Hajinews – Hingga pertengahan Ramadan 2021 belum ada tanda-tanda pembukaan aktivitas umrah bagi jemaah Indonesia. Padahal, berdasarkan informasi terbaru menyatakan, pemerintah Arab Saudi mulai membuka penerbangan internasional mulai 17 Mei 2021, namun Indonesia tidak masuk dalam daftar negara yang diizinkan.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri), Firman M Nur mengatakan, kondisi ini membuat pelaku usaha terpukul. Sebab, biasanya momen Ramadhan dan Lebaran merupakan peak season atau banjir jemaah umrah.
“Cukup terpukul makanya kami di asosiasi melakukan diversifikasi usaha,” kata Firman, dikutip Rabu (28/4).
Menurut catatannya, pada saat musim Ramadan dan Lebaran setidaknya terdapat 100-150 ribu jemaah umrah yang berangkat. Namun, pada tahun ini benar-benar tak ada pemasukan melalui ibadah idaman setiap umat muslim tersebut.
“Jadi masa peak season umrah itu di akhir tahun bulan Desember karena liburan sekolah dan Ramadan. Dari siklus 1,2 juta per tahun. 100-150 ribu Ramadhan, minimal harga sekitar Rp 2,5 triliun (pendapatan),” ungkapnya dikutip Kumparan.com.
Hingga kini Firman belum mengetahui seberapa lama masa kebijakan pemerintah Saudi mengenai pembukaan umrah. Ia berharap pemerintah tidak hanya sekadar menunggu saja, melainkan melakukan lobi kepada pemerintah Arab Saudi supaya ibadah umrah dan haji kembali dibuka.
“Haji belum ada keputusan tentang berapa kuota, kita berharap pemerintah lobi untuk diberi kesempatan Indonesia jemaah haji,” jelasnya. (dbs).