Media Barat Bongkar Upaya RRC Tekan Angka Kelahiran Muslim Uighur

Muslim uighur (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id,- Pemerintah Cina mengambil langkah-langkah drastis untuk memangkas tingkat kelahiran di kalangan warga Uighur dan minoritas lainnya. Informasi ini didapat menurut hasil penyelidikan yang dilakukan The Associated Press yang dilansir Al Arabiya.

Langkah ini, seperti dikutip Al Arabiya, menjadi bagian dari kampanye besar-besaran untuk mengekang populasi Muslimnya. Selain itu, langkah ini dianggap timpang ketika pemerintah yang sama mendorong sebagian mayoritas Han di negara tersebut untuk memiliki lebih banyak anak.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dilansir di Al Arabiya,  perempuan Muslim Uighur telah mengutarakan perihal usaha pengendalian kelahiran secara paksa. Praktik ini ternyata jauh lebih luas dan sistematis daripada yang diketahui sebelumnya.

Informasi ini didapat menurut hasil penyelidikan yang dilakukan The Associated Press, berdasarkan statistik pemerintah, dokumen negara, serta wawancara dengan 30 mantan tahanan, anggota keluarga, dan mantan tahanan instruktur perkemahan.

Kampanye selama empat tahun terakhir di wilayah barat jauh Xinjiang mengarah pada apa yang oleh beberapa ahli disebut sebagai “genosida demografis”.

Negara secara teratur menugaskan perempuan di sana untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Hasil wawancara dan data menunjukkn, negara juga memaksa penggunaan alat kontrasepsi, sterilisasi bahkan bahkan aborsi pada ratusan ribu wanita Muslim. Meski angka penggunaan IUD dan sterilisasi telah menurun secara nasional, namun di wilayah ini, penggunaan IUD meningkat tajam.

Langkah-langkah pengendalian populasi juga didukung dengan tindakan penahanan massal. Penahanan dilakukan baik sebagai ancaman maupun hukuman karena disebut tidak mematuhi aturan yang diberikan.

AP menemukan, memiliki terlalu banyak anak adalah alasan utama orang dikirim ke kamp-kamp penahanan. Orang tua dengan tiga atau lebih anak direnggut dari keluarga mereka, kecuali dapat membayar denda dengan jumlah besar.

Salah satu perempuan Uighur yang diminta untuk memasang IUD adalah Gulnar Omirzakh. Wanita Kazakh yang lahir di Cina ini diperintah memasang IUD setelah melahirkan anak ketiganya.

Dua tahun kemudian, pada Januari 2018, empat pejabat berkamuflase sebagai bagian dari militer mengetuk pintunya. Mereka memberi Omirzakh waktu tiga hari untuk membayar denda sebesar 2.685 dolar AS karena memiliki lebih dari dua anak. Sang suami, yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang sayur, ditahan.

Jika Omirzakh tidak bisa membayar denda, ia diancam akan bergabung dengan suaminya dan jutaan etnis minoritas lainnya di kamp-kamp pengasingan. Seringkali warga Uighur ditahan karena memiliki terlalu banyak anak.

“Mencegah orang memiliki anak adalah tindakan yang salah. Mereka ingin menghancurkan kita sebagai manusia,” kata Omirzakh dikutip di Al Arabiya, Senin (29/6). Omirzakh lantas berhutang banyak untuk mengumpulkan uang dan memilih melarikan diri ke Kazakhstan.

Tingkat kelahiran di sebagian besar wilayah Uighur, di Hotan dan Kashgar, anjlok lebih dari 60 persen dari 2015 hingga 2018. Angka ini merupakan tahun terakhir yang tersedia dalam statistik pemerintah.

Ratusan juta dolar yang dicurahkan pemerintah ke dalam alat kontrasepsi telah mengubah Xinjiang dari salah satu daerah dengan pertumbuhan tercepat di Cina, menjadi salah satu yang paling lambat hanya dalam beberapa tahun. Hasil ini didapat berdasarkan penelitian baru yang diperoleh The Associated Press sebelum dipublikasi oleh pakar China, Adrian Zenz. (ermus)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *