Pandemi di Indonesia Berakhir 10 Tahun Lagi, IDI: Bisa Keliru, Bisa Benar

Seniman Amin Badai (43) dari kampung rumah kita atau kampung pin saat melukis mural yang bertemakan kampanye melawan COVID-19 di kawasan Tanah Tinggi, Tangerang, Banten, Rabu (20/1/2021). FOTO/DOK.SINDOnews/YORRI FARLI
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Pandemi Covid-19 Indonesia dianalisa Bloomberg Vaccine Tracer baru akan selesai 10 tahun lebih lagi, jika melihat ketersedian vaksin saat ini. Seberapa akurat analisa tersebut?

Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban mengatakan jika analisa itu bisa keliru, tapi juga bisa benar.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Analisis itu bisa keliru bisa benar. Kenapa? Amerika Serikat saja belum bebas dari influenza meski vaksinnya sudah lama ditemukan. Fakta lain, influenza memakan korban jiwa puluhan ribu orang tiap tahunnya di sana. Notabene mereka adalah negara yang disebut maju dan kaya,” kata Zubairi sebagaimana dilansir Sindonews, Senin (8/2/2021).

Selain itu, Zubairi mengatakan jika berbicara mengenai penyakit HIV/AIDS, hingga saat ini belum ada negara di dunia maju yang bisa mengatasinya, maka hal yang sama dengan pandemi covid. “Yang kedua, mari kita bicara penyakit HIV/AIDS. Apakah negara maju mampu mengatasinya? Tidak juga,” katanya.

“Sejak kasus pertama dilaporkan pada 1981, belum juga teratasi sampai sekarang. Padahal, umur penyakitnya kan sudah 40 tahun dan masih saja banyak kasusnya,” kata Zubairi.

Lalu, kata Zubairi, jika ada analisis yang menyatakan bahwa perlu 10 tahun untuk Indonesia terbebas pandemi COVID-19, ada kemungkinan benar.

“Ya kalau analisis menyatakan Indonesia baru bisa bebas pandemi 10 tahun lagi, ya kemungkinan benar. Apalagi melihat fakta penyakit flu dan AIDS yang sampai sekarang belum juga teratas,” katanya.

Selain itu, Zubairi mengatakan jika ada negara-negara lain yang diprediksi bisa mengatasi pandemi Covid-19 lebih cepat juga kemungkinan salah.

“Tapi, negara-negara lain yang diprediksi lebih cepat mengatasi pandemi COVID-19 ini juga kemungkinan salah. Kenapa? Ya saya pernah bilang bahwa Covid-19 ini berpotensi menjadi endemi baru, penyakit yang hanya ada di lokasi atau populasi tertentu,” papar Zubairi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *