Daftar Donatur Palestina
Hajinews — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan peran presiden dalam sebuah pemerintahan. Di mana seorang presiden punya kekuatan untuk menekan partai politik dengan dengan cara yang lebih modern.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyebutkan, presiden pada era ini harus jauh lebih modern dengan tidak memerintah. Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @aniesbaswedanreport.
“Indonesia bukan negara pertama yang menjalankan demokrasi, puluhan negara sudah berdemokrasi,” kata Anies Baswedan, dilansir genpi, Rabu (27/1).
Anies Baswedan juga mengatakan segala prosesnya harus transparan.
“Efisien biayanya, transparan prosesnya, dan terhormat jadi politisi, itu yang harus dikembalikan di Indonesia sekarang,” beber Anies Baswedan.
Anies Baswedan juga mengatakan akan menjadi sebuah bumerang jika suatu saat nanti masyarakat makin menjauhi partai politik.
“Jadi cara-cara seperti itu, panggil ketua partai, ajak bicara, dan kemudian katakan kalau tidak berubah. Jangan heran masyarakat akan makin hari akan menjauhi partai politik, dan suatu saat nanti kekecewaan itu akan menjadi bumerang yang luar biasa,” kata Anies Baswedan.
Bahkan, menurut penilaian Anies, tekanan harus diberikan kepada partai politik tersebut.
“Tekanan ini harus diberikan, hari ini tidak ada yang memanggil dan partai politik itu kalau dipanggil presiden, datang, taat, masalahnya dipanggil apa tidak?” ungkap Anies Baswedan.
Terakhir, Anies Baswedan menjelaskan kekuatan seorang presiden, yakni saat mampu menekan dan membuat perubahan bagi negara.
“Kekuatan seorang presiden adalah menekan, itulah modernnya seorang presiden. Presiden pada era modern bukan memerintah, memanggil, bernegosiasi, persuasi, bicara, tunjukan dorongan itu, berubah republik ini, pasti berubah,” pungkas Anies Baswedan.
