Hikmah Siang : 3 Syarat Seseorang Masuk Surga Tanpa Adanya Hisab

Cara mudah meraih surga
Ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Hajinews.id – Siapa manusia yang tak mau masuk surga tanpa melalui hisab dan adzab kubur?, tentunya setiap orang pasti menginginkannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Allah SWT telah menjanjikan kepada umatnya bahwa akan ada 70 ribu orang yang masuk surga dengan sangat mudah, tanpa melalui proses hisab yang berat dan tanpa merasakan adzab akhirat.

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, dalam sabdanya ia berkata.

“Orang-orang yang tidak meruqyah, tidak meminta untuk diruqyah, tidak melakukan thiyarah (beranggapan sial) dan hanya kepada Allah mereka bertawakal.”

Artinya, setiap umat Rasulullah, baik yang hidup di era awal Islam ataupun yang hidup di masa kini dan di masa mendatang akan dipermudah memasuki surganya Allah SWT tanpa melalui hisab.

Dikutip dari YouTube @Doa Pedia pada Selasa, 15 Desember 2020, berikut syarat masuk surga tanpa melalui hisab, diantaranya:

1. Bertawakal

Inilah kunci utama untuk menjadi salah satu dari 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan azab.

Sebagaimana firman-Nya, “Barangsiapa yang bertawakkal pada Allah, Dialah yang mencukupinya.” (QS. Ath Thalaq: 3).

Dengan memiliki sifat tawakal yang murni dan tak pernah ternoda, seorang dapat menjadi salah satu dari 70 ribu orang tersebut.

Bahkan ada hadits lain yang menyebutkan, jumlahnya tak terbatas pada 70 ribu orang, melainkan jauh lebih banyak dari itu.

Rasulullah SAW bersabda, “Rabbku ‘azza wa jalla telah menjajikan padaku bahwa 70 ribu orang dari umatku akan dimasukkan surga tanpa hisab dan tanpa siksa. Setiap 1000 dari jumlah tersebut terdapat 70.000 orang lagi.” (HR. Ahmad).

Masya Allah, tentu jumlahnya sangat banyak. Artinya, kesempatannya pun terbuka luas.

2. Tidak Minta Diruqyah

Ruqyah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW dan disebut sebagai salah satu thibun nabawi.

Rasulullah SAW memang tidak mengharamkan ruqyah, terutama untuk penyakit ain dan sengatan binatang.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat juga pernah meruqyah. Hanya saja, mereka tidak minta diruqyah. Ada perbedaan antara meruqyah dan minta diruqyah.

Seorang yang meruqyah termasuk berbuat kebaikan. Adapun seorang yang meminta diruqyah biasanya diliputi ketergantungan pada selain Allah, yakni mereka meyakini ruqyah sebagai penyembuh, bukan Allah satu-satunya yang menyembuhkan.

Kecenderungan hati tersebut menodai tawakal kepada Allah. Karena itulah seorang yang minta diruqyah mendapat konsekuensi tak masuk dalam golongan 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan azab.

3. Tidak Melakukan Thiyarah

Thiyarah atau tathoyur ialah beranggapan sial karena melihat burung, atau hewan selainnya.

Termasuk di dalamnya, menganggap sial angka tertentu, bulan tertentu, benda tertentu, dan lain sebagainya.

Perilaku tathoyur merusak ketauhidan kepada Allah SWT dan menghilangkan sifat tawakal kepada-Nya.

Sebagaimana meminta ruqyah yang menodai ketawakalan, bertathoyur juga menyebabkan pelakunya tak diizinkan masuk surga tanpa melalui hisab dan azab.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *