Persiapan Pembelajaran Tatap Muka Sekolah Nasima Operasikan GeNose

Ketua Pengurus YPI Nasima, Dr Indarti MPd (paling kiri) sedang mengisi kantong plastik khusus dengan hembusan nafasnya didampingi dua perawat Sekolah Nasima
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Semarang, Hajinews.id,- Sekolah Nasima Semarang mengoperasikan alat pendeteksi Virus Corona buatan Universitas Gajah Mada GeNose C19 untuk persiapan pembelajaran tatap muka. ‘’Kami sudah uji cobakan dan simulasikan berkali-kali penggunaan alat tersebut dibawah supervisi tim dari UGM dan tim Satgas Gugus Govid Sekolah Nasima,’’ kata Ketua Pengurus YPI Nasima, Dr Indarti MPd di SD Nasima, Jalan Puspanjolo Selatan 53 Semarang, kemarin (7/6/2021).

Direktur Sarana Prasarana YPI Nasima, Ahmad Jauhari MPd menjelaskan teknis pemeriksaan memakai perangkat GeNose C19. Tamu atau pengunjung dari luar akan diminta mengisi selembar form data kesehatan yang disiapkan oleh Tim Satuan Tugas Pencegahan Covid-19 (Tim Satgas PC-19) Sekolah Nasima.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Form tersebut bersisi isian data tentang penyakit bawaan atau komorbid, riwayat kontak dengan pasien Covid-19, maupun riwayat perjalanan dalam kurun waktu 14 hari ke belakang.

‘’Setelah itu dilanjutkan dengan pembagian kantung plastik khusus. Tim Satgas menulisi setiap kantong plastik dengan biodata tamu menggunakan spidol permanen,’’ kata Jauhari.

Mereka kemudian akan melakukan peniupan nafas ke kantong plastik tersebut. Kantung-kantung plastik yang telah penuh terisi hembusan nafas diserahkan kepada petugas. Dua perawat Sekolah Nasima, Dian Rukminingsih AmK dan Umi Fitrianti AmK yang ditugasi sebagai operator utama mulai memindai satu persatu kantung nafas dengan alat GeNose C19.

Menurut Jauhari, GeNose C19 merupakan alat pendeteksi Covid-19 melalui tiupan nafas yang ditampung dalam sebuah kantung plastik khusus.

‘’Dibanding alat tes sejenis, seperti PCR dan tes usap antigen, alat pendeteksi kreasi tim peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) ini dikenal mempunyai berbagai kelebihan sebagai pendeteksi Covid-19. Selain karya anak bangsa Indonesia yang harus diparesiasi, perangkatnya praktis dan canggih, proses pengambilan sampel uji lebih mudah dan tidak menyakitkan, akurasinya 97%, biaya operasionalnya lebih murah, dan bisa dioperasikan oleh siapapun, tidak harus oleh tenaga medis khusus,’’ katanya.

Dua Menit

Siapapun yang telah dilatih oleh tim UGM bisa menjadi operatornya. Hal terpenting adalah tetap menjaga kesterilan alat serta lingkungan pemeriksaan. Dr Indarti menjelaskan, GeNose C19 sudah mendapatkan sertifikat kelayakan edar dan pakai dari Kementerian Kesehatan RI.

Dalam waktu sekitar dua menit hasil pemindaian langsung diketahui. Kop Universitas Gajah Mada dengan tempat tes di Sekolah Nasima tertera pada lembaran hasil tes GeNose C19. Lembaran tersebut dapat langsung dicetak bila diperlukan untuk berbagai kepentingan.

“Alhamdulillah, hasil pemeriksaan terhadap Dr Indarti MPd, Ketua Pengurus YPI Nasima menunjukkan data ‘negatif’ dengan skala 0,81. Artinya Ibu Indarti tidak sedang terpapar virus Covid-19,” kata Dian Rukminingsih AMk, perawat Sekolah Nasima selaku operator GeNose C19.

“Alhamdulillah Sekolah Nasima bisa memiliki GeNose. Berdasarkan basis data yang disusun UGM, Sekolah Nasima adalah sekolah pertama di Semarang dan kedua di Jawa Tengah yang memiliki alat GeNose C19. Dengan alat ini kami memrogramkan untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap guru, karyawan, dan peserta didik paling lama sebulan sekali. Juga secara acak setiap minggu,” kata Indarti.

Dia menambahkan, tujuan dimiliki dan digunakannya CeNose C19 di Sekolah Nasima adalah untuk mendeteksi penyebaran Covid-19 secara lebih dini. Data-data yang ada menjadi dasar penentuan kebijakan yang akurat untuk mencegah penyebaran Covid-19 di sekolah. Melalui data tersebut dapat ditentukan secara pasti bahwa siapapun guru dan tenaga kependidikan yang ada dan bertugas pada hari yang bersangkutan adalah benar-benar negatif Covid-19. Siapapun yang terdeteksi positif dengan skala berapapun pasti sudah diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah dengan pantauan dari fasilitas kesehatan terdekat. (agus/smg)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *