Jokowi Dinobatkan sebagai Juara Umum Lomba Ketidaksesuaian Omongan dengan Kenyataan?

Aliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menempatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai “Juara Umum Ketidaksesuaian Omongan dengan Kenyataan”. (Foto: ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Aliansi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi perbincangan hangat warganet setelah akun Twitternya @UGMBergerak mencuitkan ucapan selamat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai juara umum lomba Ketidaksesuaian Omongan dengan Kenyataan.

Akun tersebut menanggapi pernyataan presiden yang meminta agar masyarakat harus aktif sampaikan kritik dan masukan kepada pemerintah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Satu gambar menunjukkan foto Presiden Joko Widodo dengan tulisan berisikan “Aliansi Mahasiswa UGM mengucapkan selamat kepada Ir H Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, sebagai juara umum lomba Ketidaksesuaian Omongan dengan Kenyataan.”

Sedangkan gambar kedua menyampaikan narasi yang dianggap berlawanan dengan apa yang disampaikan presiden Jokowi dalam pidatonya.

“Di forum, Mic dimatikan

Di kampus, diancam gak bisa lulus

Di Jalanan, dihadang aparat

Di Sosial Media, diancam UU ITE”

 

Adapun caption yang mengiringi kritik tersebut bertuliskan:

“Selamat kepada bapak presiden RI @jokowi yang juga Alumni UGM. Kami sebagai mahasiswa UGM merasa bangga dengan bapak. Teruslah berkarya dengan oligarki dan para buzzer,” tulisnya dikutip Tribunnews dari Wartakotalive.com, Kamis (11/2/2021).

Warganet pun riuh menanggapi sindiran dari akun tersebut.

Sebagian menanggapi dengan gurauan. Adapula yang berkomentar secara serius dengan mengungkapkan kondisi alam demokrasi di Indonesia saat ini.

“Bpk tuh selalu menjamin kebebasan mengkritik tapi tidak menjamin setelah mengkritik,” tulis @PanjiWulung10

Sejumlah warganet lainnya tidak percaya akun tersebut berani memberikan kritik terhadap presiden Joko Widodo dan mengingatkan agar berhati-hati.

“Awas banyak tukang bakso tiba-tiba mangkal di sana,” tulis @rifkikrnawan

“Jangan lupa pakai tanda tanya, biar aman,” tulis @SonjayaYudi

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat lebih aktif dalam menyampaikan kritik terhadap pelayanan publik yang dilakukan oleh penyelenggara negara.

Hal itu disampaikan Presiden dalam acara peluncuran laporan tahunan Ombudsman RI tahun 2020, secara virtual pada Senin, (8/2/2021).

“Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik masukan ataupun potensi mall administrasi, dan para penyelenggara pelayanan publik juga harus terus meningkatkan upaya perbaikan-perbaikan,” kata Presiden.

Sehingga menurutnya masyarakat memiliki andil atau menjadi bagian dalam peningkatan kualitas pelayanan publik di Indonesia.

Presiden mengatakan meski banyak hal yang sudah diraih dalam pelayanan publik, namun harus disadari juga masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.

Oleh karena itu, catatan atau laporan tahunan Ombudsman RI sangat penting untuk mendorong peningkatan standar kualitas pelayanan publik di masa yang akan datang.

“Saya yakin ombudsman Indonesia juga telah menemukan berbagai kekurangan yang perlu kita perbaiki, catatan ini sangat penting untuk mendorong peningkatan standar kualitas pelayanan publik di masa yang akan datang,” katanya.

Meskipun demikian Presiden mengapresiasi Ombudsman RI yang terus mengawal pengawasan pelayanan publik oleh penyelenggara negara.

Termasuk pelayanan Publik yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta.

“Saya memberikan apresiasi, saya memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ombudsman Republik Indonesia, yang terus mengawal, melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik,” kata Presiden.

Sehingga menurut Presiden di tengah Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, masyarakat mendapatkan penanganan kesehatan yang tepat.

Selain itu mendapatkan perlindungan dan bantuan yang cepat dari negara agar bisa bertahan dan menjaga kualitas hidupnya.

Oleh karena itu, Presiden meminta Ombudsman RI untuk terus mengubah cara-cara kerja yang inovatif sehingga tidak terjebak pada rutinitas.

“Situasi krisis, kita harus mampu merubah frekuensi kita dari frekuensi yang normal ke frekuensi yang extraordinary. Cara kerja yang berubah dari cara kerja yang rutinitas menjadi cara kerja yang inovatif dan selalu mencari smartshortcut,” tuturnya.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *