Soal Omnibus Law, Rocky Gerung Nilai PDIP Berseberangan dengan Pemikiran Presiden Soekarno

Pengamat Politik Rocky Gerung. Foto: Dok Hops.id
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Pengamat politik Rocky Gerung berkomentar soal keterlibatan PDIP dan Golkar dalam pembahasan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Menurut Rocky, isi Omnibus Law berseberangan dengan pemikiran Presiden RI pertama Soekarno.

Dilansir Suara.com dari tayangan YouTube Fadli Zon Official, Rocky berdiskusi dengan Fadli tentang dua partai yang kini bekerja sama dalam penyusunan Omnibus Law, yakni PDIP dan Golkar.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“PDIP sekarang justru pro apa yang dicerca oleh Bung Karno tahun 1930, yaitu eksploitasi manusia, yang sebetulnya membuat Indonesia tidak bisa keluar dari kungkungan penjajahan Belanda,” ujar Rocky.

Eksploitasi manusia itu, menurut Rocky, ditunjukkan dalam bentuk Omnibus Law.

“Sekarang eksploitasi itu ada di Omnibus Law yang disponsori oleh PDIP kan? Itu kalau Bung Karno masih hidup mungkin dia caci maki juga ini partai kan,” kata dia.

Rocky lantas menyinggung dua partai yang sebelumnya punya beda ideologi tapi kini bekerja sama untuk menghasilkan Omnibus Law.

“Karena dari segi ideologi, bagaimana mungkin Golkar bersekutu dengan PDIP menghasilkan UU yang sangat pragmatis dan anti kesetaraan sosial.”

“Kalau Golkar oke lah karena dia tumbuh di dalam peradaban trickle down effect. Tapi ide yang lebih kerakyatan kan mestinya ada dalam PDIP kan.”

“Sekarang PDIP tidur sekamar dengan Golkar karena alasan pragmatisme tadi, lalu Bung Karno dipakai mimpi bersama,” tukas Rocky.

Dalam diskusinya bersama Fadli Zon itu pula, Rocky menjelaskan bahwa Soekarno kini dikenal sebagai sebuah klan karena situasi politik saat ini.

“Soekarno kita ingat sebagai sebuah pikiran, sekarang kita tinggal mengenal sebagai nama sebuah keluarga. Kan ajaib begitu,” ujar dia membuat Fadli Zon terkekeh.

Ia menyebut ada kekuatan dari Soekarno yang dilenyapkan PDIP sekarang.

“Kalau saya lihat PDIP, iya tentu saja PDIP ideologinya Soekarno, tapi Soekarno yang ditenggelamkan di dalam masa lalunya, bukan Soekarno yang diangkat untuk menerangkan global politics. Bung Karno orang yang paling paham politik global,” jelas Rocky.

“Dan memainkannya,” imbuh Fadli mengamini penjelasan Rocky Gerung. (mh)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar