Hikmah Siang: Belajar dari Semut Menurut Alquran

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



HAJINEWS.ID,-   Salah satu kisah yang terkenal dalam Alquran adalah Semut dan Nabi Sulaiman dalam Surah ke- 27 yakni An Naml yang memiliki arti Semut. Menurut Buya Hamka, penamaan ayat tersebut didasarkan pada ayat ke 18 dan 19 yang menyebut tentang semut. Surat ini juga disebut surat thasin karena di mulai dengan huruf Tha Sin.

Adapun surah ini turun setelah surah asy-Syu’ara, yang sebagaimana surah Makkiyah lainnya, tujuan diturunkannya surah ini adalah untuk memperkuat Akidah Tauhid.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kisah Nabi Sulaiman dan Semut

Menurut tafsir Hamka, kejadian itu terjadi saat musim panas, dimana para semut tengah gencar keluar sarang untuk mencari dan mengumpulkan makanan. Kemudian salah seekor semut, yang ternyata merupakan semut pengintai memberitahu kawanannya yang lain untuk segera menuju sarang karena ia melihat kedatangan nabi Sulaiman dan bala tentaranya.  Ia memperingatkan koloninya bahwa mereka adalah makhluk kecil, yang meskipun Nabi Sulaiman tidak berniat menginjak, tapi sudah barang pasti koloni semut itu akan terinjak jika tidak segera menghindar.

“Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia, dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedang mereka tidak menyadari.” (QS. An-Naml : 18)

Seperti yang kita tahu bahwa nabi Sulaiman oleh Allah diberi mu’jizat dapat memahami bahasa binatang. Mendengar perintah semut pengintai kepada para temannya, nabi Sulaiman tersenyum. Hamka memberi contoh pada tafsirnya yakni semut rang-rang. Meski kecil, semut tersebut memiliki keberanian melawan musuh yang ukurannya bahkan lebih besar darinya. Begitu juga kepada manusia, jika sengatnya mengenai tubuh manusia akan terasa sakitnya. Keberanian semacam itulah yang membuat nabi Sulaiman tergelak, kemudian bersyukur kepada Allah. Hal yang disyukuri nabi adalah karena Allah telah menganugerahkan kemampuan yang dahsyat kepadanya.

“Maka dia tersenyum dengan tertawa karena perkataannya. Dan dia bekata:

“Tuhanku, anugerahilah aku kemampuan untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepada kedua orang ibu-bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shaleh.” (QS.An-Naml : 19).

Keunikan Semut

Penelitian telah menunjukkan kepada kita beberapa fakta tentang gaya hidup semut, yang sebelumnya tidak diketahui manusia. Penelitian telah menunjukkan bahwa hewan atau serangga yang gaya hidupnya paling mirip dengan gaya hidup manusia adalah semut.

Hal tersebut bisa dilihat dari temuan berikut tentang semut:

1. Semut menguburkan mayat mereka dengan cara yang mirip dengan manusia.

2. Mereka memiliki sistem pembagian kerja yang canggih, di mana mereka memiliki manajer, penyelia, mandor, pekerja, dll.

3. Sesekali mereka bertemu di antara mereka sendiri untuk melakukan ‘obrolan’.

4. Mereka memiliki metode komunikasi yang canggih di antara mereka sendiri.

5. Mereka memegang ‘pasar’ reguler di mana mereka bertukar barang.

6. Mereka menyimpan biji-bijian dalam waktu lama di musim dingin dan jika biji mulai bertunas, mereka memotong akarnya, seolah-olah mereka mengerti bahwa jika dibiarkan tumbuh, itu akan membusuk. Jika biji-bijian yang disimpan oleh mereka menjadi basah karena hujan, mereka membawanya ke sinar matahari untuk mengeringkan, dan sekali kering, mereka membawanya kembali ke dalam seolah-olah mereka tahu bahwa kelembaban akan menyebabkan pengembangan sistem akar yang akan menyebabkan biji membusuk.

Kerja Sosial Semut, Teladan Bagi Manusia

Ada beberapa hal yang bisa kita teladani dari kisah-kisah dan penelitian terhadap koloni semut. Selain terkait pembagian kerja dan efisiensi tanggungjawab yang dimiliki, semut juga mengajarkan kepada manusia tentang pentingnya kerja sosial dalam masyarakat, utamanya dalam hal tolong menolong dan gotong royong.

Contohnya ketika ada semut yang kenyang kemudian menemukan teman koloninya kelaparan, ia akan dengan sigap memberikan sari-sari dalam tubuhnya pada temannya yang kelaparan. Apa yang dilakukan semut tersebut senada dengan hadits riwayat Ath-Tabrani, bahwa seorang mukmin tidak boleh menyimpan sesuatu yang mengenyangkan dirinya sendiri sementara tetangga di samping rumahnya kelaparan.

Selain itu kita sering melihat beberapa semut bekerja sama saling bahu membahu menggotong makanan yang mereka dapat untuk dibawa menuju sarang. Makanan yang mereka bawa bahkan lebih berat 50% dari berat tubuh mereka sendiri. Jika mereka merasa tidak mampu, maka salah satu semut akan kembali ke sarang untuk memberitahu koloninya, bahwa ada makanan yang harus segera mereka angkut. Sikap gotong royong inilah yang harus terus kita pupuk dalam hidup bermasyarakat. (nov/dbs)

 

Wallahu A’lam Bishowwab

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar