Rupiah di Ujung Tanduk, Indonesia Hadapi Kemungkinan Terburuk

(Foto ilustrasi.dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Nilai tukar (kurs) rupiah berada di ujung tanduk dengan terdepresiasi di hadapan banyak mata uang pada Selasa ( 8/9/ 2020). Pada perdagangan spot pagi, rupiah melemah di kisaran Rp14.750-an per dolar AS.

RTI mencatat, sampai dengan pukul 09.55 WIB, rupiah terkontraksi -0,17% ke level Rp14.739 per dolar AS. Bahkan, pagi tadi rupiah anjlok hingga ke level terdalam di angka Rp14.751 per dolar AS.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Bukan hanya itu, tiga mata uang global yang kemarin tunduk kepada rupiah hari ini justru berbalik menyerang. Alhasil, rupiah keok di hadapan dolar Australia sebesar -0,19%. Dua mata uang Eropa juga turut menekan, yakni euro (-0,09%) dan poundsterling (-0,04%).

Adapun pergerakan rupiah di tingkat regional terpantau variatif dengan kecenderungan tertekan. Sebagai mata uang paling lemah ketiga di Asia, rupiah unggul terhadap baht (0,11%) dan ringgit (0,08%). Selebihnya, rupiah tertekan oleh dolar Taiwan (-0,22%), yen (-0,16%), dolar Hong Kong (-0,16%), yuan (-0,09%), dolar Singapura (-0,07%).

Selain faktor teknikal, ada sejumlah sentimen yang membuat rupiah tertekan di hadapan banyak mata uang. Salah satu sentimen tersebut adalah kemungkinan terburuk, di mana ekonomi Indonesia jatuh ke jurang resesi pada kuartal ketiga tahun 2020.

Sementara itu kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ditutup melemah dipengaruhi meningkatnya tensi antara Amerika Serikat dan China.

Rupiah ditutup melemah 25 poin atau 0,17 persen menjadi Rp14.765 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.740 per dolar AS. “Pelemahan rupiah hari ini dipengaruhi konflik dua negara ekonomi terbesar dunia yaitu AS dan China yang terus membara setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada konferensi pers Gedung Putih pada hari Senin bahwa ia bermaksud untuk mengekang hubungan ekonomi antara kedua negara,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.

Apalagi, di Hongkong telah terjadi demonstrasi besar-besaran yang berujung bentrokan dengan aparat kepolisian Hongkong dan terjadi penangkapan 100 lebih aktivis yang menginginkan pemilu dipercepat.

Dari eksternal lainnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dilaporkan sedang mempertimbangkan undang-undang untuk mengesampingkan perjanjian penarikan Brexit negara itu dengan Uni Eropa (UE).

Berita tersebut memicu peringatan Uni Eropa bahwa tidak akan ada kesepakatan jika Inggris melanjutkan langkah tersebut dan meningkatkan prospek Brexit yang sulit lagi. Pembicaraan baru antara Inggris dan UE akan diadakan di kemudian hari.

Adapun fokus pasar pada pekan ini adalah pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (10/8) mendatang, meskipun keputusan kebijakan ECB secara luas diperkirakan akan tidak berubah.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.798 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.754 per dolar AS. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *