Kondisi Perbankan Masih Sehat, Bos Himbara: Perbankan Siap Salurkan Kredit Asalkan Ada Permintaan

Himbara. (Foto: Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) Sunarso menyatakan kondisi perbankan Indonesia masih sehat dan tidak memiliki masalah likuiditas. Menurutnya, masalah dari perbankan saat ini adalah bagaimana menumbuhkan permintaan kredit. Apalagi dalam 5 tahun terakhir, Loan to Deposit Ratio (LDR) industri perbankan terendah pada 2020 di posisi 82,54%.

“Jadi memang likuiditas melimpah. Likuiditas melimpah bukan hanya karena peningkatan dana masyarakat di bank, tetapi karena melemahnya loan demand,” kata Sunarso dalam Katadata Indonesia Data and Economic Conference 2021, Kamis (25/03/2021).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dia mengungkapkan untuk pertama kalinya dalam 5 tahun rasio menabung masyarakat terhadap GDP diatas 30%, yang mengindikasikan masalah perbankan bukan di likuiditas tapi di permintaan. Sehingga pekerjaan rumahnya adalah upaya mendorong pemulihan ekonomi, bukan hanya soal menurunkan bunga kredit.

“Banyak yang bilang kredit yang ditumbuhkan, maka ada berbagai insentif salah satunya menurunkan interest rate. Suku bunga diturunkan tapi kreditnya tetap tidak tumbuh signifikan, tahun lalu pertumbuhan kredit nasional minus 2,24% yang bisa tumbuh hanya Himbara dan BPD. Kalau begitu menumbuhkan kredit dengan suku bunga bukan satu-satunya jalan,” jelas Sunarso.

Menurutnya yang paling elastis pada pertumbuhan kredit adalah konsusmsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. Maka untuk meningkatkan permintaan bisa dilakukan dengan dua cara yakni memberikan pekerjaan melalui proyek padat karya, ataupun insentif dalam bentuk stimulus untuk meningkatkan daya beli.

“Saya rasa stimulus masih diperlukan di 2020 dan 2021,” katanya.

Sunarso yang juga Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menegaskan tidak perlu khwatir berlebihan pada industri perbankan. Pasalnya, sektor ini seringkali mengalami krisis sehingga banyak belajar dan memiliki manajemen krisis masing-masing. Dia mengungkapkan perbankan masih kuat dan solid yang tercermin NPL masih terjaga 3% dan LDR yang dinilai mampu mendukung pertumbuhan.

“CAR terjaga dengan baik, dibandingkan krisis sebelumnya risk managemennya lebih sigap dan siap yang terlihat dari rasio CAR dan NPL,” ujar Sunarso. (dbs).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *