Pernah Tawari Bantuan Tangani Banjir Jakarta, Ganjar: Sekarang Waktunya Dibully

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Bencana banjir yang melanda wilayah Jawa Tengah dan Ibu Kotanya Semarang, tak cuma menggenangi rumah-rumah warga saja. Namun juga ikut melumpuhkan sebagian besar sarana transportasi publik, seperti bandara, stasiun, dan Jalur Pantura.

Menurut Gubernur Jawa Tengah yang pernah menawarkan bantuan mengatasi banjir DKI jakarta awal Januari 2021 lalu ini, dirinya siap dibully atas banjir di Semarang. Menurut dia, ada peran kesalahan dari dirinya sendiri. Hal itu disampaikan saat diwawancarai sebuah stasiun televisi swasta, soal kasus banjir dan temuan kasus soal banyaknya pompa yang tak berfungsi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Yang salah gubernurnya, semua kan menunggu kapan gubernurnya dibully, nah sekarang waktunya,” kata Ganjar seraya tersenyum, dalam wawancara oleh salah satu stasiun televisi swasta, Senin (8/2/2021).

Meski demikian, dirinya meminta agar publik mendengar sedikit penjelasan dari dirinya soal penyebab banjir di Semarang. Ganjar mengatakan sebenarnya pompa-pompa yang ada berjalan dengan normal.

Hal itu membantas sejumlah pernyataan dari beberapa kalangan soal salah satu penyebab banjir. Bukan soal pompa yang tak berjalan normal, namun katanya semua karena kapasitas pompa yang tidak cukup.

Hal berikutnya yang menurutnya harus dipahami publik yakni, sejumlah proyek penanganan banjir semisal di Sungai Beringin yang belum rampung, sehingga belum bisa digunakan.

“Saya sudah kontak BMKG, dan Semarang sepertinya dalam seminggu ke depan akan hujan ekstrem. Maka itu seminggu ini kita harus siaga. Saya juga sudah kontak Menteri PU agar bisa ditambah pompa dengan kapasitas besar. Tapi tentu butuh waktu. Dan untuk sementara akan menggunakan pompa portable terlebih dahulu,” jelasnya.

“Berdasarkan keterangan dari wali kota, dari 29 titik genangan di Semarang, 18 sudah mulai surut,” katanya lagi.

Banjir Semarang, Ganjar akui ketidakbecusan

Pada kesempatan itu, Ganjar lantas mengutip lagu ‘Semarang Kaline Banjir’ saat diwawancara. Lagu lawas itu menurutnya menunjukkan jika banjir memang menjadi salah satu persoalan yang kerap dihadapi Semarang sejak lama.

Maka itu menurutnya harus ada rekayasa teknik yang baik ke depan. Sejauh ini sejumlah proyek memang terus berjalan, mulai dari kanal-kanal banjir yang masih digarap di Barat dan Timur dan hampir selesai.

Ke depan, dia juga menyatakan bakal mengebut sistem besar yang akan dibuat untuk menangani persoalan banjir. Akan tetapi karena berkejaran dengan waktu, maka belum bisa berjalan dengan baik.

Terpenting baginya saat ini beserta jajarannya, jika melihat paparan hujan ekstrem di Semarang, maka dia harus jujur menyampaikan ke publik kalau pihaknya kini memang tak sanggup mengatasinya.

“Ini mungkin saya mau menarik ya, ketidaksuksesan gubernur, atau mungkin bahasa yang mengenai ketidakbecusan Gubernur Jawa Tengah.”

Namun hal ini terkait dengan sejumlah hal, seperti di hulu, sedimentasinya memang tinggi, penggundulan hutannya tinggi. “Reboisasi terus kita lakukan, namun kita harus menunggu 3 tahun baru numbuh,” kata dia.

Jika sedimentasi dan penggundulan hutan adalah permasalahan yang terjadi di perbukitan, beda hal dengan masalah di bawah alias dekat pantai.

Di mana, menurutnya wilayah Pantura memang tak terkendali dengan baik. Kini, dia pun meminta agar tak mudah keluarkan IMB di sana.

Untuk kasus banjir dan curah hujan di Semarang, Ganjar kemudian mengakui pihaknya tak sanggup.

“Kita angkat tangan saja akui kita hari ini tak sanggup. Enggak usah nyalahin curah hujan yang tinggi hari ini, maka harus banjir. Karena harus banjir, maka yang terpenting rakyat dulu, sambil terus kita kalkulasi-kalkulasi pekerjaan besar yang akan dilakukan,” katanya. (dbs).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *