6 Perkara yang Mengubah Dosa Kecil Menjadi Besar Menurut Imam Al-Ghazali

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id– Sebagian orang meremehkan dosa kecil. Mereka melakukan dosa kecil, tapi tanpa sadar telah melakukan dosa besar. Ada enam perkara yang mengubah dosa jecil menjadi besar. Inilah penjelasan Imam Al-Ghazali tentang enam perkara yang dapat mengubah dosa kecil menjadi besar yang dikutip dari harkah.

1. Terus-menerus

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Imam Al-Ghazali menganalogikan dengan tetesan air pada batu. Air yang menetes di batu secara terus-menerus, maka akan lebih memberikan bekas ketimbang guyuran air yang besar tetapi hanya sekali.

Rasulullah Saw. bersabda;N

أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ.

“Amal yang paling dicintai Allah ialah yang dilakukan terus-menerus, meski hanya sedikit.” (H.R. Muslim)

Al-Ghazali menurtukan bahwa amal kebaikan yang dilakukan terus-menerus, meski kecil, maka akan menjadi besar pengaruhnya. Ketentuan ini juga dapat berlaku sebaliknya, yakni dosa kecil yang dilanggengkan akan memiliki pengaruh besar terhadap gelapnya hati pelakunya.

2. Meremehkan Dosa Kecil

Apabila orang yang melakukan dosa menganggap bahwa yang dilakukannya ialah dosa besar, maka dosa itu menjadi kecil di hadapan Allah Swt. Sebaliknya, apabila pelaku dosa menganggap bahwa yang dilakukan ialah dosa kecil, sedang ia meremehkannya, maka akan menjadi besar di hadapan Allah Swt.

إِنَّ المُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ

“Sesungguhnya seorang mukmin itu melihat dosanya seakan-akan ia duduk di bawah gunung, ia pun khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkan orang fajir (gemar maksiat), ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang lewat begitu saja di depan hidungnya.” (H.R. Bukhari)

3. Bergembira dengan Dosa Kecil

Orang yang telah melakukan dosa itu seharusnya malu dan insyaf, karena ia telah hanyut dalam bujuk dan rayuan setan, yang menjadikannya terjerembab dalam jurang kemaksiatan. Mungkin saja sejenak seseorang dapat merasakan manisnya dosa kecil, tetai ia tak sadar bahwa kebanggaan itu akan membuatnya merasakan besarnya penyesalan.

4. Menyalahartikan Pertolongan Allah

Yaitu orang yang melakukan dosa menganggap enteng, bahwa dosa-dosanya akan ditutup oleh Allah. Karena kebodohannya, ia pun mengira bahwa tertutupinya dosa adalah pertolongan Allah kepadanya, serta sebagai petunjuk bahwa yang dilakukannya sekadar dosa kecil. Sehingga membuatnya tak sadar bahwa menggampangkan sesuatu yang salah ialah termasuk dosa besar.

firmankan dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadilah [58] ayat 8;

وَیَقُولُونَ فِیۤ أَنفُسِهِمۡ لَوۡلَا یُعَذِّبُنَا ٱللَّهُ بِمَا نَقُولُۚ حَسۡبُهُمۡ جَهَنَّمُ یَصۡلَوۡنَهَاۖ فَبِئۡسَ ٱلۡمَصِیرُ

“Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri, ‘Mengapa Allah tidak menyiksa kita atas apa yang kita katakan itu?’ Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Maka neraka itu seburuk-buruk tempat kembali.” [Q.S. Al-Mujadilah (58): 8]

5. Menceritakan Dosanya kepada Orang Lain

Tidak sedikit orang yang justru sengaja menceritakan dosanya kepada orang lain. Entah dengan motif membanggakan atau mencari perhatian, hal itu termasuk mengkufuri nikmat Allah Swt.

إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ، وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ: يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ.

“Setiap umatku adalah orang yang diampuni (dosanya), kecuali orang-orang menampak-nampakkan (dosanya). Sesungguhnya di antara perilaku menampak-nampakkan (dosa) ialah seorang hamba yang melakukan amalan (dosa) di waktu malam, sementara Allah telah menutupinya,

kemudian di waktu pagi dia bercerita: ‘Wahai Fulan, semalam aku telah melakukan ini dan itu.’ Padahal pada malam harinya, (dosanya) telah ditutupi oleh Tuhannya. Ia pun bermalam dalam keadaan (dosanya) telah ditutupi oleh Tuhannya, tetapi di pagi harinya ia menyingkap apa yang telah ditutupi oleh Allah.” (HR Bukhari & Muslim)

6. Dosanya Orang Alim yang Menjadi Panutan

Disebutkan oleh Imam Al-Ghazali, apabila orang alim yang dijadikan panutan oleh banyak orang melakukan dosa, meski pun kecil, maka dosanya lebih besar ketimbang yang lain. Karena sangat dimungkinkan apabila yang dilakukan itu akan menjadi contoh bagi orang yang mengikutinya. Apabila diikuti orang lain, maka dosanya akan terus mengucur meski ia telah wafat.

Rasulullah Saw. bersabda;

وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ

“Barang siapa yang pertama kali melakukan tradisi buruk, dan masih dilakukan setelah ia melakukannya, maka dicatatlah dosanya dan dosa orang yang mengikutinya, tanda dikuranginya barang sedikit pun.” (H.R. Muslim)

 

 

 

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *