Indonesia Lobi Saudi Agar Beri Izin Jamaah yang Divaksin Sinovac

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Jakarta, Hajinews.id – Pemerintah Indonesia melakukan lobi kepada Arab Saudi terkait persyaratan umroh-haji. Indonesia berharap Arab Saudi mengizinkan vaksin Sinovac dipakai para jemaah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Saat ini Arab Saudi memberikan syarat untuk jemaah umroh-haji harus sudah divaksin sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Masalahnya, tidak semua merek vaksin itu ada di Indonesia.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan saat ini baru satu vaksin yang tersertifikasi oleh WHO dan ada di Indonesia, yaitu AstraZeneca. Dia berharap vaksin Sinovac yang jumlahnya lebih mendominasi bisa menyusul dan digunakan oleh jemaah haji Indonesia.

“Tapi memang kita juga lagi proses seperti Sinopharm itu sudah dapat UEL (Emergency Use Listing) dari WHO. Sinovac juga lagi proses, ada satu data lagi diminta WHO tapi mereka optimis minggu pertama atau kedua Juni mereka akan dapat EUL dari WHO,” kata Honesti dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (25/5/2021).

Honesti berharap Arab Saudi tidak lagi membatasi beberapa merek vaksin tertentu saja untuk jemaah umroh-haji. Pasalnya, tidak semua negara bisa memperoleh jenis vaksin yang disyaratkan tersebut.

“Jadi perlu diplomasi antarnegara dan Kamis sudah didiskusikan dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN dan Kementerian Agama biar diplomasi jadi pertimbangan bagi pemerintah Saudi memberikan tambahan approval,” tuturnya.

Opsi lainnya, Bio Farma mengusulkan jemaah haji asal Indonesia yang pernah menerima vaksin Sinovac untuk kembali divaksin dengan AstraZeneca demi memenuhi syarat dari Arab Saudi jika dimungkinkan. “Tentu harus mendapat pertimbangan dari ahli,” ujar Honesti.

Sementara, Anggota DPR RI, Nusron Wahid meminta pemerintah berupaya mendapat sertifikat WHO untuk vaksin Sinovac. Hal itu dilakukan agar jemaah haji Indonesia yang sudah divaksin dapat lolos persyaratan untuk menjalankan ibadah haji di Tanah Suci dengan kuota terbatas dari Pemerintah Arab Saudi.

“Ini akan jadi masalah serius, sebab yang memilih vaksin bukan umat Islam Indonesia, tapi pemerintah dan Bio Farma. Akan jadi ironis dan tragis kalau sudah mahal-mahal dibeli dengan dana negara, ternyata tidak juga memudahkan umat untuk bisa naik haji,” ujar Nusron dalam keterangannya, Selasa (25/5/2021). Pernyataan tersebut disampaikan juga dalam RDP dengan Dirut Bio Farma Honesti Basyir.

“Sebaliknya, kalau sertifikasi WHO segera keluar, ini akan bisa dijadikan sebagai alat atau sarana diplomasi agar sebagian umat Islam masih bisa naik haji seperti negara-negara lain,” imbuh Nusron.

Mantan ketua umum GP Ansor ini berharap vaksin Sinovac dalam satu atau dua pekan ke depan akan mendapat sertifikat dari WHO.

Sementara itu, Honesti mengungkapkan, diperkirakan satu atau dua pekan ke depan vaksin Sinovac sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO. Sertifikat tersebut tentu nantinya akan diterima Pemerintah Arab.

“Kita sudah berusaha maksimal dan akan kita push agar vaksin Sinovac bisa diterima di Pemerintah Arab Saudi,” katanya.

Diketahui, Pemerintah Arab Saudi akan memberi izin secara terbatas bagi jemaah di luar negaranya untuk beribadah haji tahun ini. Namun demikian, Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Khoirizi, mengaku belum menerima informasi resmi terkait hal tersebut.

“Jika benar bahwa Saudi membuka pemberangkatan haji 1442 H untuk jemaah dari luar negaranya, meski kuotanya terbatas, tentu ini harus kita syukuri, alhamdulillah, karena jemaah Indonesia juga sudah menunggu lama, apalagi tahun lalu juga tertunda,” kata Khoirizi dalam keterangan pers yang dikutip dari website Kemenag, Senin (24/5).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *