Membangun Pribadi Taqwa

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Membangun Pribadi Taqwa

Suatu hari, seorang sahabat bertanya kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib k.w. tentang apa itu taqwa. Beliau menjelaskan bahwa taqwa itu adalah :

1) Takut kepada Allah yang diiringi rasa cinta, bukan takut karena adanya neraka.
2) Beramal dengan Alquran yaitu bagaimana Alquran menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia.
3) Ridha dengan yang sedikit, ini berkaitan dengan rezeki. Bila mendapat rezeki yang banyak, siapa pun akan redha tapi bagaimana bila sedikit ? Yang perlu disadari adalah bahwa rezeki tidak semata-mata yang berwujud uang atau materi.
4) Orang yg menyiapkan diri untuk “perjalanan panjang”, maksudnya adalah hidup sesudah mati.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Seorang sahabat Rasulullah SAW, Ubay bin Ka’ab pernah memberikan gambaran yang jelas tentang hakikat taqwa. Pada waktu itu, Umar bin Khaththab bertanya kepada Ubay tentang apa itu taqwa. Ubay balik bertanya : “Apakah Anda pernah berjalan di tempat yang penuh duri?” Umar menjawab : “Ya.” Ubay bertanya lagi : “Lalu Anda berbuat apa?” Umar menjawab: “Saya sangat hati-hati dan bersungguh-sungguh menyelamatkan diri dari duri itu.” Ubay menimpali : “Itulah (contoh) taqwa.” Menghadapi duri di jalanan saja sudah takut, apalagi menghadapi siksaan api neraka di akhirat kelak, seharusnya kita lebih takut lagi. Permasalahan yang dihadapi biasanya adalah “duri” semacam apakah yang dihindari oleh orang-orang bertaqwa itu dan sejauh manakah kita mampu untuk menghindari “duri” itu.

Dalam upaya membentuk Pribadi Taqwa, maka Rasulullah SAW suatu ketika pernah menasehati Sayyidina Ali Ibnu Abi Thalib, wahai Ali: Shalatlah apabila telah tiba waktunya karena itu akan menunjukkan engkau sebagai pribadi yang bertaqwa. Maka wajar kalau baginda Rasulullah SAW dalam beberapa riwayat di katakan, suatu ketika beliau sedang berasyik-masyuk, bersenda gurau dengan para istrinya, tetapi apabila tiba waktu shalat (adzan), Kaannahu Lam Ya’rifna Walam Na’rifhu: seakan-akan rasul tidak mengenal kami (para istri), dan kami pun tidak mengenalnya (rasul), beliau langsung menuju masjid untuk memenuhi panggilan-Nya, dan para istrinya pun langsung ikut berjamaah. Demikian dijaganya arti shalat jamaah oleh rasul dan keluarganya.

Karakteristik Orang yang bertaqwa menurut Imam Qusyairi dalam karyanya Risalatu al-Qusyairiyah berkata, bahwa ”Karakter yang menonjol bagi orang yang bertakwa terkumpul dalam kalimat “TAQWA”.

1. Huruf pertama ‘ta’ yang bermakna tawadhu’ (rendah hati). Orang yang bersikap tawadhu, sekalipun kaya tetapi berpenampilan miskin, meskipun penguasa tetapi ia memilih pola hidup sebagai pelayan (khadam), dan betapa pun alim, ia memilih sikap hidup seperti orang yang tidak berilmu.

2. Huruf yang kedua ‘qaf’ artinya qanaah. Selalu ridha dengan rezeki yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT. Dalam urusan dunia, ia selalu melihat orang yang status sosial ekonominya lebih rendah. Namun dalam urusan akhirat, ia melihat orang yang lebih atas.

3. Huruf yang ketiga ‘waw’ artinya wara’. Maksudnya, menjaga dari dari sesuatu yang syubhat (tidak jelas halal dan haramnya). Apalagi memandang perkara yang haram. Sekalipun perkara itu halal, akan tetapi jika menghalangi dan mengurangi konsentrasi ibadah kepada Allah SWT, maka ia akan tinggalkan.

4. Huruf yang keempat ‘ya’ artinya yakin. Orang yang bertakwa selalu memiliki pendirian yang kuat. Tidak mudah goyah ketika dihadapkan dengan ujian dan cobaan. Karena ia yakin, maka sesungguhnya Allah SWT selalu menyertainya dan menolongnya dalam keadaan lapang maupun sempit.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *