Tukang Mindring

Tukang Mindring
Edhy Aruman
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Tukang Mindring

Oleh Edhy Aruman

Tahun 1920an sebuah koran di Surabaya menurunkan artikel tentang Tukang Mendring. Mereka adalah pedagang keliling yang kegiatannya yang masing-masing di daerah memperlihatkan keunikannya. Tukang mindring di Gresik juga unik yang menunjukkan karakter keyakinan pada ajaran agamanya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mereka menjajakan barang dagangan berupa tekstil murah, sarung, kain belacu (mori) sampai ke ujung desa-desa dengan naik sepeda. Barang-barang itu dijual secara tunai ataupun kredit dengan bunga yang terkadang sangat tinggi.

Tukang mindring ini kadang-kadang mempunyai reputasi jelek dan dijuluki sebagai lintah darat. Akan tetapi, kedatangan tukang mindring di desa yang jauh letaknya dari kota sangat diharapkan oleh ibu rumah tangga yang tidak mudah untuk meninggalkan rumah mereka. Ibu-ibu rumahtangga itulahyang menjadi sasaran tukang mendring.

Berbeda dengan tukang mindring daerah lainnya, tukang mendering di Gresik biasanya dilakukan secara individual. Dalam buku Kongsi & Spekulasi (terjemahan oleh Bob Widyahartono) yang ditulis VL Vleming Jr digambarkan bahwa tukang mindering yang keluar masuk kampong itu sebenarnya adalah para pekerja para majikan.

Sebagai contoh, ada sebuah kota yang mempunyai 8 pemimpin (boss) tukang mindring. Setiap boss mempunyai sekitar sepuluh pegawai bersepeda yang keliling desa. Jadi, setiap hari, sekitar 80 tukang mindring mendatangi desa-desa dan kembali sore hari. Para tukang mindring itu biasanya tinggal di rumah boss-nya atau indekos.

Di Gresik kebanyakan tukang mindring ini bekerja mandiri. Mereka ini sebagian besar adalah para ibu-ibu rumahtangga. Mereka bekerja sebagai tukang mindring sekadar untuk menambah pendapatannya atau memenuhi kebutuhan keuangan rumah tangganya yang kurang mencukupi.

Tahun 1970an, di Surabaya ada pusat pembelanjaan yang terkenal, yakni Pasar Atom. Saya ingat ketika ibu saya mau membuatkan baju sekolah, ibu saya membeli kain bahannya di Pasar Atom. Kurang tahu kenapa padahal di Surabaya juga ada tempat belanja lainnya; yakni di Pasar Turi.

Sumber : Gresikpedia 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar