Respons Ledakan Beirut, Polri Cek Gudang Amonium Nitrat

Logo Mabes Polri (Istimewa)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel memberikan petunjuk dan arahan kepada jajaran untuk melakukan pengecekan sistem keamanan lokasi gudang penyimpanan bahan peledak berjenis amonium nitrat.

Petunjuk dan arahan tersebut tertuang dalam Surat Telegram Kabaintelkam bernomor STR/1459/VIII/LOG.7.6.1./2020 yang ditujukan kepada para Kapolda serta Direktur Intelijen dan Keamanan (Dir Intelkam) Polda. “Surat telegram ini bersifat petunjuk dan arahan untuk dilaksanakan dan laporkan hasil perkembangannya,” ujar Komjen Rycko kepada Antara, Jumat (7/8/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam surat telegram tertanggal 6 Agustus 2020 dan ditandatangani oleh Rycko tersebut dijelaskan bahwa petunjuk dan arahan itu diterbitkan sebagai respons atas peristiwa ledakan yang diakibatkan oleh amonium nitrat di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8).

Dalam telegram disebutkan bahwa di wilayah Indonesia terdapat lima produsen bahan peledak yang memproduksi jenis amonium nitrat dan amonium nitrat fuel oil (ANFO), digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.

Kemudian, terdapat 36 gudang bahan peledak milik importir dan 825 gudang bahan peledak milik pengguna akhir untuk kegiatan tambang, migas, dan non tambang.

Guna mengantisipasi penyalahgunaan bahan peledak serta mencegah terjadinya kelalaian dan sabotase, Rycko meminta para Kapolda untuk melaksanakan sejumlah langkah pencegahan.

Langkah pencegahan tersebut yakni melaksanakan pengecekan sistem pengamanan fasilitas, prosedur keselamatan pertama, sistem pengamanan proses, rencana tanggap darurat, serta pengamanan fisik satuan pengamanan (satpam) dan Polri.

Selanjutnya, Polda-Polda diminta meningkatkan kewaspadaan pengamanan dalam giat produksi dan distribusi bahan peledak komersial serta meningkatkan pengamanan dan melakukan pengecekan jumlah stok opname dan sisa bahan peledak.

Rycko juga mengarahkan agar dilaksanakan cek rutin dan insidentil sesuai Peraturan Kapolri Nomor 17 Tahun 2017 tentang Perizinan Pengamanan, Pengawasan, dan Pengendalian Bahan Peledak Komersial.

Dia juga mengarahkan jajarannya untuk berkoordinasi dengan para produsen, importir, distributor, dan pengguna akhir untuk mematuhi dan melaksanakan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan.

Ledakan dahsyat di kawasan Pelabuhan Beirut, Lebanon, masih menyisakan pertanyaan besar mengenai penyebabnya. Namun di tengah investigasi awal yang dilakukan otoritas Lebanon, tragedi yang menewaskan 137 orang dan melukai ribuan orang ini diduga kuat akibat kelalaian dalam mengelola 2.750 ton amonium nitrat yang terbengkalai sejak 2013 silam.

Sebuah foto yang viral usai diunggah pada Rabu (5/8/2020) malam WIB menunjukkan, pekerja sedang mengelas pintu gudang amonium nitrat sebelum terjadi ledakan dahsyat. Hingga sejauh ini, ledakan dahsyat di ibu kota Lebanon itu masih diduga karena amonium nitrat, tetapi tak diketahui secara pasti kenapa bisa meledak.

Lantas beragam spekulasi pun muncul, dan di jagat Twitter sedang ramai dibicarakan foto pekerja mengelas pintu gudang amonium nitrat di Beirut itu sebelum terjadi ledakan yang mematikan. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *