Tafsir Al-Quran Surat Az-Zumar Ayat 45-48

Tafsir Al-Quran Surat Az-Zumar Ayat 45-48
K.H. Didin Hafidhuddin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh K.H. Didin Hafidhuddin
Ahad, 7 Februari 2021

Disarikan oleh Prof. Dr. Bustanul Arifin

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews – Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Kita bersyukur kepada Allah SWT masih dapat berjumpa lagi, pada hari ini Ahad tanggal 25 Jumadil Akhir yang bertepatan dengan tanggal 7 Februari 2021 untuk melanjutkan Kajian Tafsir Al-Quran, pagi ini kita sudah sampai pada Surat Az-Zumar ayat 45-48. Kita awali dengan membaca Ummul Kitab “Al-Fatihah”, kemudian kita bersama-sama membaca Al-Quran Surat Az-Zumar ayat 45-48, yang artinya adalah: “Dan apabila yang disebut hanya nama Allah, kesal sekali hati orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat. Namun apabila nama-nama sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka menjadi bergembira. Katakanlah, “Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, yang mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, Engkaulah yang memutuskan di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka perselisihkan”. Dan sekiranya orang-orang yang zhalim mempunyai segala apa yang ada di bumi dan ditambah lagi sebanyak itu, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari azab yang buruk pada hari Kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang dahulu tidak pernah mereka perkirakan. Dan jelaslah bagi mereka kejahatan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka diliputi oleh apa yang dahulu mereka selalu memperolok-olokkannya”.

Ayat-ayat ini menjelaskan respon hati, raspon jiwa atau respon kalbu, dari orang-orang yang tidak beriman, yang sangat berbeda dengan respons hari dari orang-orang yang beriman. Hati orang yang tidak beriman benci pada hari akhir, yang sebenarnya representasi dari kebencian pada ajaran islam. Jika ajaran lain dipersamakan dengan islam, mereka gembira. Inilah bahayanya hati yang tersesat. Oleh karena itu, kita umuat islam menganjurkan agar hati perlu dijaga, perlu dilakukan treatment khusus. Pada Surat Al-Anfal Ayat 2-3 juga dijelaskan, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (Yaitu) orang-orang yang melaksanakan shalat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”. Jadi, bagi orang-orang yang beriman, jika disebutkan nama Allah, bergetar hatinya. Jika disampaikan ayat-ayat Allah, maka imannya menjadi bertambah kuat. Ia ingin melaksanakan ajaran-ajaran Allah. Demikian juga jika dibacakan ayat-ayat tentang larangan Allah, ia ingin meninggalkannya. Persaann orang yang beriman dengan orang yang tidak beriman pasti berbeda. Orang yang beriman akan bergembira hatinya, ketika berinfaq, ketika berjamaah di masjid, ketika mengaji dan tadarrus Al-Quran, ketika saling menasehati, ketika berbuat sesuatu untuk kemaslahatan ummat. Perasaan gembura ini bukan termasuk riya’, karena hatinya memang benar-benar gembira. Sebaliknya, orang-orang beriman ini hatinya menjadi bersedih, menyesal dll ketika telah melakukan keburukan. Sambil muncul penyesalan dalam hatinya, “mengapa saya ikut ngerumpi, ikut memfitnah orang lain dll?” Rasa sedih dan menyesal ini menjadi tanda-tanda orang beriman

Mengapa banyak orang munafiq di antara kita? Orang-orang munafik ini wajahnya tidak jelas. Kadang ia terlihat membela ummat islam, tapi kadang ia benci pada ajaran islam. Perhatikan Surat Al-Baqarah 9-10: “Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta”. Mengapa begitu? Karena di dalam hatinya ada penyakit. Penyakit itu sangat luar biasa, tidak dapat disembuhkan dengan obat biasa. Obatnya adalah hanya dengan kembali kepada Allah dan kepada Al-Quran, kembali kepada ajaran islam. Allah lah yang akan menurunkan ketenangan, pada hati orang-orang yang beriman. Dalam situasi penyebaran COvid19 yang amat masif seperti sekarang ini, selain berikhtiar dan minum obat-otabtan, hati kita juga harus diobati, agar kembali kepada Allah SWT. Ketenangan itu penting. Kita menjadi tidak serba takut. Takut boleh, tapi tidak berlebihan. Hati kita gembira ketika disebutkan asma Allah. Perhatikan Surat Al-Fath Ayat 4. “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana”. Perhatikan juga Surat Ar-Ra’ad Ayat 28. “orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”. Misalnya, kita gembira ketika membaca banyak berita tentang perkembangan islam yang cukup masif, justeru pada saat pandemi COvid19 ini. Inilah sebenarnya pendidikan Allah (tarbiyah ilaihiyah) di buka bumi ini, agar kita kembali kepada Allah SWT.

Sebaliknya, orang-orang kafir menjadi bahagia, ketika disebutkan nama-nama berhala. Ketika ajaran islam dipersamakan dengan ajaran-ajaran berhala itu, mereka menjadi bahagia. Inilah perbedaaan hati yang kembali kepada ajaran islam dan hati yang menjauh dari ajaran islam. Ingat, harta itu bukan segalanya, tapi merupakan sarana menuju kebaikan dan kembali kepada ajaran Allah SWT. Pada hari kiamat kelak, tidak akan bermanfaat harta dan anak-anak. Tidak akan selamat orang yang punya harta banyak, kecuali harta itu dimanfaatkan untuk kepentingan ajara-ajaran Allah. Mereka akan datang kepada Allah dengan hati yang tenang. Pada ayat-ayat terakhir yang kita baca di atas, kelak akan dinampakkan ke hadapan neraka jahannam bagi mereka yang kafir dan tidak beriman dan dinampakkan surga naim kepada mereka yang beriman. Mudah-mudahan Allah SWT menjadikan kita memiliki hati yan bersih, yang tergetar hatinya ketika disebut nama Allah. Menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Wallahu a’lam bish-shawab.

Dalam menjawab pertanyaan jamaah tentang bagaimana caranya untuk istiaqmah? Esensinya orang yang istiqamah dalam kebaikan di dunia dan di akhirat, maka Allah akan menjaganya. Kita harus membiasakan hal-hal baik, misalnya membaca Al-Quran, mencurahkan hati dan perasaan kita kepada Al-Quran. Hidup ini akan menghasilkan energi positif dengan banyak membaca Al-Quran. Keluarga dan lingkungan kita perlu senantiasa untuk membiasakan beramal saleh dan berbuat baik. Di setiap diri kita terdapat titik hitam karena kesalahan yang kita perbuat. Titik hitam dalam hati perlu terus dibersihkan, karena jika dibiarkan, titik-titik hitam itu dapat mebesar. Misalnya, setiap sepertiga malam, kita laksanakan shalat tahajjud dan bermunajat kepada Allah SWT, karena hal ini akan membersihkan noktah-noktah hitam dalam hati. Dua ayat terakhir yang kita baca itu adalah kondisi di akhirat. Kalau di akhirat itu tidak ada kesempatan bertaubat lagi. Taubat hanya dapat dilaksanakan sekarang, selagi hidup dunia. Orang-orang itu sebenarnya tidak mengira bahhwa adzab itu begitu besar, sekalipun dia memiliki harta yang besar. Tidak ada gunanya harta dan anak, kecuali hati yang bersih (qalbin salim), yang penuh taubat dan pengampunan. Sekecil apa pun kita melakukan kebaikan, Allah akan membalasnya. Demikian juga, sekecil apa pun kita melakukan keburukan, maka allah akan membalasnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *