Idris Zaini

Idris Zaini
Idris Zaini
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Harry Azhar Azis

Hajinews – Saya masih tidak percaya bahwa Idris Zaini telah pergi. Saya masih ikut mendoakan ketika mendengar Idris terpapar Covid, kayaknya insha Allah akan sembuh. Ternyata Allah berkata lain.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Idris termasuk kader HMI yang paling aktif sampai akhir hayatnya. Saya mengenalnya sejak tahun 1983 dan saya mengajaknya ikut mengurus PB HMI ketika saya terpilih di Kongres HMI Medan tahun 1983. Saya tidak ingat apakah sebelumnya saya pernah kenal dia. Idris datang kepada saya waktu itu, “bang, saya juga asli Tanjung Pinang.” Saya kaget tapi itu betul betul menyentuh hati saya. Saya kira cuma saya saja yang jadi aktivis HMI kelahiran Tanjung Pinang. Ternyata ada juga anak Tanjung Pinang yang menjadi tokoh HMI Bogor dan bisa masuk IPB Bogor.

Alhamdulillah, Idris bersedia jadi salah satu pengurus di PB HMI periode saya. Saya merasa mendapat “tambahan” teman se-daerah. Dan, ternyata, Idris termasuk salah satu tokoh yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Perannya cukup dominan dalam mengurus HMI. Apalagi di era Pancasila sebagai satu-satunya asas sangat dominan menguasai rezim berkuasa dan masyarakat saat itu. HMI akhirnya bisa lolos dari lobang jarum kekuasaan.

Setelah tidak di PB HMI (1983-1986), saya tidak banyak lagi berhubungan dengan teman-teman termasuk Idris Zaini. Masing-masing mulai disibukkan dengan urusannya sendiri. Saya sendiri juga sibuk dengan urusan studi lanjut ke luar negeri.

Tidak pernah terpikir oleh saya, akhirnya saya ketemu lagi dengan Idris Zaini, ketika saya menjadi Anggota DPR RI dari Dapil Kepulauan Riau dan Idris menjadi Anggota DPD RI juga untuk Dapil yang sama. Bangga saya memiliki teman yang berhasil seperti Idris. Ada beberapakali kami berkampanye atau melakukankan kegiatan bersama di daerah Kepulauan Riau. Rasanya kenangan waktu mahasiswa masih membekas dan terlihat dalam kegiatan politik kami. Konsen perjuangan pada kesejahteraan rakyat yang sejak masih menjadi aktivis dulu, tidak pernah hilang dalam setiap pernyataan-pernyataan kami masing-masing di publik ketika menjadi politisi.

Semua berlalu begitu cepat. Rasanya seperti kemaren sore saya mendengar, “bang, saya anak Tanjung Pinang juga.” Padahal itu diucapkan lebih dari 38 tahun yang lalu. Mungkin Idris tidak pernah ingat lagi dia pernah mengucapkan itu pada saya. Tapi saya terngiang begitu mendengar berita tentang Idris Zaini telah pergi mendahului. Kamu orang sangat baik, Idris, di mata saya. Semoga ini menjadi saksi saya di hadapan Allah kelak dan Idris Zaini akan diterima Allah juga dengan mulia. Aamiin.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *