Trump Vs Biden Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Indonesia

Trump Vs Biden Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Indonesia
Biden dan Trump
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



( Tinjauan Perspektif Ekonomi)

By SAM BATUBARA

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews – Realitas menunjukkan bahwa hampir seluruh Pimpinan Dunia termasuk Presiden Joko Widodo menyambut baik kemenangan – terpilihnya Joe Biden dan Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) priode thn 2021-2024.

Banyak harapan yang disampaikan para Pemimpin Dunia itu kepada Biden & Kamala antara lain agar kerjasama International di berbagai bidang tetap berjalan atau lebih baik dibanding era kepemimpinan sebelumnya-Trump.

Selama 4 (empat) tahun dibawah Pemerintahan TRUMP-AS selalu mengedepankan unilateralisme dengan slogan “America First”-(baca mengutamakan AS). Kebijakan seperti ini kurang disenangi oleh beberapa Pemimpin Dunia.

Dengan kemenangan Biden ini mereka berharap untuk kiranya AS membuka diri dan memberi kesempatan kerjasama dalam berbagai persoalan yang dinilai sangat krusial seperti penanganan Covid 19 perubahan iklim hingga pemulihan kembali pendekatan multilateralisme dalam diplomasi International.

Jujur saya sampaikan bahwa saya tidak akan mampu membahas semua bidang krusial tersebut diatas,akan tetapi saya mencoba memahami dan menterjemahkan apa yang dikemukakan Presiden Joko Widodo pada saat menyampaikan ucapan selamat kepada Biden & Kamala Harris.

Presiden Joko Widodo mengatakan;
“Menanti penuh harap untuk bekerja lebih erat dalam memperkuat Kemitraan Strategis Indonesia-AS dan mendorong kerjasama dalam bidang Ekonomi, Demokrasi dan Multilateralisme untuk ke-manfaatan warga Negara kita dan seterusnya”.

Selanjutnya..bahasan akan saya fokus kan pada bidang Ekonomi tanpa melupakan bidang lainnya yang terkait.
Bidang Ekonomi tentu erat kaitannya dengan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini berada pada urutan ke-4 terbesar (270 juta)..setelah RRC (1,4 miliar)..India (1,2 miliar) dan Amerika Serikat (340 juta).

Selain di urutan ke-4 Indonesia juga menjadi Anggota G-20 bersama India,RRC,Jepang dan Korea Selatan.
Di satu sisi jumlah penduduk yang tinggi tentu akan menjadi pangsa pasar yang sangat potensial apalagi dari jumlah tersebut kelompok milenial ada sebesar 30%. Oleh sebab itu dimata AS-Indonesia dinilai sebagai Negara yang sangat penting di kawasan Asia-Tenggara.

Konsolidasi Internal;

Setidaknya ada 4 (empat) hal utama yang menjadi tantangan bagi Pemerintahan Biden & Kamala dalam menjalankan roda Pemerintahannya..yaitu terkait dengan program yang belum atau sedang ber-proses di era Pemerintahan Trump..yakni penyelesaian masalah pandemi Covid-19,Ekonomi,Sosial dan hubungan International.
Oleh sebab itu Biden & Kamala diperkirakan pada tahun awal Pemerintahannya (1-2 tahun seletah pelantikan 21-Januari-2021)… mau tidak mau harus mem-fokuskan diri dalam penyelesaian masalah tersebut diatas..di-urai sbb;

  1. Pandemi Covid-19

Posisi sebelum Pilpres terdapat angka kenaikan per-harian dari 127.000 kasus meningkat menjadi 236.000 kasus…dari sedikitnya 9,7 juta kasus (Kompas 9-Nop-2020). Angka kenaikan ini di nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Negara lainnya. Kebijakan baru tentu sangat di harapkan dari Pemerintahan Biden untuk menekan angka kenaikan harian tersebut.

  1. Ekonomi AS di era Trump sangat melambat.

Tingkat pengangguran bertambah sangat drastis pertumbuhan lapangan kerja sangat menurun. Jumlah lapangan kerja yang tersedia jauh lebih sedikit dibanding satu tahun sebelum Trump dilantik menjadi Presiden AS.

  1. Bidang Sosial

AS di era Trump banyak terjadi kerusuhan..hal ini akibat diskriminasi rasial dan ketimpangan sosial. Trump menghapuskan kebijakan Presiden sebelumnya (OBAMA) yang kita kenal dengan OBAMA CARE. Program ini terkait dengan perhatian kepada masyarakat Menengah Bawah. (Midle and Low Income).

  1. Hubungan International.

Dalam hubungan ini banyak Negara mitranya bahkan sangat meragukan kebijakan Luar Negeri Trump pada akhir Pemerintahannya. Biden bertekad akan memulihkan posisi AS sebagai Pemimpin Dunia. Atau kebijakan-kebijakannya akan menjadi antitesis jika dibanding kebijakan Trump.

Ke-empat faktor tersebut diatas akan menjadi fokus utama Presiden Biden & Kamala Harris. Penyelesaian masalah tersebut tidak lah mudah mengingat Senat diperkirakan masih dikuasai oleh Partai Republik (baca partai Trump).
Bila ini terjadi konsekwensinya untuk setiap kebijakan yang akan diambil tentu harus mendapat persetujuan Senat. Meskipun sebenarnya sesuai aturan yang berlaku.. yang menjadi Ketua Senat adalah Wakil Presiden Terpilih..akan tetapi jika Partai Republik yang dominan di Senat tentu mereka lah yang memberikan persetujuan untuk keputusan strategis yang akan diambil.

EKONOMI BIDEN-BIDENOMICS.
Dalam bebarpa kali kampanye nya..Biden menjanjikan akan banyak melakukan perubahan.
Tercatat ada 4 (empat) hal utama yang akan dilakukan dalam bidang Ekonomi;

  • Menaikkan Upah Minimum..
  • Menata ulang perpajakan..
  • Melakukan Investasi besar-besaran terutama dalam bidang infrastruktur..dan
  • Menyelesaikan defisit Anggaran.

Defisit Anggaran AS naik menjadi 3,1 Triliun dolar pada tahun fiskal yang berakhir 30-Sept-2020. Penyebab utama defisit ini di karenakan dalam rangka penanggulangan Pandemi Covid-19.

Pengaruhnya terhadap Ekonomi Indonesia.

Proses pemulihan Ekonomi.
Indonesia diyakini akan berpengaruh dengan kebijakan Ekonomi Biden & Kamala Harris.
Mengapa?

Karena hal ini akan memberikan dampak yang cukup berarti terhadap laju Investasi dan Perdagangan Indonesia.
Biden dalam kampanyenya mendorong pemberlakuan pajak tinggi bagi Korporasi dan Masyarakat Berpenghasilan Tinggi hal ini berbeda dengan Trump yang tetap mempertahankan rezim pajak rendah karena akan mampu menjaga aliran dana Investasi Perusahan besar tetap mengalir dalam Negeri (lebih berhati-hati).

Selain itu, kebijakan perdagangan yang akan di usung Biden dinilai akan lebih terstruktur dan terbuka maka pengaruhnya terhadap Industri Indonesia yang ber-orientasi Ekspor mampu memanfaatkan peluang ini untuk menarik Investasi dari AS.

Data BKPM menunjukkan terjadi penurunan yang sangat significant Investasi AS di Indonesia..
Nilai Investasi pada thn 2010 sebesar 930,80 juta dollar dengan jumlah sekitar 100 proyek … menurun menjadi 757,14 juta dollar pada tahun 2019 (19%).

Untuk lebih melengkapi data perdagangan antara Indonesia dengan Amerika Serikat..berikut disajikan data 3 (tiga) tahun terakhir (sumber Jurnal Ekonomi Universitas Brobudur,volume 21 Nomor 3,Oktober 2019 yang terbit 30-Okt-2020)..sbb;

Tahun 2017 Exp 17,10 Miliar..Imp 7,7 Miliar…Surplus 9,40 Miliar dollar US.
Tahun 2018 Exp 17,67 Miliar..Imp 9,10..Surplus 8,57 Miliar dollar US
Tahun 2019 APRIL Exp 5,54 Miliar..Imp 2,63 Miliar..Surplus 2,91 Miliar dollar US.
Sejak 5 MEI 2020 sampai dengan September 2020 (Badan Pusat Statistik) menunjukkan bahwa Neraca Perdagangan mencatat Surplus sebesar 2.44 miliar dolar untuk 5 produk unggulan (eksport andalan)..yakni pakaian, hasil karet, alas kaki, produk electronic dan furnitur.

Data tersebut diatas menunjukkan bahwa Neraca Perdagangan Indonesia-AS dalam keadaan Surplus dan harapan yang sama tetap Surplus ke- depan di era kepemimpinan Biden & Kamala Harris.. dengan jumlah yang jauh lebih meningkat.
Hal ini bisa di ujudkan jika masalah Covid-19 bisa tertangani secara baik.

Catatan Akhir

Terpilihnya Biden & Kamala Harris untuk Presiden dan Wakil pada 4 (empat ) tahun ke depan (2o21-2024) tentu akan membawa pengaruh yang cukup berarti utamanya terhadap Ekonomi Indonesia ..hal ini terlihat dari rencana besar-besaran Investasi yang akan digulirkan..tidak hanya sebatas 100 proyek yang terdapat saat ini akan tetapi diharapkan jauh lebih meningkat. Indonesia juga berharap ada Relokasi Perusahaan-perusahaan besar AS yang tersebar di berbagai Negara dapat ditempatkan di Indonesia..dengan demikian dapat mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah positif. (baca Artikel penulis tanggal 09-Juni-2020,judul Catatan singkat;
Ekonomi Indonesia di tengah Pandemi Covid-19).

Bagi AS…Indonesia tetap menjadi penting jika dilihat dari jumlah penduduk yang cukup besar.Ini berarti akan menjadi pangsa pasar tersendiri di Kawasan Asia Tenggara.
Nilai Perdagangan antara Indonesia-AS capaiannya (surplus)..ke depan di harapkan bisa lebih meningkat jika dibanding di era Trump.
Harapan seperti itu tentu tidak bisa berjalan di awal Pemerintahan Biden & Kamala Harris karena mereka diperkirakan akan melakukan Konsolidasi Internal terlebih dahulu diawal Tahun pertama dan tahun kedua priode Pemeritahannya.

Pemerintahan Biden & Kamala Harris dalam hubungan Internationalnya dinilai jauh lebih terbuka dan kondusif bila dibanding dengan Pemerintahan Trump.
Indonesia tentu sudah menyiapkan dan antisipasi segala sesuatu yang akan terjadi dengan Pemerintahan baru di AS.

Semoga membawa ke arah yang lebih baik dan berkelanjutan
(going concern).

Klender-Duren sawit
07- Desember 2020.
Terimakasih.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *