Daftar Donatur Palestina
Hajinews – Ketua Bidang Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Razikin menuturkan, hubungan masyarakat mengalami keretakan cukup parah dan itu terjadi akibat perbedaan pilihan politik saat Pilpres 2019.
Oleh karenanya dia meminta, agar tahun baru 2021 ini jadi momentum untuk menyudahi perseteruan itu.
“Memasuki tahun baru 2021 ini kita berharap adanya harapan baru dalam menghadirkan kembali semangat ke-Indonesia-an yang tidak lagi terbelah dan terkotak-kotak hanya karena perbedaan pandangan dan pilihan politik,” kata Razikin dalam keterangannya, Sabtu (2/1/2021).
Dia berpendapat, sangat perlu kedewasaan dari semua pihak, untuk meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Ada banyak pekerjaan yang lebih butuh penanganan serta melibatkan semua elemen bangsa, seperti pemulihan ekonomi nasional dan penanganan pandemi Covid-19.
“Kita berharap pemerintah dapat memberikan keyakinan pada masyarakat akan masa depan kita lebih baik dan Indonesia maju itu akan segera terwujud. Tentu saja untuk mewujudkannya dibutuhkan stabilitas politik,” katanya.
Sementara itu, masyarakat bisa memaksimalkan ruang-ruang partisipasi dalam menyelesaikan urusan bersama.
“Kita jauhkan dulu ego personal dan kelompok yang selama ini menjadi dinding pemisah antara satu kelompok dengan kelompok masyarakat yang lain dan pemerintah,” pungkasnya.
Diketahui bahwa sejak kontestasi Pilpres 2014 masyarakat Indonesia mulai terpecah menjadi dua kubu, bahkan hal ini berlanjut semakin parah saat Pilpres 2019 antara Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandi. Menariknya, tanda-tanda untuk menyudahi perseteruan itu sepertinya belum terlihat. Padahal calon yang bersaing pun kini sudah berada di dalam tubuh pemerintahan yang sama, Kabinet Indonesia Maju. Yaitu, Prabowo Subianto bergabung sebagai Menhan, kemudian yang terbaru Sandiaga Uno menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. (Ingeu/dbs)
