Benarkah Daging Kambing Picu Darah Tinggi? Ini Faktanya

Berbagai olahan daging kambing. (dapuronlinequ)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Di Hari Raya Idul Adha ini, olahan daging sapi atau daging kambing bakal menjadi menu utama untuk disantap. Daging sapi atau kambing bisa diolah dengan berbagai cara misalnya rendang, tongseng, dan aneka olahan lainnya.

Namun soal daging kambing banyak orang yang takut menyantapnya. Apalagi kalau bukan perkara kolesterol dan darah tinggi. Benarkah mitos soal daging kambing bisa menyebabkan darah tinggi?

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Itu hanya mitos. Daging kambing tak punya efek untuk menyebabkan darah tinggi. Daging kambing tak ada bedanya daging lainnya,” ungkap Ardy Brian Lizuardi, Master of Science in Nutrician and Health Wageningen University, Belanda, saat Nutrifood Class beberapa waktu lalu.

Ardy menjelaskan daging kambing selama ini kerap dikaitkan dengan kolesterol dan darah tinggi sebenarnya karena proses memasaknya. Sebab selama ini ketika memasak daging kambing, ada penambahan banyak garam dan juga santan kental, misalnya pada olahan tongseng atau gulai.

Sebagaimana diketahui, olahan santan ketika dipanaskan berkali-kali akan berbahaya untuk kesehatan termasuk memicu kolesterol. Selain itu, penambahan garam yang tinggi juga akan menjadi penyebab darah tinggi.

Untuk menurunkan risiko darah tinggi dan kolesterol saat menyantap olahan gulai, tongseng, dan makanan berbahan daging kambing lainnya, Anda bisa menggunakan alternatif pengganti santan seperti susu rendah lemak, atau bahan pengganti santan yang banyak terdapat di pasaran.

“Tapi kalau makan satai kambing, jangan pakai kecap manisnya karena kecap manis juga tinggi garam.”

Satai menjadi salah satu hidangan umum dari daging kurban baik itu sapi atau kambing. Namun, sejumlah kesalahan selama pengolahan bisa membuat tekstur daging tak empuk.

Executive Chef Aprez Catering by Amuz Group, Chef Stefu Santoso mengatakan, langsung mengolah daging menjadi salah satu kesalahan yang kerap terjadi.

Daging kurban baik itu sapi atau kambing berada dalam kondisi sangat segar karena biasanya dipotong dan didistribusikan pada hari yang sama. Namun, hal inilah yang membuat dagingnya sedikit keras saat diolah terutama menjadi satai.

“Meskipun kadang usianya sudah muda. Cuma karena dipotongnya fresh kemudian langsung dimasak, biasanya agak sedikit keras,” kata President of Association of Culinary Professionals Chef Stefu Santoso itu dalam Kuliah WhatsApp bersama media belum lama ini.

Kesalahan lainnya, menggunakan mentega atau minyak secara berlebihan dengan tujuan agar daging tak lengket pada pan atau alat memasak.

“Padahal sebenarnya yang lebih penting panggangannya harus benar benar panas secara maksimum baru kemudian daging diletakkan di atas panggangan. Jangan terlalu banyak diberikan minyak atau mentega,” tutur Stefu.

Selain itu, terlalu banyak mentega atau minyak justru akan membuat daging cepat gosong karena dibakar mentega meleleh dan menetes ke dalam bara sehingga api naik lalu menjilat ke seluruh bagian daging. “Daging akan hitam. Itu efek yang paling utama,” demikian kata Stefu.

Selain dibuat satai, daging kurban misalnya kambing bisa Anda bumbui dengan ketumbar, bawang, daun ketumbar dan jintan lalu dipanggang, seperti resep “Lamb Kofta”. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar