Melihat Masjid Saka Tunggal di Banyumas

masjid saka tunggal
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id,- Nama resmi masjid ini adalah masjid Saka Tunggal Baitussalam,  tapi lebih populer dengan nama masjid saka tunggal karena memang Masjid ini hanya mempunyai saka tunggal (tiang penyangga tunggal). Saka tunggal yang berada di tengah bangunan utama masjid, saka dengan empat sayap ditengahnya yang akan nampak seperti sebuah totem, bagian bawah dari saka itu dilindungi dengan kaca guna melindungi bagian yang terdapat tulisan tahun pendirian masjid tersebut.

Masjid saka tunggal berukuran 12 x 18 meter ini menjadi satu satunya masjid di pulau Jawa yang dibangun jauh sebelum era Wali Sembilan (Wali Songo) yang hidup sekitar abad 15-16M. Sedangkan masjid ini didirikan tahun 1288M, 2 abad sebelum Wali Songo., dan sebelum Kerajaan Majapahit berdiri yang dimulai dengan penobatan Raden Wijaya sebagau Raja pertama Majapahit pada 10 November 1293. Sekaligus menjadikan Masjid Saka Tunggal Baitussalam sebagai Masjid Tertua di Indonesia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Masjid Masjid Saka Tunggal Baitussalam berada di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah (Koordinat Geografi : 7°28’26.05″S 109° 3’20.32″E).

masjid saka tunggal bagian dalam
Bagian dalam masjid Saka Tunggal (dok)

Masjid Masjid Saka Tunggal ini berada ditengah suasana pedesaan Jawa yang begitu kental. Di kawasan masjid yang dipenuhi dengan kera-kera yang berkeliaran bebas. Di masjid ini terdapat beberapa ruang. Halaman masjid cukup luas untuk menampung beberapa kendaraan. Di depan halaman masjid, sudah disediakan tempat berwudhu dan kamar mandi. Dari jalan raya menuju pintu gerbang  masjid ini cukup jauh letaknya berada diantara rumah  rumah penduduk.  Kawasan ini memang sudah menjadi cagar budaya, dibelakang masjid ini terdapat komplek pemakaman tua dengan gerbangnya yang masih bertuliskan aksara Jawa. Makam yang secara rutin di ziarahi oleh warga muslim setempat.

Sejarah Masjid Saka Tunggal Baitussalam

Masjid ini dibangun pada tahun 1288 Miladiyah sebagaimana angka yang terpahat di satu satunya tiang di dalam masjid ini. Maknanya Bahwa Masjid Saka Tunggal ini dibangun Sekitar lima abad setelah pembangunan Candi Borobudur, lima tahun sebelum Kerajaan Majapahit berdiri, dan dua abad sebelum era wali songo. Sampai saat ini Masjid Saka Tunggal (1288) ini tercatat sebagai masjid tertua di Indonesia.

Meskipun sejauh ini belum ditemukan informasi tentang keterkaitan masjid ini dengan Kerajaan Singosari (1222-1292), namun tahun pembangunan masjid ini (1288) adalah masa kekuasaan Kerajaan Singosari. Belum ada informasi juga tentang apakah wilayah Desa Cikakak di kabupaten Banyumas tempat masjid ini berdiri, pada saat itu juga merupakan wilayah Singosari atau bukan.

Catatan sejarah nasional menyebutkan aktvitas kerajaan tersebut berada di timur pulau Jawa termasuk peristiwa penyerbuan pasukan Kubilai Khan dari dinasti Yuan (china) ke tanah Jawa tahun 1293, dengan tujuan untuk menghukum Kertanegara, Raja Singosari yang telah melukai Meng Chi, utusan Kubilai Khan ke Singasari untuk meminta upeti. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang, Setelah Kediri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa, dan mendirikan Majapahit.

Sejarah Masjid Saka Tunggal (1288) senantiasa dikaitkan dengan Tokoh penyebar Islam di Cikakak, bernama Mbah Mustolih yang disebutkan hidup dimasa Mataram Kuno Dalam syiar Islam yang dilakukan, Mbah Mustolih menjadikan Cikakak sebagai “markas” dengan ditandai pembangunan masjid dengan tiang tunggal tersebut. Beliau dimakamkan tak jauh dari masjid Saka Tunggal.

Hal tersebut memang membingungkan mengingat bahwa Masjid ini dibangun tahun 282 tahun setelah Mataram Kuno runtuh oleh serbuan Kerajaan Sriwijaya tahun 1006. Lagipula, sejarah kita mencatat bahwa Mataram Kuno menganut Agama Hindu bukan agama Islam. Kecuali bila yang dimaksud adalah: bahwa Mbah Mustolih adalah keturunan dari anggota keluarga kerajaan Mataram Kuno atau keturunan dari warga Mataram Kuno generasi kesekian yang sudah beragama Islam, dan kemudian menjadi penyebar Islam di Cikakak.

Akan lebih membingunkan lagi bila Mataram Kuno yang dimaksud adalah Mataram yang didirikan oleh Panebahan Senapati (kelanjutan dari Kesultanan Pajang), kemudian terpecah menjadi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta. Mengingat Bahwa Alas Mentaok sendiri yang merupakan cikal bakal Mataram islam, baru dibuka oleh Panebahan Senapati di tahun 1556 atau 268 tahun setelah Masjid Saka Tunggal Berdiri.

Bisa jadi pengaitan Mbah Mustolih dengan Mataram kuno ini dihubungkan dengan unsur Kejawen masih cukup melekat pada masjid dan tradisi muslim Cikakak. Akan tetapi tidaklah tepat untuk mengaitkan Kejawen dan tradisi muslim Cikakak dengan Mataram Kuno mengingat rentang waktu diantara keduanya terpaut teramat jauh. (fur/dbs).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *