HAJINEWS.ID- Ada yang hampir terlewatkan dalam peristiwa besar di Turki yakni shalat Jumat pertama (24/7/2020) di masjid agung Aya Sofya atau Hagia Sophia, adalah hadirnya Nilhan Sulthan.
Dia adalah cucu Sultan Abdul Hamid II atau cicit dari Alfatih yang membebaskan Konstantinopel. Nama lengkapnya adalah Nilhan Osmanoglu, lahir 25 April 1987 di Istanbul Turki. Pasangannya adalah Mehmet Behlül Vatansever (Menikah 2012), pendidikannya European University of Lefke.
Dalam peristiwa dibukanya Aya Sofya sebagai masjid sejak 86 tahun lalu sebagai museum, bagi Nilhan Sulthan adalah sejarah baru. Ia mengibaratkan matahari kembali bersinar.
Dalam catatannya berbahasa Turki, ia mengatakan (terjemahannya) sebagai berikut:
“Subuh berdarah hari itu, api bertiup dari langit;
Tiba-tiba, pasukan berkuda akan muncul di punggung gunung.
Para penunggang kuda akan memasuki kota berhala melalui pelanggaran;
Kota di mana ada bangkai manusia.
Iman dan gagasan saja; tidak kekasih atau saudara;
Pikiran akan datang, pikiran akan menjadi gila.
Dan revolusi akan menggulingkan revolusi terlebih dahulu.
Semuanya sama, semuanya sama.
Gulat Fertle tidak akan lagi menjadi antar-komunitas;
Setiap orang akan memeluk masyarakat satu per satu.
Surga akan melaporkan dua lelucon itu.
Berita baik untuk Anda; matahari yang belum lahir!
Dan memang benar. Matahari itu akhirnya terbit bersinar, Nilhan Sultan mengungkapkan kegembiraannya.
Semua ada saatnya, dunia hanyalah milik ALLAH segala sesuatunya diatur kehendak Allah…
Sekadar catatan sejarah politik Turki, cucu Khalifah Ottoman Abdul Hamid II ini mendukung Referendum Turki.
Nilhan secara pribadi mendukung presiden Recep Tayyip Erdogan yang mengambil langkah untuk amandemen UU Turki.
Selama ini kelurga dari Khalifah terakhir Dinasti Ottoman dikenal sebagai pihak dalam memberikan dukungan penuh kepada presiden Erdogan dan partainya AKP.
Dilain pihak, ada penilaian tersendiri terkait dukungan keluarga Khalifah ini kepada pemerintah Turki. Dukungan ini memberikan kesan partai Erdogan, AKP merupakan perpanjangan tangan dari Khilafah Utsmaniyah.(fur/dbs).