Jakarta, Hajinews.id – Tingkat kemiskinan akibat pandemi Covid-19 pada 2021 diperkirakan akan bertambah. Tingkat masyarakat miskin diproyeksi bertambah sekitar 1 juta jiwa, sehingga total masyarakat miskin diperkirakan mencapai 28,37 juta jiwa.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, penambahan angka orang miskin karena pemerintah tidak kuat untuk menahan penurunan konsumsi masyarakat miskin dan rentan miskin.
“Asumsinya, program Pemulihan Ekonomi Nasional tidak cukup kuat menahan laju penurunan konsumsi masyarakat miskin dan rentan miskin,” kata Tauhid dalam video daring, Senin (23/11/2020).
Lebih lanjut, tingkat pengangguran juga akan semakin meningkat. INDEF memprediksi, jumlah pengangguran akan bertambah 3,6 juta jiwa, menjadi 10,4 juta jiwa pada 2021 dengan persentase 7,8 persen dari 4,99 persen.
Rinciannya berasal dari 2,5 juta angkatan kerja baru yang tidak terserap optimal dan 1,1 juta angkatan kerja yang masih belum terserap akibat dampak Covid-19.
Adanya penambahan penganguran ini membuat angka kemiskinan naik di atas 2 digit. Tauhid mengatakan, program pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah khususnya dalam jaring perlindungan sosial harus dievaluasi kembali.
“Ini cukup kita perlu kritisi, meskipun ada beberapa program seperti Kartu PraKerja, ternyata tidak cukup mampu menahan laju pengangguran kita,” jelasnya.
Oleh sebab itu, perlu upaya yang lebih masif untuk menahan laju bertambahnya penduduk miskin dan pengangguran di tengah pandemi Covid-19 ini.