Keutamaan Fatimah Az-Zahra, Pemimpin Para Perempuan Surga

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.idFatimah Az-Zahra merupakan putri keempat Rasulullah Saw dan Ibundanya Khadijah binti Khuwailid. Fatimah Az-Zahra dikenal sebagai perempuan yang memiliki akhlak yang mulia, lemah lembut, sabar, suka membantu, qana’ah, dan dekat dengan Allah. Sebagai perempuan yang suci dan memiliki kepribadian yang terpuji, Fatimah Az-Zahra merupakan salah satu contoh dan suri tauladan terbaik perempuan muslim di seluruh dunia. Terdapat beberapa keutamaan yang dimilikinya, sehingga layak dijadikan teladan bagi para perempuan, di antaranya:

1. Perempuan yang Suci sejak kecil. Fatimah diberikan gelar Az-Zahra ia tidak pernah haid sama sekali dalam hidupnya, dan ketika ia melahirkan nifasnya hanya sebentar sehingga langsung suci. Dalam kitab Fataawa adz-Dzahiriyyah di lingkungan Hanafiyah dijelaskan bahwa,

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sesungguhnya Fatimah tidak pernah mengalami haid sama sekali, saat beliau melahirkan pun langsung suci dari nifasnya setelah sesaat agar tiada terlewatkan shalat baginya, karenanya beliau diberi julukan Az-Zahra”.

2. Ikut berjuang mensyiarkan agama Islam.

Fatimah ditinggal oleh Ibunda tercinta Khadijah Al-Kubro ketika berusia 5 tahun. Sehingga ia menggantikan tempat ibundanya untuk mendukung, membantu, melayani, dan turut serta berjuang bersama ayahandanya.Ketika kecil, Fatimah menghadapi berbagai ujian, salah satunya adalah menyaksikan tindakan keji kaum kafir Quraysh terhadap ayahnya. Karena sering melihat ayahnya mendapat perlakuan kasar, Fatimah sering menangis melihat kesulitan dan siksaan yang dialami oleh Rasulullah Saw.Saat beranjak dewasa, Fatimah ikut berjuang di jalan Allah. Ia melibatkan diri terjun langsung ke medan peperangan sebagai mujahidah. Banyak peperangan yang diikuti, termasuk perang Uhud. ia berkontribusi membantu menyediakan air minum bagi kaum muslimin, menyiapkan segala keperluan logistik dan memberikan obat untuk pasukan kaum muslimin yang mengalami luka dalam peperangan.

3. Seorang Negarawan Ulung.

Ketika Rasulullah Saw wafat, kaum muslimin memilih pemimpin untuk menggantikan Rasulullah sebagai khalifah pertama pengganti ayahandanya. Ia mencalonkan suaminya, Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah pertama. Dan Fatimah maju kedepan menjadi orator untuk memenangkan Ali bin Abi Thalib. Meskipun pada akhirnya yang terpilih (dipercaya) oleh kaum muslimin sebagai khalifah adalah Sahabat Nabi yang lain, yaitu Abu Bakar As-Shiddiq ra. Fatimah mengakui hasilnya, menerima, dan mendukung kepemimpinan Abu Bakar As-Shiddiq dengan totalitas.

4. Pribadi Perempuan yang Murah Hati dan Pelayan Tamu terbaik.

Rasulullah Saw mengutus Salman untuk untuk mengantarkan ahli sihir ke tempat saudara sesama Muslim untuk bisa memberikannya makan, karena ahli sihir tersebut dalam keadaan lapar. Fatimah mengatakan dengan air mata berlinang apabila di rumahnya tidak ada makanan sejak tiga hari lalu. Tetapi putri Rasulullah SAW tersebut enggan untuk menolak seorang tamu yang mengunjungi rumahnya, dengan berkata “Saya tidak dapat menolak seorang tamu yang lapar tanpa memberinya makan sampai kenyang”. Setelah itu Fatimah melepas kain kerudung dan memberikannya kepada Salman untuk dapat ditukar dengan jagung kepada Shamoon orang Yahudi. Salman dan ahli sihir itu sangat terharu melihat kemuliaan dan kemurahan hati Fatimah Az-Zahra.

5. Perempuan terbaik yang menjadi pemimpin di surga.

Fatimah Az-Zahra merupakan salah satu dari empat perempuan terbaik sepanjang sejarah. Dalam hadis Shahihain dijelaskan “sebaik-baik perempuan di alam semesta ada empat, yaitu Asiyah istri Fir’aun, Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad” (HR Bukhari dan Muslim).

Pada riwayat lain yang dinukil Ibnu Abbas dari Nabi Saw, berkata; “wanita paling mulia di alam semesta dari awal hingga akhir adalah Fatimah”. Fatimah merupakan perempuan yang berakhlak mulia, dedikasi, kerja keras, dan kontribusinya dalam memperjuangkan agama, serta kemuliaan hatinya dapat dijadikan sebagai teladan dan inspirasi bagi para perempuan masa kini dan ke depan. Fatimah Az-Zahra sudah lebih dari cukup dijadikan teladan dalam usaha meraih ridha Allah.

Artikel ditulis oleh Nur Kholis, Mahasiswa FISISP UIN Sunan Ampel Surabaya.

 

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *