Pemerintah: Gelombang Kedua Corona Kemungkinan Besar Terjadi

Ilustrasi. (Ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Reza Yamora Siregar mengatakan pemerintah sangat berhati-hati dalam membuka aktivitas perekonomian untuk mencegah terjadinya wabah COVID-19 gelombang kedua di Indonesia.

Reza mengatakan hal itu dilakukan karena terdapat potensi yang besar terhadap munculnya wabah COVID-19 gelombang kedua di Indonesia. “Ini kalau boleh kita share juga perspektif yang ada di kepala kita untuk kondisi saat ini gelombang kedua itu kemungkinan besar akan terjadi. Probability untuk kejadian itu cukup tinggi,” katanya di Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Reza menuturkan suatu pandemi tidak hanya berlangsung dalam waktu beberapa bulan saja, melainkan bisa mencapai tahunan yang terdiri dari beberapa gelombang. “Kalau kita belajar krisis pandemi yang sudah-sudah itu tidak stop sekian bulan misalnya Flu Spanyol pada 1918 itu 1920 baru selesai dengan dua sampai tiga gelombang,” jelasnya.

Oleh sebab itu, ia mengatakan pemerintah berhati-hati dalam melonggarkan aktivitas ekonomi melalui penerapan normal baru atau new normal setelah adanya PSBB selama hampir tiga bulan. “Kita harus hati-hati karena dengan adanya kemungkinan gelombang kedua ini apakah kita main tutup buka seenaknya begitu. Itu tidak bisa,” tegasnya.

Reza menyebutkan langkah kehati-hatian pemerintah dilakukan salah satunya melalui penegasan penerapan protokol kesehatan di setiap aktivitas perekonomian selama masa pandemi ini belum berakhir. “Antisipasi gelombang kedua itu jelas ada makanya persiapan yang paling penting dari kita itu protokol kesehatan. Setiap sektor usaha sebelum mereka dibuka harus menyiapkan protokolnya,” katanya.

Tak hanya itu, Reza mengatakan pemerintah juga meminta bantuan dari berbagai elemen dalam rangka mengawasi penerapan protokol kesehatan tersebut seperti TNI dan Polri yang turut mendisiplinkan masyarakat. “Gelombang kedua itu pasti kejadian tapi apakah kita kemudian kembali menutup atau kita memperkuat protokolnya, fasilitas kesehatannya, dan memperbanyak testing nya. Kita harus mengantisipasi itu supaya ekonomi bisa jalan terus,” ujarnya.

Sementara itu Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, banyak negara maju di dunia yang masyarakatnya sudah disiplin ternyata mengalami gejolak baru setelah new normal sehingga ledakan kasus gelombang dua pun tidak dapat dibendung.

“Banyak negara yang sudah maju seperti Korea Selatan saja, masyarakatnya yang sudah disiplin, cerdas, di Finlandia, Perancis, dan sebagainya ketika memasuki masa new normal, maka terjadi second wave, ada gelombang kedua,” kata Riza di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Berdasarkan pertimbangan tersebut, pria yang karib disapa Ariza itu mengatakan, Pemprov DKI memutuskan tidak mau buru-buru menerapkan new normal. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *