Melabuhkan

melabuhkan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Melabuhkan

Oleh : Drs.H.Ahmad Zacky Siradj/Ketua Umum IKALUIN/Ketua Umum PBHMI 1981-1983.

Terlihat dari kejauhan ia sedang duduk sendirian diatas onggokan kayu yang belum ia belah-belah dengan kapaknya, sepertinya sedang melepas lelah sembari melempar pandang jauh kedepan. Sedang istirahat ya mas, agak terperanjat kaget kala ditanya, tapi nampaknya juga ada yang sedang dipikirkan ya mas, memang, sedang melabuhkan perasaan kerinduan pada lamunan atas seseorang yang pergi kesebrang yang telah beberapa hari berselang, lama tiada kabar menjelang, berkali dikontak tiada ada jawaban, ia pun pergi tiada pesan ditinggal, hanya titip salam sama adikku. Ya mas yang penting jangan memutus kasih, mungkin saat tiba ia kan kembali datang, berjumpa melabuhkan bersama rasa rindu kasih sayang. Ketika jalan pulang hati ini ikut terlibat dan diam-diam mendo’akan agar kiranya kasih cinta yang tulus diantara mereka terjalin kembali…

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sejak kecil rasanya telah mengenal sebutan pelabuhan yang ditujukan pada suatu daerah wilayah yang memiliki pantai tempat para nakhoda melabuhkan kapal-kapal untuk bersandar menurunkan jangkar-jangkarnya, menurunkan penumpangnya, mengeluarkan muatannya, berbagai barang sebagai bawaannya. Namanya juga melabuhkan, tentu semuanya berlabuh, melabuhkan diri ditepian pantai. Tercatat sebuah bait lagu tentang pelaut ; siapa bilang pelaut mata karanjang, kapal bastom lapas tali lapas cinta…. Berbeda tentunya dengan kapal-kapal pesiar yang berlayar mengelilingi berbagai samudra, para nakhoda melabuhkan kapalnya dipantai dan pulau yang indah panorama pemandangannya, semua penumpan seta merta melabuhkan perasaannya pada alam yang begitu serba indahnya, alam yang sangat menyenangkan mengagumkan hingga membawa kenangan.

Tanpa diduga sebelumnya memang bahwa ada semacam kenikmatan tersendiri menurut ukuran perasaan yang subyektif, bahwa melabuhkan diri pada pengabdian, terlibat langsung pada kancah perjuangan sepertinya ibarat panorama keindahan hidup yang sulit dipisah jarak, banyak teman tuk bersenda gurau, bercerita, kadang berbicara mengutarakan pendapat dan gagasan. berpidato, mempresentasikan buah pikir pada diskusi seminar, melakukan kerja bakti, kunjungan anjang sono dan banyak-banyak lagi bagi membangun solidaritas sosial, selain juga bergabung dengan para aktifis yang berdemontrasi menyampaikan pikiran kritis bagi perbaikan negara bangsa. Berkomitmen pada pengabdian berarti melabuhkan diri pada perjuangan yang tiada bertepi, merupakan cahaya kehidupan yang takan surut padam, ia hadir ibarat lentera yang menerangi senantiasa hingga dikeabadian.

Demikian pula tentunya bila sumpah jabatan telah terucapkan, tentunya bukan sekedar ucapan berhenti dalam ucapan, tapi itu adalah sebuah komitmen, ia bertekad melabuhkan diri terhadap sumpahnya itu dan bersilancarlah dengan janji yang telah dikrarkannya itu, sebab negeri ini butuh pengelola yang baik yang jujur yang konsisten hingga negeri ini dapat melabuhkan diri pada cita-cita yang mulia. Sebab itu janganlan di siasiakan ketulusan rakyat melabuhkan harapannya pada pemimpin, pada pemerintah, sebagai pemimpin yang membawa bahtera negeri ini, hingga pemerintah dapat melabuhkannya kepulau idaman yang menjadi harapan rakyat. Bertekad menghantarkannya rakyat memperoleh perlindungan, memperoleh kecerdasan, memperoleh kesejahteraan. Sebab ingat-ingatlah bahwa sekali lancung keujian seumur hidup orang tak percaya, sekali berkhianat takkan dipercaya lagi…maka segarkanlah komitmen pengabdian bagi negeri tercinta.

Dan bagi kaum beragama, juga telah berkomitmen untuk mengukuhkan keyakinannya, dengan ucapan yang tulus ikhlas bersaksi dengan dua kalimah syahadat yang darinya menerangi seluruh hidupnya menjadi ibadah, keridlaan-Nya yang dituju, dan kasih sayang terhadap lingkungannya yang ia ingin capai, hingga mengantarkannya untuk dapat melabuhkan dirinya pada keabadiannya nanti. Kepasrahannya melaksanakan apa yang diperintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, tiada lain karena kesadaran tinggi bahwa tiada ada kekuatan dalam dirinya, melabuhkan diri pada kehendak-Nya (la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim). Wa Allahu a’lam (azs, 1392020).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *