi utama harus ditingkatkan,” ujarnya.

Di sisi lain, Dicky menyebut peningkatan ketiga intervensi utama, yakni pengujian, penelusuran, dan isolasi perlu ditingkatkan karena PSBB bukan solusi atau strategi utama. Dia juga berkata peningkatan strategi pencegahan agar masyarakat paham dan berpartisipasi aktif dalam pencegahan juga harus ditingkatkan.

“Masyarakat belum paham dan belum teredukasi baik tentang apa dan bagaimana Covid-19,” ujar Dicky.

Sama halnya dengan Jakarta, dia menyampaikan hal serupa juga berlaku dengan Surabaya yang memberlakukan masa transisi. Dia menyebut transisi sebenarnya harus dilakukan pada kondisi intervensi sudah optimal dan masyarakat sudah paham tentang perannya dalam melandaikan kurva.

“PSBB memang riskan digunakan sebagai strategi saat ini karena daya dukung pemerintah tidak mumpuni terutama dalam hal dana,” ujarnya.

“Selain itu juga dalam pelaksanaan PSBB saya melihat Pemda melupakan adanya edukasi yang masif agresif yang harus dilakukan ke masyarakat sehingga baik selama dan setelah PSBB, harapannya masyarakat akan lebih memahami apa sebenarnya new normal itu yang merupakan bagian dari strategi pencegahan,” ujar Dicky.

Sebelumnya, di tengah masa transisi, Jakarta mencatat lonjakan kasus positif virus corona hari ini merupakan yang terbanyak sejak diumumkan pertama kali pada Maret lalu.

Berdasarkan situs resmi pemantauan corona DKI Jakarta, Selasa (9/6), kasus positif bertambah 239 orang sehingga jika dikumulatifkan ada 8.276 orang positif Covid-19 di ibu kota negara saat ini.

Tak hanya itu, jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta dilaporkan kembali melonjak setelah dua pekan dari Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.

Idul Fitri dirayakan pada 24 Mei 2020, dan dua pekan setelahnya yakni 7 Juni, berdasarkan data dari laman pemantauan virus corona di Jakarta, pada tanggal 7 Juni terjadi penambahan 160 kasus positif di Jakarta. (wh/cnn)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *