Daftar Donatur Palestina
Jakarta, hajinews.id – Jamaah umroh yang melaksanakan umroh selama pandemi COVID-19 tidak mendapatkan jatah air zamzam untuk dibawa pulang. Hal tersebut terjadi karena Arab Saudi tidak menyediakan air zamzam saat umroh ditengah pandemi COVID-19. Hal tersebut ditegaskan oleh Wakil Sekjen (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Rizky Sembhada
“Saat ini, tidak ada kebijakan pemberian air zamzam, jadi pulang dari umroh kemarin tidak membawa air zamzam,” kata Rizky dalam IGLive yang dikutip dari detikTravel
“Jangan sampai jemaah protes dan travel juga menjanjikan air zamzam. Travel harus memberi tahu, jangan jadi blunder untuk travel,” dia menambahkan.
Selain itu, dikutip dari kumparan.com, Wakil Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (AMPHURI), Azhar Ghazali, mengatakan,
Jamaah umroh juga tak bisa langsung mengambil sendiri zamzam dari sumbernya selama pandemi COVID-19.
“Tidak bisa seperti itu (ambil di tempat sepuasnya). Kita sebelum masuk minum dulu nanti di dalam ada lagi yang membagikan seperti ini, tapi ada juga dalam bentuk gelas yang mereka pakai yang semacam disemprot. Jadi kita tidak boleh mengambil sendiri, enggak boleh,,” ujar Azhar dalam acara talkshow kumparan ‘Live Corona Update: Umrah, Antara Rindu Baitullah dan Takut Corona’, Jumat (13/11).
Dikutip dari CNN, air zamzam memang menjadi salah satu buruan jemaah umroh. Air ini disucikan umat Islam dan dipercaya bisa memberi pengobatan.
Berdasarkan beberapa penelitian, air tersebut disebut efektif mengobati kanker dan menghambat pertumbuhan tumor. Air zamzam disebut memiliki sifat oncolytic (sifat pencegahan dan penumpasan sel kanker) yang unik. Sebab, air zamzam memiliki faktor nekrosis antitumor yang kuat (TNFα) dan efek pada interleukin I (IL1). Zamzam pun memiliki efek antiinflamasi yang kuat, sehingga mampu mengurangi peradangan, meredakan nyeri dan menurunkan demam.Selain itu, air zamzam ini juga diteliti mampu memberikan perlindungan beberapa penyakit seperti seperti katarak kongenital, masalah nefrogenik, dan diabetes. (Sitha/dbs).
1 Komentar