Muhasabah : Penyesalan Akan Membuka Pintu Taubat

Muhasabah : Penyesalan Akan Membuka Pintu Taubat
ilustrasi: bertaubat
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Saudaraku,
Dalam terminologi agama Islam, upaya untuk membersihkan diri dari dosa-dosa, dinamakan taubat. Pada intinya taubat mengandung makna meninggalkan dosa-dosa, baik kecil ( al-Shaghair) apalagi besar ( al-kabair) disertai penyesalan yang mendalam. Secara sufistik, taubat dipandang sebagai pangkal tolak (tangga pertama) dalam perjalanan menuju Allah Azza wa Jalla ( al-tawbah ashl kulli maqam). Tanpa taubat, manusia tidak bisa mendapatkan akses menuju ke jalan atau orbit Allah Azza wa Jalla…

Menurut Imam Ghazali, taubat melibatkan tiga aspek sekaligus, yaitu aspek pengetahuan manusia (kognisi), aspek sikap mental (afeksi), dan aspek perbuatan (behavioral). Aspek pengetahuan dalam arti kesadaran manusia tentang bahaya dan akibat-akibat buruk dari perbuatan dosa, akan memengaruhi sikap, dan selanjutnya memengaruhi perilaku dan perbuatannya…

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Saudaraku,
Bagi Imam Ghazali, taubat yang baik adalah taubat yang memenuhi tiga kriteria. Pertama, meninggalkan dosa-dosa ( al-iqla’ an al-dzunub). Kedua, berjanji tidak mengulangi ( al-azm an la ya’uda).
Ketiga, menyesali diri atas dosa-dosa yang diperbuat dan atas hilangnya kesempatan dan peluang baik secara sia-sia ( al-nadam`ala ma fata). Kriteria yang ketiga di atas, yaitu penyesalan, dipandang Imam Ghazali sebagai kunci sukses taubat. Hal ini, karena tanpa penyesalan yang mendalam, sukar dibayangkan seseorang akan benar-benar bertaubat. Itu sebabnya, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memandang bahwa penyesalan itu identik dengan taubat itu sendiri, sebagaimana sabda beliau, ”al-Nadamu taubatun, penyesalan adalah taubat itu sendiri.”

Saudaraku,
Orang yang benar-benar menyesal, menurut Imam Ghazali, ditandai tiga hal. Pertama, hatinya lentur dan sensitif serta tidak membeku dan membatu seperti batu cadas ( riqqat al-qalb). Kedua, air matanya mudah meleleh tanpa sadar ( ghazarat al-dumu’).
Ketiga, ia kapok dan benci pada dosa-dosa yang dahulu pernah dinikmatinya. Orang yang bertaubat dengan tingkat penyesalan seperti di atas layak mendapat pengampunan dari Allah Azza wa Jalla…

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menyesali atau penyesalan setiap kekhilafan yang pernah kita lakukan untuk membuka pintu taubat dan meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *