Benarkan Garuda Indonesia “Sengaja” Dibangkrutkan?, Begini Penjelasan Pejabat Garuda

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Jakarta, Hajinews.id – Peter Gontha akhirnya angkat bicara mengenai isu yang beredar bahwa maskapai penerbangan Garuda Indonesia akan dibangkrutkan.
Melalui akun Instagram miliknya, Peter Gontha yang merupakan salah satu anggota Dewan Komisaris Garuda Indonesia mengaku resah dengan beredarnya isu tersebut dan hingga kini masih sebatas asumsi yang belum bisa dipertanggungjawabkan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Telah terjadi beraneka ragam Narasi mengenai GARUDA yg kita cintai antara lain: GARUDA AKAN DIBANGKRUTKAN, KARYAWAN TIDAK DIPERHATIKAN, AWAK PESAWAT AKAN DIBERHENTIKAN, PENSIUN DINI, dsbnya dsbnya. Semua merupakan asumsi yang tidak bertanggung jawab karena belum disetujui Dewan Komisaris maupun Pemegang Saham,” kata Peter Gontha sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari akun Instagram @petergontha pada Minggu, 30 Mei 2021.

Dia juga mengaku gerah dengan maraknya informasi yang disebarkan oleh sejumlah pihak dan belum dapat dikonfirmasi kebenarannya terkait isu yang menerpa Garuda Indonesia.

“Ada juga wacana yang disebarluaskan oleh orang tertentu di-instansi tertentu. Ada yang mewacanakan CITILINK anak perusahaan dibeli oleh PENAS, melalui surat resmi, dan GARUDA dibubarkan saja. Siapa orangnya yang mewacanakan itu sementara tidak akan saya sebut,” ujarnya.

“Saya sebagai anggota dewan komisaris kaget kaget saya membaca surat surat dan mendengar berita berita tersebut diatas, namun dapat saya pastikan bahwa saya sebagai wakil pemegang saham publik (bukan independen) tidak setuju dengan narasi narasi dan ide ide tersebut,” ucapnya.

Menurutnya, Garuda Indonesia merupakan sebuah aset besar negara yang harus diselamatkan dan dipertahankan. Akan tetapi di sisi lain, dia juga meminta adanya perbaikan terhadap kesalahan manajemen Garuda Indonesia dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.

“GARUDA tidak Boleh dibangkrutkan. Pemerintah bersama pemegang saham lain harus bisa menyelamatkan GARUDA!,” kata dia.

“Tapi saya meminta, disamping kesalahan manejemen selama 20 tahun terakhir, saya meminta BPK, KPK, KEJAKSAAN, KEPOLISIAN atau siapapun untuk melakukan audit forensik mengenai korupsi yang terjadi di GARUDA selama ini,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama RCTI pada awal mengudara di tahun 1989 silam.

Dia kemudian mempertanyakan mengenai berbagai masalah yang melanda dunia penerbangan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, khususnya pada maskapai tempat dia menjabat sebagai salah satu anggota dewan komisaris.
Dia mempertanyakan alasan mengenai tingginya harga sewa pesawat Garuda Indonesia untuk penumpang yang terlampau mahal, pembelian pesawat yang tidak tepat sasaran, inefisiensi, dan lain sebagainya.

“A. Mengapa harga sewa pesawat GARUDA bisa hampir 2x lebih mahal dari harga sewa dipasar. B. Mengapa sampai terjadi pembelian pesawat pesawat yang salah dan tidak tepat untuk tujuannya. C. Mengapa terjadi banyak hal yang tidak effisien di Garuda. D. dan masih banyak hal lain,” ucap pria yang dikenal sangat menyukai aliran musik jazz ini.

Peter Gontha mengaku tergerak untuk mengungkapkan hal tersebut meski berisiko dipecat dari posisinya sebagai salah satu dewan komisaris Garuda Indonesia.
Sebab, Garuda Indonesia merupakan aset besar negara yang wajib untuk diselamatkan apapun keadaannya.

“Saya terpaksa, dengan risiko, menulis ini di MEDIA SOSIAL karena masih banyak opsi lain yang kami usulkan terutama untuk awak pesawat yang tidak di dengar oleh pihak2 tertentu. GARUDA harus diselamatkan!!!!!! Perusahaan Kebanggaan kita, pembawa SANG SAKA MERAH PUTIH ke berbagai penjuru dunia. Tapi, Kesalahan2, Korupsi, tidak effisiennya operasi, harus menjadi TERANG BENDERANG agar jangan Garuda menjadi sapi perah lagi dimasa mendatang!,” kata Peter.

Dia mengaku tak takut jika pada akhirnya dia harus diberhentikan dari posisinya saat ini, karena baginya Garuda Indonesia harus lebih bersikap transparan terhadap segala bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme yang mungkin terjadi baik disengaja maupun tidak.

“Saya menulis ini, dengan risiko diminta berhenti dari jajaran Komisaris, tapi tidak apa, agar saya bisa lebih lagi membuka kesalahan yang di-SENGAJA maupun tidak disengaja diperusahaan yang kita cintai ini,” tuturnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *