Mengapa Gus Dur Meminta Banser Jaga Gereja & Menghormati Natal?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Semua Presiden Indonesia pernah mengucapkan Selamat Natal. Tanpa kecuali. Akan tetapi, tidak ada yang paling artikulatif berbicara tentang Natal selain Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Sebelum menjadi presiden, Gus Dur sudah sangat sering berbicara tentang pentingnya menjaga toleransi antarumat beragama—imbauan yang sebenarnya bersifat umum. Namun Gus Dur tak hanya berhenti dalam mengimbau, ia bahkan sangat aktif berbicara, bertindak, dan berperilaku yang merealisasikan imbauan toleransi itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

  Dilansir dari tirto.id, saat masih menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU), Gus Dur bahkan terjun langsung dalam upaya mengamankan malam Natal di berbagai gereja. Ia memerintahkan Barisan Serbaguna Gerakan Pemuda Ansor atau Banser, organisasi kepemudaan di lingkungan NU, untuk menjaga gereja di malam Natal. Hal itu terjadi pada Hari Raya Natal 25 Desember 1996, tepat hari ini 24 tahun lalu. Latar belakangnya adalah peristiwa kerusuhan massa yang berakhir dengan pembakaran gereja di Situbondo, Jawa Timur.

“Kamu niatkan jaga Indonesia bila kamu enggak mau jaga gereja. Sebab gereja itu ada di Indonesia, tanah air kita. Tidak boleh ada yang mengganggu tempat ibadah agama apa pun di bumi Indonesia,” kata Gus Dur ditirukan oleh Nusron Wahid, yang saat itu masih kuliah di Universitas Indonesia, dan di kemudian hari menjadi Ketua Umum GP Ansor, dilansir Detik.

Berdasarkan itulah maka Choirul Anam, atau Cak Anam, selaku Ketua Ansor Jawa Timur, langsung memerintahkan seluruh anggota Banser Jawa Timur untuk aktif menjaga gereja di malam Natal. Tak urung tragedi pun muncul. Di malam Natal 2000, persisnya pada 24 Desember 2000, seorang anggota Banser, namanya Riyanto, tewas karena melindungi gereja Eben Haezer, Mojokerto. Saat itu gereja dihebohkan oleh bingkisan, yang setelah dibuka ada kabel-kabel. Bom! Riyanto tewas seketika. Dia menjadi martir yang mengorbankan tubuhnya sendiri untuk menjaga kebhinekaan.

Saat itu Gus Dur telah menjadi Presiden Republik Indonesia. Dalam statusnya sebagai pemimpin tertinggi Indonesia, ia melakukan banyak sekali gebrakan untuk memulihkan kebhinekaan Indonesia. Dalam acara Natal yang disiarkan secara langsung oleh seluruh televisi itu, Gus Dur menyampaikan pidato di hadapan 10 ribu peserta.

“Pidato Gus Dur terhadap umat Kristiani tidak ternilai harganya,” kata T.B. Silalahi.

Gus Dur membuka pidatonya dengan ucapan “Assalamualaikum”. Ia berargumen: “Saya sengaja tidak mengucapkan selamat malam, karena kata ‘Assalamualaikum’ berarti kedamaian atas kalian.”

Menurut Gus Dur bangsa Indonesia harus terus merawat persaudaraan dan hal itu menjadi tugas semua umat beragama.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar