Beda Pernyataan Mensos dan BNPB, soal Penjarahan Bantuan Gempa Sulbar

Penjarahan bantuan untuk korban gempa Sulbar (foto: ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Viral dugaan adanya video penjarahan terhadap bantuan logistik untuk korban gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar). Ironisnya, antara Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dan BNPB, justru memberikan pernyataan yang berbeda mengenai masalah tersebut.

 

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Video yang berdurasi 30 detik ini, menarasikan supaya, bagi yang ingin mengirimkan bantuan ke Mamuju, Sulbar, agar berhati-hati. Sebab, disebutkan di daerah Majene ada pemberhentian mobil pengirim bantuan.

 

Sementara dalam video lainnya, tampak juga beberapa warga yang menaiki truk serta melemparkan sejumlah kotak logistik dari atas truk. Sontak, hal tersebut membuat warga sekitar mengerubungi lokasi truk untuk mengambil kotak tersebut.

 

Merespon adanya video yang viral tersebut Mensos Risma mengatakan kejadian yang sebenarnya bukanlah penjarahan. Melainkan ada jalur penghubung antara Kota Makassar dan Kabupaten Mamuju yang sempat terputus.

 

Berbeda dengan Mensos Risma, BNPB justru membenarkan, bahwa sempat terjadi penjarahan di sekitar lokasi bencana di Sulbar.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga memberikan pernyataan atas viralnya video yang diduga sebagai aksi penjarahan terhadap bantuan korban gempa bumi di Sulbar. BNPB justru menegaskan memang sempat terjadi kejadian penjarahan yang saat ini sedang diselidiki aparat kepolisian setempat.

 

“Untuk penjarahan, berdasarkan informasi yang kami dapatkan, ini memang sempat terjadi. Namun saat ini lagi tengah dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian setempat,” kata Kapusdatinkom BNPB Raditya Jati menjawab pertanyaan wartawan mengenai viralnya penjarahan di lokasi bencana dalam konferensi pers di BNPB, dilansir detikcom, Ahad (17/1).

 

Menurut Raditya, saat ini sudah dilakukan upaya penanganan agar kejadian penjarahan tidak kembali terulang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan pengamanan di jalur-jalur yang rawan terjadi penjarahan.

 

“Selain itu, telah dilakukan upaya-upaya penanganan untuk pada jalur-jalur yang dikhawatirkan terjadinya kerawanan-kerawanan sosial semacam itu,” ungkapnya.

 

Untuk itu dihimbau kepada semua pihak yang ingin membantu korban bencana alam agar memberikan bantuan melalui posko yang sudah tersedia. Ia berharap gejolak sosial dalam situasi bencana alam ini dapat diminimalisasi.

 

“Tentunya, selain upaya yang dilakukan oleh aparat setempat, kami juga mengimbau kepada berbagai pihak yang ingin mengirimkan bantuan untuk berkoordinasi kepada posko, dan perlu menjadi catatan kita semua bahwa koordinasi melalui posko ini tentunya akan memastikan bahwa distribusi logistik pada kantong-kantong dimana pengungsian masyarakat banyak pengungsi ini dapat terdistribusi secara merata dan baik,” jelas Raditya.

 

“Sehingga gejolak-gejolak sosial itu dapat kita tekan semaksimal mungkin dan iring-iringan distribusi logistik yang akan memasuki daerah-daerah yang untuk didistribusikan ini akan terjaga keamanannya oleh aparat-aparat baik dari TNI maupun Polri,” sambungnya.

 

Tangkapan layar video penjarahan bantuan Sulbar

 

Diberitakan sebelumnya Mensos Risma menyatakan tidak ada penjarahan.

 

“Jadi begini, ada beberapa video yang beredar bahwa seolah-olah itu penjarahan. Tapi kejadian sebetulnya bukan begitu. Memang karena kemarin (jalur penghubung) Makassar dengan Mamuju itu terputus karena ada longsoran. Mungkin sekarang baru dikerjakan,” kata Risma kepada wartawan di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/1/2021).

 

Terputusnya jalur penghubung tersebut, akibat longsor, Risma menyampaikan pengiriman bahan pangan bantuan untuk gempa bumi di Mamuju dan Majene harus berputar dengan waktu sekitar 6 jam.

 

“Sehingga bahan kebutuhan pangan kita itu harus muter, kurang-lebih 6 jam. Jadi baru tadi pagi sampai, karena mestinya 9 jam. Tapi ditambah muter lagi 6 jam baru sampai. Kita baru bisa membagi. Mungkin mereka juga kelaparan kondisinya,” ungkap Risma. (dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *