Syahrul Yasin: Stok Beras Aman, Sampai Akhir 2020 Ada 6,1 Juta Ton

Syahrul Yasin Limpo. (Foto/ istimewa)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memperkirakan neraca beras hingga akhir Desember 2020 masih tersisa stok sebesar 6,1 juta ton sehingga mampu memperkuat ketahanan pangan selama masa pandemi Corona (Covid-19).

Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian (Kementan), stok beras pada akhir Agustus diperkirakan mencapai 8,7 juta ton, sementara perkiraan produksi mencapai 7,3 juta ton.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dengan perkiraan kebutuhan konsumsi beras hingga Desember mencapai 9-10 juta ton, terdapat surplus atau stok akhir tersisa pada Desember mencapai 6,1 juta ton. Stok akhir Desember ini lah yang menjadi bekal (carry over) kebutuhan pangan pada tahun berikutnya, menjelang panen pertama pada tahun 2021.

“Stok akhir kita memasuki Desember, masuk ke Februari-Maret (2021) karena musim tanam selanjutnya adalah Februari-Maret, masih tersisa sekitar 6 juta ton,” kata Syahrul dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (22/6/2020).

Syahrul memaparkan bahwa luas panen Januari-Juni 2020 mencapai 5,83 juta hektare dengan produksi 29,02 juta ton atau setara 16,65 juta ton beras. Jumlah tersebut belum termasuk produksi dari musim tanam Oktober-Maret 2020 serta sisa beras impor yang dikelola Bulog yakni totalnya mencapai 5,9 juta ton.

Dengan perkiraan kebutuhan Januari-Juni sebesar 15,10 juta ton serta stok beras dalam negeri sebesar 5,9 juta ton, maka diperoleh stok beras akhir Juni mencapai 7,49 juta ton.

Syahrul menjelaskan bahwa pada musim tanam kedua Kementan menargetkan luas tanam mencapai 5,6 juta hektare dengan produksi diperkirakan 12,5 juta-15 juta ton setara beras.

Untuk mengantisipasi kekeringan seperti yang diperingatkan FAO, Mentan menegaskan bahwa pihaknya melakukan percepatan tanam, terutama di sejumlah wilayah yang masih memiliki irigasi primer dan sekunder.

Ada pun sejumlah daerah yang menjadi andalan produksi padi pada musim tanam kedua ini adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara.

“Dari kurang lebih 94 dam yang airnya masih maksimal, terdapat 38 dam masih di atas rata-rata, termasuk di Jawa Barat di Jatiluhur masih penuh air. Kita masih optimis,” ujar Syahrul. (rah/ant)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *