Hajinews – Istilah sahur. Dihari ramadan begitu masyhur. Syariat yang dengannya puasa bertambah mabrur. Kekuatan menjalani shoum juga terukur.
Sahur, tanda hamba bersyukur. Untuk taat atas nikmat-Nya tidak terkubur. Dan dari taat melaksanakan perintah dan dari tauladan Rasulullah tidak kufur. Makan sahur, akhirnya jadi pembeda shoum mukmin diukur.
Tanpa sahur, sangat mungkin kuat dan badan tetap subur. Apalagi program diet sedang meluncur. Namun sunnah dan taat akhirnya dibulan mulia ikutan kabur.
Tetaplah sahur. Sekalipun cuma menunya bubur. Dan baru saja bangun tidur. Tak selera makan dan minum apalagi disuruh kumur-kumur. Rasanya malas dan lebih selera untuk mendengkur.
Sahur, bukanlah sarapan hingga dimajukan dan bisa dengannya akur. Ada tatacara yang diatur. Sebaiknya diakhirkan, tapi tidak ngelantur. Sambil istighfar, agar tercatat calon penghuni surga dari dunia sudah dipesan, agar terhibur.
Mungkin hanya sebutir kurma buat sahur sebagai penggugur. Dan memang disunnahkan ada menu kurma dalam sahur. Tapi semangat mengikuti sunnah tak pernah luntur.
Semoga dari sahur, ramadhan kita terhitung mabrur. Puasa tapi ndak ngawur. Banyak biji kebaikan dibulan mulia ini mampu ditabur. Dosa dan kesalahan bisa dengannya dilebur.