Bisa Seperti India, Pakar: Covid-19 di Indonesia Ibarat Badai

Foto: Anggota keluarga dari seseorang yang meninggal karena COVID-19 menyalakan tumpukan kayu pemakaman di krematorium di Jammu, India, Senin, 26 April 2021. (AP Photo / Channi Anand)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan ada dua pemodelan kasus aktif covid-19 yang dia buat untuk kasus di Indonesia.

Menurutnya, jika merujuk pada pemodelan tersebut saat ini seharusnya Indonesia berada di kisaran 80 ribu kasus per hari. Bahkan, merujuk pemodelan matriks, diperkirakan kasusnya mencapai 100 ribu per hari.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Data sekarang berbahaya, orang jadi abai. Orang merasa baik-baik. Miss management dalam data, implikasinya sangat serius, menjadi miss interpretasi. Kemudian miss strategy, otomatis salah starteginya,” ujarnya sebagaimana dilansir CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (11/5/2021).

Dia menegaskan, jangan terbuai dengan angka okupansi Rumah Sakit yang melandai. sebab, berdasarkan riset, 80% penduduk Indonesia jika sakit akan berdiam diri di rumah. Inilah yang membuat data di lapangan, angka saat ini menunjukkan pertambahan kasus harian cenderung melandai tidak ada lonjakan.

“Ketika sudah melonjak sudah terlambat banget. Sangat bisa seperti India,” tegasnya.

Menurut dia, saat ini dengan test positivity rate Indonesia di atas 10% yang artinya pandemi tidak terkendali. Jika dianalogikan, pandemi di Indonesia seperti badai yang siapa saja bisa terimbas.

“Tidak aneh, kalau orang di tes, pemudik, orang jalan di mall random dilakukan tes, itu ngga usah kaget kalau hasilnya mayoritas positif karena sudah di mana-mana,” pungkasnya.

Sebelumnya dia mengatakan, angka positif Covid-19 di RI diprediksi 10 kali lipat lebih tinggi dari data harian yang dilaporkan. Covid-19 di Indonesia sudah pada level menghawatirkan. Seperti India, Corona di Indonesia memiliki banyak klaster yang tidak terdeteksi.

Potensi terjadi ledakan kasus Corona seperti di India sangat mungkin terjadi. Terlebih di tengah masuknya sejumlah variant of concern (VOC) dan mobilitas yang tak kunjung dibatasi.

“Karena kalau tes kita ditingkatkan ratusan ribu ketemu juga nggak usah heran sebetulnya karena memang sudah ada, hanya kita karena memang minim 3 T kita ini membuat sangat berbahaya,” pungkasnya.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *